Danau Toba, sebuah danau vulkanik yang terletak di provinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Lebih dari sekadar keindahan alam, Danau Toba memiliki nilai ganda sebagai monumen geologis global dan pusat peradaban bagi masyarakat Batak Toba. Perannya meluas dari sekadar daya tarik wisata, melainkan menjadi fondasi ekosistem yang vital, sumber mata pencaharian utama, dan landasan bagi kekayaan budaya yang tak ternilai. Dengan mengintegrasikan narasi ilmiah geologis dengan cerita rakyat yang melegenda, Danau Toba juga menjadi daya tarik utama dalam mengembangkan strategi promosi pariwisata yang disebut storynomic tourism.
Laporan ini bertujuan untuk menyajikan tinjauan menyeluruh yang mendalam mengenai Danau Toba, menganalisis evolusinya dari awal pembentukannya hingga kondisi saat ini. Kami akan mengulas keterkaitan kompleks antara aspek geologis yang ekstrem, fondasi sosiokultural yang kokoh, tantangan lingkungan yang dihadapi, dan dinamika kebijakan pembangunan modern. Metodologi yang digunakan adalah sintesis data dari berbagai sumber tepercaya, termasuk laporan pemerintah, jurnal ilmiah, dan publikasi media, untuk membangun narasi yang komprehensif, kredibel, dan berwawasan luas.
Secara ringkas, analisis menunjukkan bahwa pembentukan Danau Toba adalah peristiwa geologis tunggal yang berdampak global, berpotensi mengubah iklim dan memengaruhi evolusi populasi manusia. Peradaban Batak Toba memiliki akar budaya dan sejarah yang mendalam, terjalin erat dengan geografi danau. Namun, danau ini juga menghadapi tantangan lingkungan serius dari berbagai sumber, meskipun ada sinyal perbaikan yang patut diapresiasi. Menghadapi tantangan ini, pemerintah dan berbagai pihak telah berkolaborasi melalui kerangka kebijakan terpadu untuk mendorong pariwisata berkelanjutan yang seimbang.
Jejak Geologis dan Legenda Asal-Usul
Letusan Supervulkano Toba: Bencana yang Melahirkan Keindahan
Danau Toba terbentuk dari salah satu peristiwa geologis paling dahsyat dalam sejarah Bumi. Sekitar 74.000 tahun yang lalu, sebuah gunung berapi raksasa di wilayah yang kini menjadi Pulau Sumatera meletus dengan kekuatan yang tak terbayangkan.Letusan ini, yang memiliki Volcanic Explosivity Index (VEI) 8, merupakan erupsi gunung berapi terbesar yang pernah dialami manusia dalam 2,5 juta tahun terakhir. Letusan eksplosif ini melontarkan material dan magma dalam skala luar biasa, menyebabkan puncak gunung runtuh dan membentuk kaldera raksasa dengan volume bahan vulkanik yang dimuntahkan mencapai 2.800 kilometer kubik.
Dampak dari letusan ini melampaui batas lokal. Kolom semburan vulkanik Toba melepaskan emisi sulfur dalam jumlah masif ke stratosfer, sekitar 100 kali lebih banyak dibandingkan letusan Gunung Pinatubo tahun 1991 Pelepasan sulfur dioksida ini menyebabkan hilangnya ozon secara masif, menghasilkan kondisi radiasi UV yang berbahaya di permukaan Bumi, khususnya di daerah tropis. Indeks UV harian maksimum diperkirakan meningkat hingga 28 dari nilai normal 12, suatu kondisi yang jauh lebih parah daripada dampak penipisan ozon saat ini dan bahkan lebih besar dari perhitungan hipotetis akibat perang nuklir. Radiasi UV ekstrem ini, dikombinasikan dengan anomali cuaca dan berkurangnya ketersediaan pangan akibat abu vulkanik, diduga menyebabkan gagal panen, kelaparan, dan wabah penyakit yang berujung pada penurunan populasi manusia secara signifikan. Abu vulkanik dari letusan ini bahkan ditemukan tersebar sejauh 9.000 kilometer hingga ke Afrika Selatan.
Paradoksnya, bencana global inilah yang menjadi fondasi bagi keindahan dan kehidupan yang ada saat ini. Kaldera raksasa yang terbentuk dari runtuhan gunung kemudian terisi oleh air hujan dan aliran sungai, menciptakan danau yang luasnya sekitar 1.130 kilometer persegi dan dikenal sebagai Danau Toba. Kemudian, tekanan ke atas dari magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir di tengah danau. Danau Toba kini diakui sebagai danau tekto-vulkanik terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Memiliki kedalaman maksimum 505-508 meter dan kedalaman rata-rata 216 meter, Danau Toba merupakan salah satu danau terdalam di dunia. Peristiwa yang berpotensi memusnahkan peradaban manusia ini pada akhirnya melahirkan sebuah monumen alam yang unik. Hubungan sebab-akibat ini mengubah perspektif dari “hanya danau” menjadi sebuah “monumen alam hasil dari kekuatan alam yang ekstrem,” yang menjadi inti dari konsep geopark global dan strategi promosi pariwisata berbasis narasi atau storynomic tourism.
Tabel 1.1: Data Geofisik Utama Danau Toba
Kategori | Dimensi |
Panjang Maksimal | 100 km |
Lebar Maksimal | 30 km |
Luas Permukaan | 1.124 km² – 1.130 km² |
Kedalaman Maksimal | 505 m – 508 m |
Kedalaman Rata-rata | 216 m |
Volume Air | 244 km³ – 256,2 km³ |
Ketinggian Permukaan | 905 m – 995 m di atas permukaan laut |
Dari Mitos ke Sejarah: Asal-usul Si Raja Batak dan Legenda Toba
Hubungan masyarakat Batak Toba dengan danau ini tidak hanya didasarkan pada geografi, melainkan juga terjalin erat dengan narasi mitologis. Legenda yang paling terkenal menceritakan seorang pemuda yatim piatu bernama Toba yang memancing seekor ikan jelmaan putri. Mereka menikah dengan satu syarat: Toba tidak boleh mengungkapkan asal-usul istrinya sebagai jelmaan ikan. Ketika kemarahannya memuncak, Toba melanggar janji itu dengan menghardik anaknya, Samosir, sebagai “keturunan ikan”. Pelanggaran janji ini menyebabkan air meluap, menenggelamkan wilayah tersebut, dan menciptakan danau dan pulau di tengahnya yang dinamai Samosir.
Secara historis, penelitian genetik menunjukkan bahwa masyarakat Batak Toba memiliki komponen genetik dari berbagai kelompok dengan leluhur yang diduga bermigrasi dari Taiwan ribuan tahun yang lalu. Namun, bagi masyarakat Batak, asal-usul mereka terpusat pada sosok legendaris Bernama Si Raja Batak, yang diyakini sebagai leluhur pertama yang berasal dari sebuah desa di lereng Gunung Pusuk Buhit. Sejarah Batak Toba juga mencatat keberadaan berbagai kerajaan dan dinasti, dengan dinasti Sisingamangaraja sebagai yang terakhir, yang kekuasaannya berakhir setelah kekalahan dalam Perang Batak selama 30 tahun dan dimulainya kolonialisasi Belanda
Pilar Budaya: Konsep Dalihan Na Tolu dan Tradisi Khas
Fondasi sentral budaya Batak Toba adalah sistem adat yang disebut Dalihan Na Tolu, yang secara harfiah berarti “tungku berkaki tiga”. Konsep ini mewujudkan struktur sosial dan kekerabatan yang mengatur hubungan antar marga dan individu. Meskipun masyarakat Batak umumnya dianggap patriarkal, konsep ini memberikan peran krusial bagi perempuan dan keluarga mereka (Hula hula) yang dihormati dalam hubungan kekerabatan.
Kekayaan budaya Batak Toba terwujud dalam berbagai tradisi yang telah diwariskan turun-temurun, beberapa di antaranya telah beradaptasi dengan perkembangan zaman. Rumah Bolon adalah rumah adat Batak yang besar dan unik, yang dulunya dihuni oleh para raja dan digunakan untuk acara adat. Kain adat ulos, yang dulunya digunakan sebagai pakaian sehari-hari, kini menjadi simbol penting yang diberikan dalam upacara adat sebagai doa restu, misalnya dalam tradisi mangulosi. Tarian seremonial Tari Tortor yang dulu hanya menjadi pengiring musik tradisional gondang kini juga digunakan dalam acara sosial. Selain itu, terdapat ritual penting seperti Mangongkal Holi, yaitu ritual penggalian makam untuk memindahkan tulang-belulang ke dalam tugu, dan Tarian Sigale-gale, tarian boneka kayu yang menceritakan mitos mendalam tentang kesedihan seorang raja. Masyarakat Batak juga memiliki seni bela diri unik Bernama Mossak yang dipadukan dengan ilmu kebatinan. Pelestarian nilai-nilai budaya ini, termasuk yang berkaitan dengan perlindungan ekosistem, merupakan wujud konservasi tradisional yang dilakukan oleh masyarakat.
Mata Pencaharian dan Evolusi Sosial Masyarakat
Secara tradisional, mata pencaharian utama masyarakat di sekitar Danau Toba adalah pertanian dan perikanan. Sektor pertanian berfokus pada kegiatan bersawah, berladang, beternak, dan berkebun, dengan komoditas unggulan seperti kopi arabika dan robusta yang ditanam dengan system agroforestri. Sementara itu, perikanan mencakup penangkapan ikan dan budidaya ikan melalui Keramba Jaring Apung (KJA).
Seiring dengan perkembangan ekonomi, mata pencaharian masyarakat juga berevolusi. Selain sebagai petani dan nelayan ulung, banyak masyarakat Batak yang berkarier di sektor niaga, pemerintahan, pendidikan, hukum, dan kesehatan. Keindahan danau dan perkembangan pariwisata juga telah membuka peluang usaha baru, seperti penyewaan perahu, penginapan lokal, dan jasa pemandu wisata. Fenomena ini didukung oleh tradisi Mangaranto atau merantau, di mana masyarakat Batak Toba merantau ke kota-kota besar untuk mencari peluang pendidikan dan ekonomi yang lebih baik. Meskipun demikian, mereka tetap memiliki ikatan yang kuat dengan desa asal mereka (Bona Pasogit), yang menunjukkan bahwa ikatan budaya dan identitas melampaui batas geografis.
Kondisi Lingkungan dan Tantangan Kontemporer
Keanekaragaman Hayati dan Ancaman Degradasi Ekologis
Ekosistem di sekitar Danau Toba kaya akan keanekaragaman hayati. Beberapa jenis fauna yang ditemukan termasuk bangau putih, king fisher, berbagai jenis burung, monyet, dan siamang. Di dalam air danau, hidup ikan endemik seperti ihan batak dan ikan mas. Temuan satwa endemik Sumatera yang dilindungi dan terancam punah menunjukkan betapa pentingnya kawasan ini untuk upaya konservasi.
Namun, danau dan kawasan sekitarnya menghadapi krisis ekologis yang serius. Pulau Samosir, yang merupakan permata geografis di tengah danau, berada di ambang krisis akibat eksploitasi sumber daya alam, pembiaran struktural oleh pemerintah, dan lemahnya implementasi kebijakan konservasi. Faktor-faktor pemicu utamanya mencakup:
- Pembalakan Liar Masif: Aktivitas ilegal ini terus berlangsung tanpa kendali dan merusak hutan primer yang menjadi penopang keseimbangan ekologis, mengancam flora dan fauna endemik.
- Fragmentasi dan Degradasi Ekosistem: Penebangan hutan menciptakan “pulau-pulau kecil” ekosistem yang terpisah, mengganggu konektivitas habitat satwa liar dan menyebabkan banyak spesies kehilangan tempat hidupnya.
- Erosi dan Kerusakan Tanah: Penebangan tanpa kontrol mempercepat laju erosi, meningkatkan risiko tanah longsor terutama saat musim hujan. Kondisi ini juga memperburuk kualitas air Danau Toba yang merupakan sumber kehidupan utama masyarakat.
- Minimnya Tata Kelola: Perubahan status kawasan eks PT Indo Rayon Utama dari Hutan Produksi menjadi Hutan Lindung tidak mampu membendung kerusakan karena kurangnya regulasi teknis dan pengawasan di lapangan.
Analisis Kualitas Air: Sumber Pencemaran dan Perbaikan Mutu
Kualitas air Danau Toba telah menjadi perhatian utama karena peran vitalnya dalam menopang kehidupan dan pariwisata. Penelitian menunjukkan bahwa limbah domestik, yang berasal dari pemukiman, perhotelan, dan pasar, merupakan sumber pencemar utama yang mengandung kadar fosfat dan nitrat tinggi. Kandungan ini memicu proses eutrofikasi atau penyuburan perairan. Sumber pencemar lain mencakup limbah pertanian dari penggunaan pupuk tinggi fosfat dan nitrat, serta transportasi kapal yang belum dilengkapi tangki penampung limbah.
Terdapat kontradiksi dalam data mengenai kontribusi terbesar terhadap pencemaran. Sebuah penelitian dari Pusat Riset Perikanan Tangkap KKP pada 2017 menyimpulkan bahwa beban limbah domestik dari sungai-sungai kecil mencapai 53 kali lipat dari beban yang dihasilkan KJA. Sementara itu, penelitian Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumut pada 2016 menyebutkan bahwa kontribusi fosfor dari KJA lebih besar dibandingkan total kontribusi dari pemanfaat di daerah tangkapan air lainnya. Adanya perbedaan ini menunjukkan kompleksitas isu lingkungan dan perlunya riset yang lebih terpadu dan berkelanjutan untuk memastikan intervensi kebijakan yang tepat sasaran.
Meskipun demikian, ada sinyal positif terkait upaya perbaikan mutu air. Data pemantauan Dinas LHK Sumut menunjukkan penurunan jumlah lokasi dengan status “cemar berat” dari 6 lokasi pada tahun 2023 menjadi 3 lokasi pada tahun 2024. Selain itu, penelitian KLHK juga mencatat perbaikan mutu air yang signifikan dari tahun 2022 hingga 2024, di mana mutu air pada tahun 2024 secara rata-rata telah memenuhi baku mutu. Perbaikan ini didukung oleh berbagai upaya penanganan, termasuk pembangunan jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Parapat dan Ajibata oleh Kementerian PUPR untuk mencegah limbah domestik mencemari danau.
Fakta bahwa mutu air mengalami perbaikan yang signifikan di tengah krisis ekologis di daratan, terutama di Pulau Samosir, menunjukkan bahwa upaya konservasi tidak merata dan memerlukan pendekatan yang lebih holistik. Peningkatan mutu air dapat menjadi indikasi awal keberhasilan program pemerintah, tetapi keberlanjutannya akan sangat bergantung pada bagaimana isu degradasi lahan, seperti pembalakan liar dan erosi, ditangani. Solusi yang efektif harus mencakup sinergi antara kebijakan pengelolaan air dan tata ruang daratan, bukan hanya fokus pada salah satu masalah.
Transformasi Modern: Pariwisata dan Kebijakan Pembangunan
Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas (DPSP)
Pemerintah telah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) sebagai bagian dari upaya untuk mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Komitmen ini diperkuat dengan penetapan Peraturan Presiden (Perpres) No. 89 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) Danau Toba Tahun 2024-2044. Pemerintah daerah yang terlibat dalam pengembangan DPN Danau Toba meliputi Provinsi Sumatera Utara serta delapan kabupaten: Toba, Simalungun, Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat. Perpres ini berfungsi sebagai pedoman terpadu bagi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pariwisata yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan warisan budaya.
RIDPN mencakup berbagai aspek pembangunan, mulai dari perwilayahan, pembangunan daya tarik wisata, peningkatan aksesibilitas, penyediaan prasarana dan fasilitas umum, pemberdayaan masyarakat, pengembangan investasi, hingga pengelolaan yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pariwisata memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat setempat dan melestarikan keindahan alam serta budaya yang unik.
Sinergi Pembangunan: Peran Pemerintah, Swasta, dan Lembaga Internasional
Pembangunan di kawasan Danau Toba didukung oleh kolaborasi berbagai pihak. Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah menganggarkan dana hingga Rp4,04 triliun untuk pengembangan infrastruktur di KSPN Danau Toba. Proyek-proyek ini mencakup pembangunan infrastruktur pariwisata, jalan, dan fasilitas umum lainnya, yang sebagian besar diharapkan selesai pada tahun 2025. Perkembangan terbaru mencakup revitalisasi Menara Pandang Tele yang kini menjadi objek wisata baru , serta penyelesaian 24 pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan, termasuk Jalan Lingkar Pesisir untuk meningkatkan konektivitas antarkabupaten.
Dukungan juga datang dari lembaga internasional seperti Bank Dunia, yang melalui Program Pembangunan Pariwisata Terpadu dan Berkelanjutan (P3TB), berfokus pada peningkatan infrastruktur, revitalisasi tempat wisata, dan pelestarian budaya Batak. Selain itu, perusahaan swasta seperti PT INALUM juga menunjukkan komitmennya dalam pelestarian Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba melalui program penanaman pohon endemik dan pembangunan kawasan pembibitan modern. Partisipasi multi-stakeholder ini merupakan elemen vital dalam mewujudkan pembangunan yang komprehensif.
Tabel 4.1: Proyek Infrastruktur Utama dan Perkembangan Terkini
Proyek Infrastruktur | Keterangan | Anggaran | Status |
Pembangunan Infrastruktur KSPN | Infrastruktur pariwisata, jalan, dan fasilitas umum | Rp4,04 triliun | Berlanjut (target selesai 2025) |
Revitalisasi Menara Pandang Tele | Revitalisasi Skybridge, Resto Efrata, Skywalk, dll. | – | Selesai (dibuka Des 2024) |
Akses Jalan dan Jembatan | Pembangunan 24 akses jalan & jembatan, termasuk Jalan Lingkar Pesisir | – | Selesai Feb 2023) |
Pembangunan IPAL Parapat & Ajibata | Jaringan IPAL untuk mencegah pencemaran limbah domestik & perhotelan | Rp59,42 miliar | Selesai (mulai Sept 2020) |
Kawasan Pembibitan Modern | Proyek kerja sama PT INALUM dan PJT-1 untuk konservasi DTA | – | Dimulai (Sept 2024) |
Menuju Ekowisata Berkelanjutan
Meskipun terdapat kerangka kebijakan yang komprehensif dan investasi besar, laporan menunjukkan adanya kesenjangan antara kebijakan di atas kertas dengan implementasi di lapangan. Krisis ekologis di Pulau Samosir adalah contoh nyata kegagalan tata kelola, di mana perubahan status hutan menjadi Hutan Lindung tidak secara efektif membendung pembalakan liar Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan pariwisata berkelanjutan tidak hanya bergantung pada kucuran anggaran dan pembangunan fisik, tetapi juga pada tata kelola yang kuat, penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat yang efektif. Jika pembangunan ekonomi tidak diiringi dengan tata kelola lingkungan yang kuat, aset utama pariwisata itu sendiri akan rusak.
Model ekowisata yang kini dikembangkan di Danau Toba berfokus pada keseimbangan antara konservasi alam dan pelestarian budaya. Pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan ekosistem danau sambil melestarikan tradisi Batak. Beberapa desa di sekitar Danau Toba, seperti Desa Tomok, Desa Martoba, dan Desa Tipang, telah menerapkan model ini. Mereka menawarkan aktivitas yang mendidik seperti tur museum Batak, lokakarya menenun ulos, diskusi tentang konservasi budaya, hingga aksi pembersihan sampah. Desa Tipang bahkan menjadi model pertanian berkelanjutan dengan systemagroforestri yang ramah lingkungan.
Kesimpulan dan Rekomendasi Strategis
Sintesis Temuan: Narasi Kritis “Dari Awal Sampai Saat Ini”
Danau Toba adalah sebuah narasi yang kompleks dan dinamis, dimulai dari bencana geologis yang dahsyat yang secara paradoks melahirkan keindahan luar biasa, dan kini menjadi sumber kehidupan bagi sebuah peradaban dengan tradisi yang mendalam. Perjalanan “dari awal sampai saat ini” mencakup keterikatan antara mitos dan sains, struktur budaya yang kokoh, tantangan lingkungan yang akut, dan ambisi besar pembangunan pariwisata. Analisis menunjukkan bahwa keberlanjutan masa depan Danau Toba bergantung pada keseimbangan antara mendorong pertumbuhan ekonomi dan melindungi fondasi alam dan budaya yang menjadi daya tarik utamanya.
Prospek dan Tantangan di Masa Depan
Danau Toba memiliki prospek yang sangat besar untuk menjadi destinasi pariwisata kelas dunia yang berkelanjutan, dengan kerangka kebijakan yang kuat, dukungan investasi dari pemerintah dan swasta, serta warisan budaya yang tak lekang oleh waktu. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana mengatasi kesenjangan antara visi kebijakan di tingkat pusat dengan implementasi di tingkat daerah, serta bagaimana memastikan pembangunan tidak merusak ekosistem dan mengikis kearifan lokal.
Rekomendasi untuk Pengelolaan Terpadu Berkelanjutan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berikut adalah rekomendasi strategis untuk pengelolaan Danau Toba di masa depan:
- Penguatan Tata Kelola Lingkungan: Menerapkan regulasi teknis yang lebih jelas dan pengawasan yang ketat di kawasan Hutan Lindung, terutama di Pulau Samosir, untuk mengatasi pembalakan liar dan erosi.
- Riset dan Data Terpadu: Melakukan studi komprehensif dan berkelanjutan mengenai sumber pencemaran air untuk memastikan intervensi kebijakan yang tepat sasaran dan berbasis bukti. Kolaborasi multi-lembaga dalam pengumpulan data akan sangat krusial.
- Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Mengembangkan model pariwisata yang lebih inklusif, memastikan manfaat ekonomi dirasakan secara merata oleh masyarakat lokal dan desa wisata, bukan hanya oleh korporasi besar.
- Konservasi Kultural yang Berkelanjutan: Mengintegrasikan konservasi budaya sebagai pilar utama pariwisata. Promosi storynomic tourism akan memberikan nilai tambah yang unik dan mendorong wisatawan untuk menghargai warisan Batak Toba secara lebih mendalam.
- Kolaborasi Multi-Aktor: Mendorong sinergi yang lebih erat dan efektif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas lokal, dan akademisi untuk menciptakan solusi yang holistik dan berkelanjutan.
Daftar Pustaka :
- Danau Toba: Sains VS Legenda, diakses Agustus 22, 2025, https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/danau-toba-sains-vs-legenda
- ANALISIS KUALITAS AIR DI PERAIRAN DANAU TOBA PERIODE …, diakses Agustus 22, 2025, https://jurnal.kolibi.org/index.php/scientica/article/view/1412
- Kondisi Umum DTA Danau Toba & Kegiatan RHL oleh KLHK.pdf, diakses Agustus 22, 2025, http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/images/docs/Kondisi%20Umum%20DTA%20Danau%20Toba%20&%20Kegiatan%20RHL%20oleh%20KLHK.pdf
- Kekayaan Alam Danau Toba Melimpah!! Sebagian Besar Warga …, diakses Agustus 22, 2025, https://nagoripurbapasir.com/2024/11/18/kekayaan-alam-danau-toba-melimpah-sebagian-besar-warga-menjadi-nelayan/
- Sejarah Terbentuknya Danau Toba, Kisah … – SIDANAU – BRIN, diakses Agustus 22, 2025, https://sidanau.brin.go.id/berita/baca-berita/17/
- Studi Terbaru Singkap Dampak Letusan Gunung Toba 74.000 Tahun Lalu – Dinas ESDM Aceh, diakses Agustus 22, 2025, https://esdm.acehprov.go.id/berita/kategori/berita-nasional/studi-terbaru-singkap-dampak-letusan-gunung-toba-74000-tahun-lalu
- Danau Toba, Keindahan Alam yang Menyatu dengan Wisata Sejarah, diakses Agustus 22, 2025, https://maritim.go.id/detail/danau-toba-keindahan-alam-yang-menyatu-dengan-wisata-sejarah
- Paparan Ultraviolet ke Bumi Meningkat, Akibat Letusan … – Mongabay, diakses Agustus 22, 2025, https://mongabay.co.id/2023/04/03/paparan-ultraviolet-ke-bumi-meningkat-akibat-letusan-supervolcano-toba/
- Danau Toba – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses Agustus 22, 2025, https://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba
- 5 Fakta Menarik Danau Toba yang Jarang Diketahui, Terbentuk dari Letusan Gunung, diakses Agustus 22, 2025, https://www.merdeka.com/sumut/5-fakta-menarik-danau-toba-yang-jarang-diketahui-terbentuk-dari-letusan-gunung.html
- 10 Tradisi dan Budaya di Danau Toba: Merayakan Kekayaan …, diakses Agustus 22, 2025, https://jnewsonline.com/danau-toba-tradisi-batak/
- Pengaruh Budaya Batak Toba Terhadap Ekosistem Danau Toba di Kabupaten Samosir, diakses Agustus 22, 2025, https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4997
- Desa Sekitar Danau Toba ini Terapkan Pertanian Berkelanjutan dan Pariwisata Berbasis Lingkungan – Mongabay, diakses Agustus 22, 2025, https://mongabay.co.id/2024/10/29/desa-sekitar-danau-toba-ini-terapkan-pertanian-berkelanjutan-dan-pariwisata-berbasis-lingkungan/
- Kopi Komoditi Pertanian Unggulan Di Toba – Infopublik.id, diakses Agustus 22, 2025, https://infopublik.id/kategori/nusantara/680649/kopi-komoditi-pertanian-unggulan-di-toba
- Dampak Adanya Budidaya Keramba Jaring Apung Terhadap Ekosistem di Kawasan Danau Toba The Impact of Floating Craft Cultivation on – Universitas Sumatera utara, diakses Agustus 22, 2025, https://talenta.usu.ac.id/aquacoastmarine/article/download/10126/6001/41887
- Keragaman Jenis Pekerjaan Batak, Apa Saja? | kumparan.com, diakses Agustus 22, 2025, https://m.kumparan.com/sejarah-dan-sosial/keragaman-jenis-pekerjaan-batak-apa-saja-23ggi2hVQs5
- Biodiversity – Geopark Kaldera Toba, diakses Agustus 22, 2025, https://calderatobageopark.org/biodiversity/
- Foto: Satwa Liar Penjaga Ekosistem Danau Toba – Mongabay, diakses Agustus 22, 2025, https://mongabay.co.id/2018/06/18/foto-satwa-liar-penjaga-ekosistem-danau-toba/
- Pulau Samosir di Ambang Krisis Ekologis: Antara Degradasi …, diakses Agustus 22, 2025, https://harianjayapos.com/2025/06/09/pulau-samosir-di-ambang-krisis-ekologis-antara-degradasi-lingkungan-pembiaran-pemerintah-dan-harapan-yang-terluka/
- Pencemaran Air Danau Toba Menurun? Ini Penjelasan Dinas LHK Sumut, diakses Agustus 22, 2025, https://www.suaratani.com/2025/08/pencemaran-air-danau-toba-menurun-ini.html
- Peneliti: Sungai Tercemar Limbah Rusak Ekosistem Danau Toba – – LintasMedan, diakses Agustus 22, 2025, https://lintasmedan.com/peneliti-sungai-tercemar-limbah-perparah-pencemaran-danau-toba/
- Kualitas Air Danau Toba Mengalami Perbaikan Signifikan – Medan – AnalisaDaily.com, diakses Agustus 22, 2025, https://analisadaily.com/berita/baca/2024/10/27/1056857/kualitas-air-danau-toba-mengalami-perbaikan-signifikan/
- Danau Toba Tercemar, Gerakan Penyelamatan Digaungkan – detikNews, diakses Agustus 22, 2025, https://news.detik.com/berita/d-2957792/danau-toba-tercemar-gerakan-penyelamatan-digaungkan
- World Water Forum 2024: RI Tunjukkan Upaya Atasi Pencemaran Danau Toba, diakses Agustus 22, 2025, https://ekonomi.bisnis.com/read/20240518/45/1766514/world-water-forum-2024-ri-tunjukkan-upaya-atasi-pencemaran-danau-toba
- Potensi Wisata Danau di Indonesia bagi Kehidupan dan Sektor Pariwisata, diakses Agustus 22, 2025, https://www.kemenparekraf.go.id/berita/potensi-wisata-danau-di-indonesia-bagi-kehidupan-dan-sektor-pariwisata
- Pariwisata Terpadu Indonesia Mendukung Ribuan Usaha dan Masyarakat di Danau Toba dan Lombok – World Bank, diakses Agustus 22, 2025, https://www.worldbank.org/in/news/feature/2025/03/19/indonesia-integrated-tourism-improving-livelihoods-for-thousands-in-lake-toba-and-lombok
- Tahun 2020, Kementerian PUPR Anggarkan Rp 2,5 Triliun Untuk Pengembangan KSPN Danau Toba, diakses Agustus 22, 2025, https://bpiw.pu.go.id/berita/tahun-2020-kementerian-pupr-anggarkan-pengembangan-kspn-danau-toba-rp-25-triliun-1
- Pembangunan Infrastruktur dan Utilitas Dasar Danau Toba, Pemerintah Gelontorkan Anggaran Rp4,04 Triliun – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, diakses Agustus 22, 2025, https://www.sumutprov.go.id/artikel/artikel/pembangunan-insfratuktur-dan-utilitas-dasar-danau-toba-pemerintah-gelontorkan-anggaran-rp4-04-triliun
- Inilah 10 Proyek di Pulau Sumatera yang Bakal Selesai Tahun 2025, Apa Saja?, diakses Agustus 22, 2025, https://konstruksimedia.com/inilah-10-proyek-di-pulau-sumatera-yang-bakal-selesai-tahun-2025-apa-saja/
- Kementerian PUPR Tunjukkan Perannya dalam Membangun Infrastruktur di KSPN Danau Toba, diakses Agustus 22, 2025, https://bpiw.pu.go.id/berita/kementerian-pupr-tunjukkan-perannya-dalam-membangun-infrastruktur-di-kspn-danau-toba
- Kian Mudah Menuju Danau Toba, 24 Akses Jalan dan Jembatan Dibuka – Infopublik.id, diakses Agustus 22, 2025, https://infopublik.id/kategori/sorot-sosial-budaya/715592/kian-mudah-menuju-danau-toba-24-akses-jalan-dan-jembatan-dibuka
- Konservasi INALUM, diakses Agustus 22, 2025, https://konservasiinalum.com/
- Danau Toba: Menjaga Keindahan Alam dan Budaya melalui …, diakses Agustus 22, 2025, https://wisatasekolah.com/danau-toba-menjaga-keindahan-alam-dan-budaya-melalui-ekowisata/
- Di Kawasan Danau Toba – Jejaring Desa Wisata – Jadesta, diakses Agustus 22, 2025, https://jadesta.kemenpar.go.id/desa/dpp/1
- Desa Wisata Desa Martoba – Sumatera Utara, diakses Agustus 22, 2025, https://sumut.jadesta.com/desa/martoba
- Panduan Wisata Danau Toba Untuk Liburan Kamu Di Tahun 2025 – catperku.com, diakses Agustus 22, 2025, https://catperku.com/fakta-wisata-danau-toba/
- The “Nomadic Escape” in Indonesia | new spots to spice up tourism – Invest Islands, diakses Agustus 22, 2025, https://www.invest-islands.com/news/nomadic-escape-in-indonesia-new-spots-to-spice-up-tourism
- 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang sangat indah. Indonesia juga, diakses Agustus 22, 2025, https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/28756/9/09.%20NIM%207132210004%20CHAPTER%20I.pdf
- Koleksi bambu Taman Eden 100, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara dan perannya dalam taman – OJS Unud, diakses Agustus 22, 2025, https://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap/article/download/43441/26456
- Menjejak ke Eksotisme Bukit Indah Simarjarunjung: Keajaiban Alam yang Menyentuh Jiwa, diakses Agustus 22, 2025, https://www.kompasiana.com/cintaccu/65842ddf12d50f4df44ac562/menjejak-ke-eksotisme-bukit-indah-simarjarunjung-keajaiban-alam-yang-menyentuh-jiwa