Buku fenomenal Stephen Hawking, A Brief History of Time lebih dari sekadar ringkasan, analisis ini menggali substansi ilmiah, konteks penulisannya, dampak budaya yang luar biasa, serta evolusi pemikiran Hawking sendiri. Ditempatkan dalam ranah sains populer, laporan ini berpendapat bahwa signifikansi buku ini terletak tidak hanya pada kemampuannya menyederhanakan kosmologi, tetapi juga pada perannya sebagai jembatan antara sains dan imajinasi publik, meskipun dengan adanya kritik dan teori yang usang.

Pengantar: Kisah Seorang Manusia dan Alam Semesta

Stephen Hawking: Sang Manusia di Balik Buku Terlaris

Stephen William Hawking (1942–2018) adalah seorang fisikawan teoretis, kosmolog, dan penulis asal Inggris yang diakui secara luas sebagai salah satu pemikir terbesar di masanya. Ia memegang posisi akademis paling bergengsi di dunia, yaitu Lucasian Professor of Mathematics di University of Cambridge, sebuah jabatan yang pernah diemban oleh Isaac Newton. Lahir dari keluarga dokter di Oxford, Hawking menyelesaikan pendidikan sarjana fisika dari University College, Oxford, dan meraih gelar PhD dalam matematika terapan dan fisika teoretis dari Trinity Hall, Cambridge, dengan spesialisasi relativitas umum dan kosmologi.

Kisah hidup pribadinya yang luar biasa menjadi bagian tak terpisahkan dari persona publiknya. Pada usia 21 tahun, Hawking didiagnosis dengan bentuk penyakit neuron motorik (ALS) yang perlahan-lahan melumpuhkannya selama beberapa dekade. Seiring waktu, ia kehilangan kemampuannya untuk berbicara dan harus berkomunikasi melalui perangkat penghasil suara yang dioperasikan dengan sakelar tangan, dan akhirnya hanya dengan menggerakkan otot pipi. Meskipun menghadapi hambatan fisik yang sangat besar, kecerdasan Hawking tidak berkurang sedikit pun, memungkinkan dia untuk terus berkontribusi pada fisika teoretis, termasuk kolaborasi dengan Roger Penrose pada teorema singularitas gravitasi dan prediksi teoretis bahwa lubang hitam memancarkan radiasi, yang kini dikenal sebagai Radiasi Hawking.

Kehidupan Hawking yang heroik, di mana ia mengatasi rintangan luar biasa untuk tetap hidup dan terus berkarya, menjadi narasi yang memikat publik dan menjadi katalis utama bagi kesuksesan bukunya. Editornya, Peter Guzzardi, mengenang kesan mendalam dari pertemuan pertama mereka, di mana Hawking, meskipun terkurung di kursi roda, menunjukkan kecepatan berpikir yang “menakjubkan”. Narasi ini tidak hanya menambah kedalaman pada kisah penulisan buku, tetapi juga secara fundamental mengubah cara publik melihat sains dan para ilmuwan.

Motivasi dan Tujuan Penulisan

Motivasi di balik penulisan A Brief History of Time adalah campuran dari tujuan intelektual dan kebutuhan pribadi. Hawking memiliki tujuan mulia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang alam semesta, seperti “Bagaimana alam semesta dimulai dan apa yang membuatnya mungkin?” dan “Apakah alam semesta tidak ada habisnya atau ada batasnya?”. Ia ingin menjelaskan konsep-konsep abstrak kosmologi dan fisika dalam bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh non-ilmuwan. Selain itu, ada motivasi yang lebih pragmatis: kebutuhan akan dana untuk biaya perawatan 24 jam karena kondisi penyakitnya yang memburuk. Detail ini memberikan konteks penting yang menunjukkan ketekunan Hawking dalam menghadapi tantangan personalnya.

A Brief History of Time sebagai Fenomena Budaya

Sejak diterbitkan pada 1 April 1988, A Brief History of Time dengan cepat menjadi fenomena penerbitan global. Cetakan pertamanya di AS terjual habis dalam hitungan hari, dan buku ini dengan cepat naik ke puncak daftar buku terlaris. Buku ini dilaporkan telah terjual lebih dari 10 juta hingga 25 juta kopi di seluruh dunia dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa. Salah satu pencapaian yang paling mengesankan adalah rekornya di daftar buku terlaris Sunday Times selama 237 minggu. Hawking sendiri pernah bercanda bahwa ia “berhasil menjual lebih banyak buku tentang fisika daripada Madonna tentang seks”.

Kesuksesan luar biasa buku ini juga mengubah lanskap penerbitan sains populer. Sebelum A Brief History of Time, buku sains untuk audiens umum jarang mencapai kesuksesan komersial yang signifikan. Namun, keberhasilannya membuktikan adanya pasar besar dan belum tergarap untuk topik-topik ilmiah yang kompleks. Ini memicu “tsunami” buku sains populer, mendorong penerbit untuk lebih bersedia memberikan kesempatan kepada fisikawan lain untuk menulis buku bagi audiens umum. Buku ini tidak hanya berhasil menjual dirinya sendiri, tetapi juga melahirkan sebuah genre yang sekarang kita kenal, mengubah cara sains dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Isi dan Konsep Inti Buku

A Brief History of Time adalah sebuah perjalanan yang melintasi sejarah pemikiran ilmiah, dari kosmologi kuno hingga teori fisika modern yang paling mutakhir. Buku ini disusun dalam sebelas bab yang logis, yang masing-masingnya membangun pemahaman pembaca secara bertahap.

Dari Ptolomeus ke Einstein: Jejak Sejarah Ilmiah

Hawking mengawali bukunya dengan memetakan evolusi pemahaman manusia tentang alam semesta. Ia menelusuri sejarah astronomi dari model geosentris kuno yang dikemukakan oleh Aristoteles dan diperluas oleh Ptolemeus, yang menempatkan Bumi sebagai pusat alam semesta. Ia kemudian menjelaskan revolusi ilmiah yang dipimpin oleh Nicholas Copernicus dan Galileo Galilei, yang mendukung model heliosentris di mana Matahari berada di pusat tata surya. Hawking juga membahas bagaimana Galileo secara eksperimental menyangkal teori Aristoteles bahwa benda yang lebih berat jatuh lebih cepat, yang kemudian membuka jalan bagi hukum gerak dan gravitasi Sir Isaac Newton. Pendekatan historis ini berfungsi untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa pengetahuan ilmiah bersifat dinamis dan terus berkembang seiring waktu.

Landasan Fisika Modern: Relativitas dan Mekanika Kuantum

Dua pilar utama fisika modern yang dibahas dalam buku ini adalah teori relativitas umum dan mekanika kuantum. Hawking menjelaskan bahwa teori relativitas Einstein merevolusi pemahaman tentang ruang, waktu, dan gravitasi, terutama pada skala alam semesta yang luas. Ia memperkenalkan konsep ruang-waktu empat dimensi, di mana ruang dan waktu tidak lagi terpisah melainkan terjalin secara intrinsik. Untuk menjelaskan gravitasi, Hawking menggunakan analogi sederhana yang mudah dipahami: membayangkan sebuah matras tipis yang diregangkan. Ketika sebuah bola berat diletakkan di tengahnya, matras akan melengkung, dan jika kelereng diletakkan di dekatnya, kelereng tersebut akan “tertarik” ke arah bola. Analogi ini menggambarkan bagaimana massa sebuah benda melengkungkan ruang-waktu, yang kita rasakan sebagai gravitasi.

Di sisi lain, ia membahas mekanika kuantum, yang mengatur dunia partikel sub-atomik. Teori ini memperkenalkan elemen ketidakpastian dan probabilitas ke dalam fisika, yang sangat bertentangan dengan determinisme klasik. Hawking menjelaskan partikel dasar seperti quark dan konsep seperti antimateri, serta bagaimana teori ini dan relativitas umum membentuk dasar fisika modern.

Lubang Hitam: Titik Nol dan Radiasi Hawking

Hawking mencurahkan beberapa bab untuk lubang hitam, topik yang merupakan spesialisasi utamanya. Ia mendeskripsikan bagaimana lubang hitam terbentuk dari runtuhnya bintang yang sekarat dan menjelaskan bahwa lubang hitam adalah wilayah ruang-waktu di mana gravitasi sangat kuat sehingga tidak ada apa pun, bahkan cahaya, yang dapat melarikan diri.

Namun, kontribusi terbesar Hawking adalah argumennya bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya hitam. Di bab berjudul “Black Holes Ain’t So Black,” ia memperkenalkan konsep Radiasi Hawking. Berdasarkan efek kuantum, Hawking berteori bahwa pasangan partikel virtual (partikel dan antipartikel) terus-menerus muncul dari kekosongan di dekat event horizon lubang hitam. Jika satu partikel jatuh ke dalam lubang hitam sementara pasangannya melarikan diri, partikel yang melarikan diri tersebut akan muncul sebagai radiasi yang dipancarkan oleh lubang hitam. Proses ini, yang membuat lubang hitam secara perlahan kehilangan massa, pada akhirnya akan menyebabkannya menguap seiring waktu.

Awal dan Akhir Alam Semesta

Hawking membahas secara mendalam asal-usul alam semesta melalui teori Big Bang, yang menyatakan bahwa sekitar 10 hingga 20 miliar tahun yang lalu, seluruh alam semesta terkandung dalam satu titik yang sangat padat dan panas, sebuah singularitas. Ia menjelaskan bagaimana pengamatan menunjukkan bahwa alam semesta terus mengembang, sebuah fakta yang mengimplikasikan adanya awal. Buku ini juga berspekulasi tentang nasib akhir alam semesta, mempertimbangkan skenario seperti ekspansi tak terbatas (big rip) atau kemungkinan kontraksi kembali (big crunch) yang akan mengembalikan alam semesta ke singularitas.

Pencarian Teori Segala Sesuatu (Theory of Everything)

Tema sentral yang mengalir di seluruh buku ini adalah pencarian untuk Teori Segala Sesuatu—sebuah teori tunggal yang dapat menyatukan relativitas umum dan mekanika kuantum. Hawking berargumen bahwa penemuan teori semacam itu akan menjadi “kemenangan tertinggi nalar manusia,” yang akan memungkinkan kita untuk memahami secara fundamental seluruh alam semesta dan, dalam kata-katanya yang puitis, “mengetahui pikiran Tuhan”. Pencarian ini menyoroti bahwa sains modern masih memiliki celah, yang mendorong para ilmuwan untuk terus mencari jawaban yang lebih lengkap dan konsisten.

Kejelasan di Tengah Kompleksitas: Gaya Menulis Hawking

Salah satu aspek paling signifikan dari A Brief History of Time adalah gaya penulisannya. Hawking sengaja menulis dalam bahasa yang non-teknis, menghindari jargon dan hanya menyertakan satu persamaan matematika, E=mc2, di seluruh buku untuk membuatnya mudah diakses oleh audiens umum. Ia dipuji karena gaya menulisnya yang “jernih, jenaka, dan menarik”.

Namun, banyak pembaca menemukan paradoks dalam buku ini: meskipun bahasanya sederhana, konsep-konsepnya sangat rumit dan sering kali “berlawanan dengan intuisi”. Sejumlah ulasan dari pembaca dan kritikus menunjukkan bahwa buku ini “sedikit sulit untuk dibaca” dan terkadang “memerlukan istirahat” agar otak dapat memproses informasi yang baru saja dibaca.

Daya tarik buku ini mungkin bukan pada pemahaman penuh yang diberikannya, melainkan pada kemampuannya untuk memberikan “ilusi untuk memahami” mekanisme alam semesta. Buku ini tidak selalu bertujuan untuk memberikan pemahaman teknis yang mendalam, tetapi lebih untuk membangkitkan rasa ingin tahu, memicu imajinasi, dan menunjukkan keagungan alam semesta. Hal ini menjelaskan mengapa buku ini menjadi fenomena komersial, tetapi pada saat yang sama, masuk dalam daftar buku yang paling sering orang bohongi telah mereka baca. Buku ini menjadi simbol aspirasi intelektual, dibeli bukan hanya untuk dibaca dan dipahami, tetapi sebagai artefak yang mewakili kecerdasan dan keingintahuan.

Konsep Paling Menantang: Memahami Waktu Imajiner dan No-Boundary Proposal

Salah satu ide paling provokatif dalam buku ini adalah konsep waktu imajiner, yang Hawking jelaskan sebagai alat matematis, bukan konsep fiktif. Dalam fisika, waktu imajiner digunakan untuk menghaluskan singularitas, titik di mana hukum fisika yang kita kenal tidak berlaku, seperti singularitas Big Bang.

Konsep ini terkait erat dengan no-boundary proposal yang dikembangkan Hawking bersama James Hartle. Proposal ini membayangkan alam semesta tidak memiliki awal atau tepi, sama seperti permukaan Bumi yang bulat tidak memiliki batas. Analogi yang sering digunakan adalah Kutub Selatan; pertanyaan tentang “apa yang ada di selatan Kutub Selatan?” menjadi tidak ada artinya, sama seperti pertanyaan “apa yang terjadi sebelum Big Bang?”.

Meskipun ide-ide ini sangat sentral dalam buku, laporan menunjukkan bahwa konsep-konsep ini tidak diterima secara universal dalam komunitas ilmiah. Kritik, seperti yang dilontarkan oleh kosmolog Neil Turok, berargumen bahwa proposal tersebut “gagal total” dari sudut pandang matematis. Kritik semacam ini, alih-alih merusak buku, justru menggarisbawahi salah satu poin inti Hawking sendiri: bahwa teori fisika “selalu bersifat sementara, dalam arti bahwa itu hanyalah sebuah hipotesis: Anda tidak akan pernah bisa membuktikannya”. Dengan demikian, A Brief History of Time dapat dilihat sebagai dokumen historis yang menangkap pemikiran ilmiah pada masanya, yang terus diperbarui seiring dengan penemuan baru.

Dialog dengan Keberadaan: Sains, Agama, dan Sang Pencipta

Sepanjang buku, Hawking dengan cerdik menjalin diskusi tentang sains dan agama, terutama mengenai pertanyaan tentang peran Pencipta dalam asal-usul alam semesta.

A Brief History of Time bukanlah “polemik ateis” seperti yang dilakukan Richard Dawkins. Sebaliknya, Hawking memposisikan sains sebagai penjelasan yang tidak membutuhkan Pencipta, tetapi tidak secara eksplisit menyangkalnya.

Pergeseran pandangan Hawking terlihat jelas ketika membandingkan buku ini dengan karya-karya terbarunya. Dalam A Brief History of Time, ia berargumen bahwa jika alam semesta adalah entitas yang mandiri dan tidak memiliki batas, maka ia tidak membutuhkan awal atau akhir, sehingga peran Pencipta menjadi tidak ada. Namun, dalam buku-bukunya yang lebih baru, seperti The Grand Design, Hawking mengambil sikap yang jauh lebih tegas dan eksplisit, secara langsung menyatakan bahwa Tuhan tidak diperlukan untuk menjelaskan penciptaan alam semesta. Perbedaan ini mencerminkan evolusi ilmiah dan filosofis Hawking selama bertahun-tahun.

Resepsi, Kritik, dan Peran Signifikansinya

Kesuksesan Komersial dan Resepsi Publik

A Brief History of Time secara universal dipuji karena kemampuannya untuk mengkomunikasikan topik-topik yang sangat kompleks kepada audiens yang luas. Buku ini digambarkan sebagai “karya master” dan “ringkasan ulung” dari apa yang diyakini oleh para fisikawan tentang alam semesta. Kesuksesannya membangkitkan rasa ingin tahu tentang kosmos dan menginspirasi banyak orang untuk mempelajari fisika, seperti yang diakui oleh seorang mahasiswa yang mengatakan bahwa buku ini “meyakinkan saya untuk masuk ke fisika”. Namun, ada juga fakta menarik bahwa buku ini menempati peringkat keenam dalam survei buku yang paling sering orang bohongi telah mereka baca, sebuah indikasi bahwa buku ini seringkali dibeli sebagai simbol aspirasi intelektual daripada untuk benar-benar dipahami.

Pandangan dari Komunitas Ilmiah

Meskipun sebagian besar komunitas ilmiah memuji buku ini karena telah mempopulerkan fisika, ada juga kritik yang muncul. Beberapa fisikawan merasa cemburu, menganggap kesuksesan buku ini sebagai “selebritas mengalahkan substansi”.7 Kritik lain menyatakan bahwa buku ini terlalu menyederhanakan materi atau gagal menjelaskan konsep-konsep dasar dengan baik. Namun, secara keseluruhan, buku ini diakui sebagai pencapaian luar biasa yang berhasil menjembatani kesenjangan antara fisika teoretis yang rumit dan masyarakat umum.

‘Buku Saya Salah’: Teori yang Usang dan Evolusi Pemikiran Hawking

Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Hawking pernah mengatakan kepada kolaboratornya, Thomas Hertog, bahwa ia telah “berubah pikiran” dan bahwa bukunya, A Brief History of Time, “ditulis dari perspektif yang salah”. Alasan utamanya adalah perjuangannya untuk memahami mengapa alam semesta begitu “sangat ramah terhadap kehidupan” (fine-tuned). Pengakuan ini memicu kolaborasi 20 tahun yang menghasilkan teori top-down cosmology, yang menolak gagasan bahwa alam semesta diatur oleh hukum-hukum tanpa syarat yang sudah ada sebelumnya. Sebaliknya, alam semesta dilihat sebagai “entitas yang mengatur diri sendiri” di mana hukum-hukum fisika itu sendiri muncul dan berevolusi bersama alam semesta.

Pengakuan Hawking bahwa bukunya “salah” bukanlah kegagalan, melainkan bukti nyata dari proses ilmiah itu sendiri. Sains adalah proses koreksi diri yang terus-menerus. Warisan sejati A Brief History of Time mungkin bukan terletak pada kebenaran definitifnya, tetapi pada kemampuannya untuk menginspirasi generasi dan menunjukkan kepada dunia bahwa sains adalah “pencarian berkelanjutan untuk Teori Agung yang Menyatukan Segala Sesuatu”.

Tempatnya dalam Kanon Sains Populer

Perbandingan dengan Karya Hawking Lainnya

A Brief History of Time dapat ditempatkan dalam garis waktu evolusi pemikiran Hawking yang lebih besar. Pada tahun 2005, ia bekerja sama dengan Leonard Mlodinow untuk menerbitkan A Briefer History of Time, sebuah versi ringkas dan diperbarui dari buku aslinya yang ditujukan untuk audiens yang mencari bacaan yang lebih ringan. Kemudian, dalam The Grand Design, yang diterbitkan pada tahun 2010, Hawking dan Mlodinow menyajikan esai yang lebih berani yang secara eksplisit berargumen bahwa alam semesta tidak memerlukan pencipta. Buku ini juga memperkenalkan teori yang lebih baru seperti M-theory dan model-dependent realism. Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan pergeseran nada dan fokus Hawking dari kerangka filosofis yang lebih hati-hati menjadi argumen ateistik yang lebih langsung.

Berikut adalah tabel perbandingan untuk memvisualisasikan evolusi pemikiran Hawking:

Karya Utama Tahun Terbit Topik Utama Nada Filosofis (Tuhan) Audiens Target
A Brief History of Time 1988 Sejarah kosmologi, relativitas, mekanika kuantum, lubang hitam, singularitas Ada kemungkinan, tapi tidak diperlukan. “Mengetahui pikiran Tuhan.” Pembaca awam yang cerdas
A Briefer History of Time 2005 Ringkasan dan pembaruan dari buku sebelumnya dengan bahasa yang lebih mudah diakses Sama seperti buku aslinya Pembaca yang mencari versi lebih ringan dan diperbarui
The Grand Design 2010 M-theory, multiverse, model-dependent realism, top-down cosmology Secara eksplisit menyatakan bahwa Tuhan tidak diperlukan. Pembaca yang ingin mengikuti perkembangan terbaru dalam fisika teoretis

A Brief History of Time di Antara Karya-karya Populer Lainnya

Buku Hawking membuka jalan bagi “tsunami” buku sains populer yang telah membanjiri pasar sejak itu. Pembaca yang menikmati A Brief History of Time seringkali direkomendasikan untuk membaca buku-buku seperti Cosmos karya Carl Sagan, Astrophysics for People in a Hurry karya Neil deGrasse Tyson, dan The Elegant Universe karya Brian Greene. Buku-buku ini, meskipun memiliki gaya dan fokus yang berbeda, semuanya berbagi tujuan yang sama: membuat sains yang kompleks dapat diakses dan menarik bagi masyarakat umum.

A Brief History of Time secara efektif menempatkan dirinya sebagai titik awal, sebuah klasik yang memberikan gambaran menyeluruh tentang keadaan fisika teoretis pada akhir abad ke-20.

Kesimpulan: Warisan yang Kekal

A Brief History of Time lebih dari sekadar buku. Ia adalah sebuah fenomena budaya, sebuah testimoni terhadap kegigihan Stephen Hawking, dan sebuah artefak historis dari pemahaman ilmiah pada masanya. Meskipun beberapa teorinya sudah usang atau telah diperdebatkan, buku ini tetap sangat relevan untuk dibaca hari ini. Buku ini memberikan gambaran tentang “bagaimana umat manusia sampai pada pemahaman kita saat ini tentang alam semesta”  dan membangkitkan “rasa ingin tahu seperti anak kecil” terhadap keagungan kosmos.

Untuk pembaca baru, laporan ini menyimpulkan dengan panduan praktis: jangan merasa gagal jika tidak memahami setiap konsep yang dibahas. A Brief History of Time harus dibaca bukan sebagai “teks persiapan untuk belajar fisika,” melainkan sebagai “narasi yang memukau” tentang pencarian kebenaran di alam semesta.16 Warisan abadi Stephen Hawking terletak bukan hanya pada teori-teorinya, tetapi juga pada kemampuannya untuk menginspirasi generasi baru untuk melihat ke langit dan bertanya, dengan keberanian dan rasa ingin tahu yang tak terbatas.

 

Daftar Pustaka : 

  1. Stephen Hawking | Facts, Biography, Books, & Theories | Britannica, accessed September 2, 2025, https://www.britannica.com/biography/Stephen-Hawking
  2. A Brief History of Time: From the Big Bang to Black Holes by Stephen Hawking, Paperback, accessed September 2, 2025, https://www.barnesandnoble.com/w/a-brief-history-of-time-stephen-hawking/1100328875
  3. A Brief History of Time: Macrobiography | Current – The Criterion Collection, accessed September 2, 2025, https://www.criterion.com/current/posts/3100-a-brief-history-of-time-macrobiography
  4. A Brief History of Time is ‘wrong’, Stephen Hawking told collaborator – The Guardian, accessed September 2, 2025, https://www.theguardian.com/science/2023/mar/19/stephen-hawking-told-me-ive-changed-my-mind-my-book-is-wrong
  5. How A Brief History of Time changed our perception of physics, and …, accessed September 2, 2025, https://slate.com/technology/2018/03/how-a-brief-history-of-time-changed-our-perception-of-physics-and-science.html
  6. A brief history of A Brief History of Time by Stephen Hawking – The Guardian, accessed September 2, 2025, https://www.theguardian.com/science/2018/mar/14/a-brief-history-of-stephen-hawkings-brief-history-of-time
  7. A Brief History of Time by Stephen Hawking | Research Starters – EBSCO, accessed September 2, 2025, https://www.ebsco.com/research-starters/literature-and-writing/brief-history-time-stephen-hawking
  8. Book Summary – A Brief History of Time (Stephen Hawking), accessed September 2, 2025, https://readingraphics.com/book-summary-a-brief-history-of-time-stephen-hawking/
  9. The 100 best nonfiction books: No 6 – A Brief History of Time by Stephen Hawking (1988), accessed September 2, 2025, https://www.theguardian.com/books/2016/mar/07/100-best-nonfiction-books-6-brief-history-of-time-stephen-hawking
  10. “This is all mind-boggling stuff”: The Reception of A Brief History of Time – The Gale Review, accessed September 2, 2025, https://review.gale.com/2017/01/11/this-is-all-mind-boggling-stuff-the-reception-of-a-brief-history-of-time/
  11. A Brief History of Time by Stephen Hawking | by Kit Teguh | Medium, accessed September 2, 2025, https://kit-teguh.medium.com/a-brief-history-of-time-by-stephen-hawking-b421c98d56c4
  12. A Brief History of Time – University College Oxford (Univ), accessed September 2, 2025, https://www.univ.ox.ac.uk/book/brief-history-time/
  13. Imaginary time? · To the Edge of Time – EXPO – KU Leuven, accessed September 2, 2025, https://expo.bib.kuleuven.be/exhibits/show/to-the-edge-of-time/imaginaire-tijd-
  14. Chapter 6 | A Brief History of Time – SparknotesAI, accessed September 2, 2025, https://www.sparknotesai.com/books/2m88RdYoLrJIYGDuN1ySCm/chapters/1HAKjWMvgHxMH1w49faJ6w
  15. Hawking radiation explained in simple terms | BBC Sky at Night Magazine, accessed September 2, 2025, https://www.skyatnightmagazine.com/space-science/hawking-radiation
  16. stephenhawking.net, accessed September 2, 2025, https://www.stephenhawking.net/p/a-brief-history-of-time.html#:~:text=He%20introduces%20the%20groundbreaking%20concept,leading%20to%20their%20eventual%20evaporation.&text=Expanding%20on%20the%20previous%20chapter,holes%20and%20their%20paradoxical%20behavior.
  17. The Illustrated A Brief History of Time by Stephen Hawking: 9780553103748 | PenguinRandomHouse.com: Books, accessed September 2, 2025, https://www.penguinrandomhouse.com/books/77019/the-illustrated-a-brief-history-of-time-by-stephen-hawking/
  18. Reviewed: A Brief History of Time – Historically Speaking – WordPress.com, accessed September 2, 2025, https://vugradhistory.wordpress.com/2018/09/19/stephen-hawking-and-a-brief-history-of-time/
  19. The No-Boundary Proposal – How Stephen Hawking Worked – Science | HowStuffWorks, accessed September 2, 2025, https://science.howstuffworks.com/dictionary/famous-scientists/physicists/stephen-hawking3.htm
  20. Physicists Debate Hawking’s Idea That the Universe Had No Beginning | Quanta Magazine, accessed September 2, 2025, https://www.quantamagazine.org/physicists-debate-hawkings-idea-that-the-universe-had-no-beginning-20190606/
  21. The Grand Design – Truth Or Fiction? | Popular Writings | Reasonable Faith, accessed September 2, 2025, https://www.reasonablefaith.org/writings/popular-writings/science-theology/the-grand-design-truth-or-fiction
  22. Grand Design or Grand Delusion: Stephen Hawking on Science and God, accessed September 2, 2025, https://www.equip.org/articles/stephen-hawking-on-science-and-god/
  23. ▷ ‘A Brief History of Time’ Book Review【Stephen Hawking】 – WordsandFiction, accessed September 2, 2025, https://www.wordsandfiction.com/a-brief-history-of-time-book-review/
  24. Is ‘A Brief History of Time’ by Stephen Hawking the best book for the amateur physicist?, accessed September 2, 2025, https://www.quora.com/Is-A-Brief-History-of-Time-by-Stephen-Hawking-the-best-book-for-the-amateur-physicist
  25. theguardian.com, accessed September 2, 2025, https://www.theguardian.com/science/2023/mar/19/stephen-hawking-told-me-ive-changed-my-mind-my-book-is-wrong#:~:text=Typing%20on%20the%20computer%2Dcontrolled,written%20from%20the%20wrong%20perspective.%E2%80%9D
  26. A Brief History of Time / The Grand Design / Black Holes: The Reith …, accessed September 2, 2025, https://www.goodreads.com/book/show/40656508-a-brief-history-of-time-the-grand-design-black-holes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7 + 3 =
Powered by MathCaptcha