Transisi energi global menuju sistem rendah karbon telah menempatkan sektor energi terbarukan (EBT) sebagai salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja masa depan. Di Indonesia, dinamika ini tidak hanya mencerminkan tren global tetapi juga membuka peluang yang masif dan beragam. Laporan ini menyajikan analisis komprehensif mengenai lanskap profesi dalam industri EBT di Indonesia, mengidentifikasi tren pertumbuhan, mengklasifikasikan peran-peran kunci, dan menguraikan tantangan serta rekomendasi strategis.

Temuan utama menunjukkan bahwa pasar kerja EBT di Indonesia diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan eksponensial. Berdasarkan data dari International Renewable Energy Agency (IRENA) dan studi Institute for Essential Services Reform (IESR), diperkirakan akan tercipta jutaan lapangan kerja baru, yang didominasi oleh teknologi surya, angin, dan penyimpanan energi baterai. Namun, terlepas dari prospek yang cerah, terdapat kesenjangan signifikan antara target pemerintah dan realitas kesiapan sumber daya manusia (SDM). Hingga saat ini, belum ada strategi nasional yang jelas untuk mempersiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan, yang berpotensi menghambat laju transisi energi.

Tulisan ini menguraikan beragam profesi, mulai dari peran teknis seperti insinyur dan teknisi di bidang tenaga surya, panas bumi, dan hidro, hingga peran non-teknis seperti manajer proyek, analis keuangan, dan sales engineer. Pentingnya sertifikasi profesi ditekankan sebagai jembatan yang krusial untuk mengisi kesenjangan kompetensi yang ada. Keberadaan Lembaga Sertifikasi Profesi Energi Terbarukan (LSP ET) yang berlisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) adalah indikator penting dari komitmen untuk standarisasi profesi.

Untuk memaksimalkan potensi ini, diperlukan kolaborasi sinergis antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan. Pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang konsisten dan mempercepat investasi, industri harus berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan, dan lembaga pendidikan harus menyelaraskan kurikulumnya dengan kebutuhan pasar. Secara keseluruhan, industri EBT di Indonesia tidak hanya menawarkan pekerjaan, melainkan juga kesempatan untuk membangun ekosistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

Kondisi Ketenagakerjaan Energi Terbarukan di Indonesia: Tinjauan Makro

Proyeksi Pertumbuhan Lapangan Kerja Nasional

Transisi energi merupakan salah satu pendorong paling signifikan bagi pasar kerja global dalam beberapa dekade mendatang. Di Indonesia, negara tropis dengan sumber daya EBT yang melimpah, peluang ini sangat besar. Menurut laporan IRENA, jumlah pekerjaan di sektor energi terbarukan di Indonesia diperkirakan akan meningkat secara substansial. Dari sekitar 0,63 juta pekerjaan pada saat ini, angka tersebut diproyeksikan naik menjadi 0,74 juta pada tahun 2030, dan akan mencapai 1,07 juta pada tahun 2050. Bioenergi dan teknologi surya diprediksi akan menjadi teknologi yang mendominasi penciptaan pekerjaan di dekade pertama transisi ini.

Proyeksi lain dari studi IESR menunjukkan potensi yang jauh lebih masif, khususnya dari pengembangan industri manufaktur EBT di dalam negeri. Optimalisasi industri manufaktur surya, angin, dan baterai memiliki potensi untuk menciptakan hingga 9,7 juta job-years pada tahun 2060. Dari total tersebut, pengembangan industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan rantai pasoknya diperkirakan akan menciptakan 5,7 juta job-years. Sektor Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) akan menyumbang 1,8 juta job-years, sementara industri baterai untuk penyimpanan energi dan kendaraan listrik berpotensi menciptakan 2,2 juta pekerjaan. Angka-angka ini mengindikasikan bahwa industri EBT tidak hanya menawarkan pertumbuhan linear, tetapi potensi lonjakan eksponensial dalam satu atau dua dekade mendatang. Hal ini menjadikan sektor EBT sebagai salah satu pilar utama masa depan ketenagakerjaan di Indonesia.

Sumber Data Tahun Proyeksi Jumlah Pekerjaan (dalam juta) Sektor Utama
IRENA 2030 0,74 Bioenergi, Tenaga Surya
IRENA 2050 1,07 Bioenergi, Tenaga Surya
IESR 2060 9,7 job-years Tenaga Surya, PLTB, Baterai

Dampak Transisi dan Kesiapan Sumber Daya Manusia

Meskipun prospek penciptaan pekerjaan sangat cerah, laporan ini mengidentifikasi kontradiksi signifikan antara target pemerintah dan realitas di lapangan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius, seperti mencapai bauran energi terbarukan sebesar 17-20% pada tahun 2025 dan 23% pada tahun 2030. Namun, realisasi seringkali tertinggal dari target, dengan pencapaian bauran EBT hanya mencapai 14,68% pada tahun lalu, di bawah target 19,5%. Kesenjangan ini menciptakan ketidakpastian bagi investor dan menunda realisasi proyek-proyek EBT besar, yang secara langsung memperlambat laju penciptaan lapangan kerja.

Kurangnya realisasi investasi EBT di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain belum adanya lelang pembangkit yang signifikan oleh PLN dan inkonsistensi regulasi yang menghambat pergerakan industri. Akibatnya, alih-alih memanfaatkan momentum global, sektor EBT di Indonesia masih menghadapi tantangan struktural yang membatasi pertumbuhannya. Lebih lanjut, kesiapan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia juga belum memiliki strategi yang jelas dari pemerintah. Ini menimbulkan pertanyaan kritis: bagaimana Indonesia akan mengisi jutaan lapangan kerja yang diproyeksikan jika pondasi pendidikan dan pelatihan belum siap untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten?

Transisi energi memerlukan “DNA baru” bagi para pekerja. Ini bukan hanya tentang mengganti pekerja dari sektor energi fosil, tetapi tentang melakukan reskilling dan upskilling secara masif untuk memenuhi kebutuhan keterampilan di sektor EBT. Tanpa intervensi kebijakan yang terkoordinasi dan strategi pengembangan SDM yang matang, kesenjangan antara permintaan industri dan ketersediaan tenaga kerja yang kompeten akan terus melebar.

Klasifikasi Profesi Berdasarkan Sektor Energi Terbarukan

Industri energi terbarukan tidak hanya berpusat pada satu atau dua jenis profesi, melainkan menawarkan spektrum peran yang luas dan beragam, mencakup bidang teknis, non-teknis, hingga manajerial. Profesi-profesi ini tersebar di seluruh rantai nilai, mulai dari tahap perencanaan, konstruksi, operasi, pemeliharaan, hingga penjualan.

Sektor Tenaga Surya (PLTS)

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi energi surya yang paling melimpah, mencapai 207.800 Megawatt (MW). Lapangan kerja di sektor ini mencakup seluruh siklus hidup proyek, mulai dari studi kelayakan, desain, instalasi, hingga purna-operasi. Profesi inti di bidang ini meliputi:

  • Solar Engineer: Bertanggung jawab merancang sistem PLTS yang efisien. Mereka harus memiliki pemahaman mendalam tentang komponen seperti panel surya, inverter, dan baterai, serta mampu menggunakan perangkat lunak desain seperti PVsyst atau Helioscope.
  • Teknisi Instalasi dan Pemeliharaan: Peran ini krusial di lapangan. Teknisi bertanggung jawab untuk memasang dudukan modul, sistem kelistrikan, dan melakukan pemeliharaan rutin. Kualifikasi yang dibutuhkan mencakup kemampuan membaca gambar teknik, menggunakan perkakas tangan, dan pemahaman yang kuat tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
  • Operator PLTS: Mengoperasikan dan memelihara panel surya di lapangan. Diperlukan pengetahuan teknis tentang sistem tenaga PLTS dan kemampuan manajerial proyek.

Sektor Panas Bumi dan Hidro

Indonesia adalah salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia, serta potensi hidro yang signifikan. Profesi di sektor ini cenderung fokus pada geologi, eksplorasi, dan pengoperasian mesin pembangkit yang sangat kompleks. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) misalnya, mencari posisi Operator yang membutuhkan latar belakang pendidikan dari jurusan Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Listrik, dan Teknik Konversi Energi.

Selain peran teknis, industri ini juga membutuhkan beragam profesional non-teknis. Lowongan magang dan talent scouting dari perusahaan besar seperti PGE menunjukkan permintaan untuk lulusan dari disiplin ilmu seperti Akuntansi, Hukum, Manajemen, Komunikasi, dan bahkan Sosiologi. Ini menunjukkan bahwa industri EBT adalah ekosistem yang kompleks, di mana hampir semua latar belakang pendidikan memiliki peran penting, mulai dari perencanaan bisnis, manajemen risiko, hingga kepatuhan regulasi.

Sektor Angin, Bioenergi, dan Energi Laut

Energi angin (bayu) dan bioenergi juga memiliki peran besar dalam peta jalan energi terbarukan Indonesia. Pekerjaan di sektor ini meliputi manufaktur komponen, konstruksi, serta Operasi dan Pemeliharaan (O&M). Untuk bioenergi, profesi terkait pengolahan bahan baku menjadi bahan bakar alternatif juga sangat relevan. Bioetanol, misalnya, diproduksi dari fermentasi bahan baku yang kaya karbohidrat seperti jagung, singkong, dan tebu. Sektor ini menunjukkan bagaimana transisi energi dapat merevitalisasi sektor ekonomi tradisional seperti pertanian, dengan menciptakan pekerjaan baru di sepanjang rantai pasok bioenergi.  Energi laut, yang memanfaatkan pasang surut, gelombang, dan arus, juga memiliki potensi besar di Indonesia. Meskipun sebagian besar masih dalam tahap pengembangan, tren global menunjukkan bahwa profesi di bidang ini akan berkembang pesat di masa depan, seiring dengan kemajuan teknologi.

Profesi di Bidang Teknologi Baru dan Pendukung

Pengembangan industri EBT tidak lepas dari teknologi-teknologi pendukung yang inovatif. Dua area yang menjadi sangat penting adalah Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS) dan Smart Grid.

  • Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS): Teknologi ini sangat krusial untuk mengatasi intermitensi dari pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Peran di bidang ini mencakup BESS Technician, yang bertugas melakukan inspeksi, pemeliharaan, dan troubleshooting pada sistem penyimpanan energi. Posisi lain termasuk
    Senior Electrical Engineer dan Principal Engineer yang berfokus pada desain dan pengembangan sistem. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Indonesia untuk menambah 10,2 GW penyimpanan energi hingga tahun 2034 menjadi indikasi kuat bahwa profesi ini akan sangat dicari di masa mendatang.
  • Smart Grid dan Digitalisasi Jaringan: Transisi energi menuntut modernisasi jaringan listrik untuk mengintegrasikan berbagai sumber EBT yang terdesentralisasi. Profesi yang relevan di bidang ini mencakup
    Software Engineer dan Finance Analyst di perusahaan seperti Siemens yang menyediakan solusi digitalisasi. Peran-peran ini berfokus pada operasi jaringan berbasis data (
    data-driven grid operations) dan infrastruktur metering canggih (advanced metering infrastructure). Hal ini menunjukkan bahwa masa depan energi terbarukan adalah masa depan yang terintegrasi dengan teknologi informasi, menciptakan peran hibrida yang menuntut kombinasi keterampilan teknis dan digital.

Uraian Lengkap Profesi Kunci

Manajer Proyek (EBT)

Peran manajer proyek dalam industri EBT sangat sentral dan strategis. Profesional ini bertanggung jawab untuk mengawasi seluruh siklus hidup proyek, dari perencanaan awal hingga penyelesaian. Tugas utamanya meliputi memastikan ketersediaan barang dan tim teknisi sesuai proposal, membuat timeline proyek, mengelola anggaran, dan mengidentifikasi serta mengelola risiko yang mungkin timbul. Manajer proyek EBT harus memiliki kombinasi keterampilan kepemimpinan, pengorganisasian, analitis, dan manajemen konflik yang kuat.

Latar belakang pendidikan yang ideal untuk profesi ini umumnya berasal dari jurusan Teknik, seperti Teknik Industri, Teknik Sipil, atau Teknik Elektro, serta jurusan Manajemen atau bahkan Informatika. Gaji seorang manajer proyek di Indonesia bervariasi tergantung pengalaman dan skala proyek, namun rata-rata gaji bulanan berada di kisaran Rp 8,5 juta hingga Rp 11,5 juta.

Insinyur dan Teknisi EBT

Insinyur dan teknisi adalah tulang punggung operasional industri EBT. Terdapat beragam spesialisasi, seperti Insinyur Listrik yang bertanggung jawab atas perancangan dan instalasi sistem kelistrikan,Insinyur Sipil/Struktural yang menangani aspek konstruksi dan fondasi proyek, dan Insinyur Mekanikal yang berfokus pada desain mesin dan peralatan.

Jenjang karier untuk profesi ini memiliki jalur yang jelas. Seorang lulusan Diploma-3 (D3) dapat memulai karier sebagai Operator, kemudian berkembang menjadi Insinyur setelah menyelesaikan pendidikan S1, dan dengan pengalaman yang cukup, dapat naik ke posisi manajerial seperti

Manajer Proyek. Gaji seorang teknisi rata-rata berkisar antara Rp 3,35 juta hingga Rp 5,08 juta per bulan. Sementara itu, gaji seorang insinyur dapat mencapai sekitar Rp 7 juta per bulan, dan dengan pengalaman, dapat meningkat jauh lebih tinggi.

Sales Engineer Panel Surya

Profesi sales engineer merupakan perpaduan unik antara keahlian teknis dan kemampuan penjualan, yang sangat dibutuhkan dalam industri EBT. Peran ini tidak hanya menjual produk, tetapi juga memberikan solusi teknis yang kompleks kepada pelanggan, baik dari sektor industri, komersial, maupun residensial.

Tugas-tugas seorang sales engineer mencakup presentasi teknis kepada calon klien, melakukan survei lokasi awal (initial site survey) untuk menilai potensi instalasi, mengembangkan strategi pemasaran, dan berkoordinasi dengan tim teknis untuk menyiapkan proposal proyek dan penawaran harga. Kualifikasi yang dibutuhkan meliputi gelar sarjana (S1) di bidang Teknik Elektro atau Konversi Energi, serta pengalaman minimum 5 tahun dalam penjualan teknis di industri surya. Gaji yang ditawarkan untuk posisi ini cukup kompetitif, berkisar antara Rp 8 juta hingga Rp 10 juta per bulan, mencerminkan permintaan yang tinggi untuk kombinasi keterampilan ini.

Kualifikasi, Pendidikan, dan Sertifikasi Profesi

Jalur Pendidikan Formal

Masa depan industri EBT sangat bergantung pada ketersediaan tenaga kerja yang terdidik. Jurusan-jurusan yang menjadi fondasi utama mencakup Teknik Energi Terbarukan, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Sipil, dan Teknik Lingkungan. Namun, industri ini juga membuka pintu bagi lulusan non-teknis. Lowongan magang dan talent scouting dari perusahaan seperti PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menunjukkan bahwa ada permintaan untuk lulusan dari jurusan Akuntansi, Hukum, Manajemen, Komunikasi, dan Sosiologi. Ini membuktikan bahwa hampir semua latar belakang pendidikan memiliki tempat di ekosistem EBT.

Peran Krusial Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

Meskipun pendidikan formal menyediakan dasar, sertifikasi profesi berperan sebagai jembatan yang krusial untuk mengukur dan memvalidasi kompetensi seorang pekerja. Lembaga Sertifikasi Profesi Energi Terbarukan (LSP ET) adalah salah satu badan yang bertanggung jawab untuk melakukan sertifikasi terhadap individu dengan kualifikasi dan kompetensi di bidang EBT. Keberadaannya berlandaskan hukum, seperti Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan peraturan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Sertifikasi memberikan pengakuan resmi atas keahlian yang dimiliki oleh seorang profesional, yang pada gilirannya meningkatkan rasa percaya diri dan kredibilitas di mata pemberi kerja. Selain itu, sertifikasi yang diakui secara nasional dan internasional juga membuka peluang karier di perusahaan multinasional. Proses sertifikasi mencakup ujian tertulis, ujian praktik, dan wawancara untuk memastikan bahwa peserta telah memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

Program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) juga memainkan peran penting dalam pemberdayaan melalui sertifikasi. Sebagai contoh, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga memfasilitasi pelatihan dan sertifikasi bagi operator PLTS junior di desa-desa binaan. Program ini tidak hanya melengkapi masyarakat lokal dengan keterampilan teknis, tetapi juga memberikan pengakuan formal yang dapat membuka peluang kerja, mendukung keberlanjutan program EBT di daerah tersebut, dan memberdayakan komunitas secara ekonomi.

Perusahaan Terkemuka dan Peluang Karier

Peluang kerja di industri EBT tersebar di seluruh rantai nilai, dari pengembang proyek, kontraktor, hingga penyedia teknologi dan layanan pendukung.

Pengembang & Produsen Energi

Perusahaan-perusahaan ini adalah inti dari industri EBT, berfokus pada pengembangan dan pengoperasian pembangkit listrik skala besar. Contohnya adalah emiten EBT yang terdaftar di bursa efek, seperti:

  • PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO): Produsen energi panas bumi terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini secara aktif melakukan
    talent scouting untuk berbagai posisi, baik teknis maupun non-teknis, dan berinvestasi dalam pelatihan karyawannya.
  • PT Arkora Hydro Tbk (ARKO): Berfokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga air (run-of-river). Perusahaan ini mencari insinyur dan ahli yang berdedikasi untuk membangun Indonesia yang lebih hijau.
  • PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): Perusahaan energi terbarukan dari Barito Group yang fokus pada energi panas bumi dan angin.

Kontraktor & Pelaksana Proyek (EPC)

Perusahaan-perusahaan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) bertanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur fisik proyek EBT.

  • PT ATW Solar Indonesia: Merupakan salah satu kontraktor panel surya terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini menyediakan solusi tenaga surya terintegrasi, termasuk panel, inverter, dan layanan manajemen proyek.
  • PT Wedosolar Indonesia: Berfokus pada instalasi listrik untuk proyek PLTS.
  • PT PLN Nusantara Power Constructions: Berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan secara umum.

Penyedia Teknologi & Layanan Pendukung

Industri EBT juga didukung oleh perusahaan-perusahaan yang menyediakan teknologi inovatif dan layanan krusial.

  • Siemens Indonesia: Perusahaan multinasional yang menyediakan solusi elektrifikasi, otomatisasi, dan digitalisasi. Perusahaan ini menawarkan peluang karier di bidang teknologi dan infrastruktur cerdas (smart infrastructure), seperti Smart Grid.
  • PT Andritz Hydro: Menyediakan teknologi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air.
  • Wuling Motors: Berkontribusi dalam ekosistem EBT melalui pengembangan dan penjualan mobil listrik, yang erat kaitannya dengan BESS dan infrastruktur pengisian daya.

Analisis Tantangan dan Rekomendasi Strategis

Tantangan Struktural

Transisi energi di Indonesia menghadapi beberapa tantangan struktural yang signifikan. Pertama, terdapat kesenjangan antara target pemerintah dan realisasi investasi. Hingga saat ini, belum adanya lelang pembangkit energi terbarukan oleh PLN menjadi salah satu penyebab utama rendahnya realisasi investasi. Ketidakpastian regulasi dan kurangnya insentif yang jelas juga memperpanjang ketergantungan pada subsidi energi fosil, yang pada gilirannya menghambat investasi swasta di sektor EBT.

Kedua, terdapat kesenjangan keterampilan yang nyata. Meskipun proyeksi pekerjaan sangat besar, pemerintah belum menetapkan strategi yang jelas untuk mempersiapkan tenaga kerja. Ini menciptakan ketidaksesuaian antara lulusan pendidikan formal dan kebutuhan praktis di industri, sehingga menghambat laju penciptaan lapangan kerja secara optimal.

Rekomendasi Strategis

Untuk mengatasi tantangan ini dan membuka potensi penuh dari industri EBT, diperlukan langkah-langkah strategis yang terkoordinasi.

  • Untuk Pemerintah: Segera tetapkan strategi pengembangan SDM yang jelas dan komprehensif.1 Percepat proses lelang proyek EBT dan sederhanakan regulasi untuk menarik investasi swasta. Penting untuk menciptakan kerangka kebijakan yang stabil dan dapat diprediksi untuk mengurangi risiko investasi.
  • Untuk Industri: Perusahaan harus proaktif dalam mengatasi kesenjangan keterampilan dengan berinvestasi pada program pelatihan dan sertifikasi bagi karyawan mereka.36 Kolaborasi dengan lembaga pendidikan juga sangat penting untuk menyusun kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
  • Untuk Lembaga Pendidikan: Perlu merevisi dan memperbarui kurikulum agar sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri EBT. Fokus tidak hanya pada teori, tetapi juga pada keterampilan praktis, seperti penggunaan perangkat lunak desain dan pemahaman tentang teknologi baru seperti BESS dan Smart Grid.

Kesimpulan

Industri energi terbarukan di Indonesia menawarkan prospek karier yang dinamis, beragam, dan sangat menjanjikan, dengan potensi untuk menciptakan jutaan lapangan kerja di berbagai sektor. Peluang ini tidak terbatas pada bidang teknis, melainkan juga mencakup peran di bidang manajemen, keuangan, pemasaran, dan hukum. Keberhasilan dalam merealisasikan potensi ini akan sangat bergantung pada kemampuan Indonesia untuk menjembatani kesenjangan yang ada antara ambisi kebijakan dan kesiapan sumber daya manusia.

Laporan ini menyimpulkan bahwa kunci untuk transisi yang berhasil terletak pada kolaborasi sinergis antara pembuat kebijakan, industri, dan lembaga pendidikan. Dengan menciptakan kerangka kerja yang mendukung, berinvestasi dalam pengembangan keterampilan, dan menyelaraskan sistem pendidikan dengan kebutuhan industri, Indonesia dapat memaksimalkan manfaat ekonomi dan lingkungan dari transisi energi. Profesi di sektor EBT bukan hanya sekadar pekerjaan, melainkan kontribusi langsung terhadap pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan masa depan yang lebih hijau untuk bangsa.

 

Daftar Pustaka :

  1. Kesiapan Ketenagakerjaan untuk Energi Terbarukan di Indonesia …, accessed September 1, 2025, https://iesr.or.id/kesiapan-ketenagakerjaan-untuk-energi-terbarukan-di-indonesia/
  2. Pengembangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan Mempunyai …, accessed September 1, 2025, https://iesr.or.id/pengembangan-industri-manufaktur-energi-terbarukan-mempunyai-potensi-ekonomi-hingga-rp8-824-triliun-di-2060/
  3. Characteristics, Types, Benefits and Indicators of EBT in Indonesia – Sucofindo, accessed September 1, 2025, https://www.sucofindo.co.id/en/articles/characteristics-types-benefits-and-indicators-of-ebt-in-indonesia/
  4. Indonesia menargetkan 17–20 persen energi terbarukan pada 2025 …, accessed September 1, 2025, https://www.antaranews.com/berita/4894993/indonesia-menargetkan-17-20-persen-energi-terbarukan-pada-2025
  5. Investasi Energi Terbarukan Archives – IESR, accessed September 1, 2025, https://iesr.or.id/tag/investasi-energi-terbarukan/
  6. Tantangan Transisi Energi Indonesia Halaman 1 – Kompasiana.com, accessed September 1, 2025, https://www.kompasiana.com/cakrush/6882e719c925c442346a6c15/tantangan-transisi-energi-indonesia
  7. Siapkan SDM Kompeten Untuk Transisi Energi, PLN Kirim 1.700 …, accessed September 1, 2025, https://web.pln.co.id/media/siaran-pers/2024/10/siapkan-sdm-kompeten-untuk-transisi-energi-pln-kirim-1-700-pegawai-belajar-ebt
  8. Apa itu Energi Terbarukan? – Renewable Energy Indonesia, accessed September 1, 2025, https://renewableenergy.id/energi-terbarukan/
  9. Solar Sales Engineer – Engie SEA, accessed September 1, 2025, https://www.engie-sea.com/career/Solar-Sales-Engineer
  10. Training Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sertifikasi BNSP, accessed September 1, 2025, https://www.sertifikasibnsp.id/training-pemeliharaan-pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts-sertifikasi-bnsp
  11. PT Sumber Energi Surya Nusantara (SESNA Group) – Karir dan Info – Loker BUMN, accessed September 1, 2025, https://lokerbumn.com/lowongan-kerja-pt-sumber-energi-surya-nusantara/21/2025/
  12. Memahami Teknologi Baterai: Kunci Sukses dalam Penyimpanan Energi, accessed September 1, 2025, https://www.pilarenergi.com/memahami-teknologi-baterai-kunci-sukses-dalam-penyimpanan-energi/
  13. Apa itu Sistem Penyimpanan Energi Baterai dan bagaimana cara …, accessed September 1, 2025, https://id.everexceed.com/blog/what-is-battery-energy-storage-system-and-how-it-works-_b359
  14. BESS Technician – Renewable Battery Storage – Climatebase, accessed September 1, 2025, https://climatebase.org/job/64023537/bess-technician—renewable-battery-storage?source=job_directory
  15. ‘Smart Grid’ Membantu Percepat Transisi Energi di Indonesia, accessed September 1, 2025, https://indonesia.un.org/id/296592-%E2%80%98smart-grid%E2%80%99-membantu-percepat-transisi-energi-di-indonesia
  16. Find jobs in Indonesia | Siemens Jobs and Careers – Siemens SEA, accessed September 1, 2025, https://www.siemens.com/asean/en/jobs/our-locations/indonesia.html
  17. Smart grid – technologies for the future – Capgemini, accessed September 1, 2025, https://www.capgemini.com/solutions/smart-grid-technologies-for-the-future/
  18. Lowongan Kerja Project Manager di PT Bintang Terbarukan Indonesia (BTI Energy) | Dealls, accessed September 1, 2025, https://dealls.com/loker/project-manager-15~pt-bintang-terbarukan-indonesia-bti-energy
  19. Pelajari Apa yang Dilakukan Seorang Project Manager | MyRobin | Outsourcing Tenaga Kerja Kerah Biru Terbaik, accessed September 1, 2025, https://myrobin.id/untuk-pekerja/apa-yang-dilakukan-seorang-project-manager/
  20. Manajer Proyek : Pengertian, Gaji, Skill, Tugas dan Tanggung jawab | Loker ID, accessed September 1, 2025, https://www.loker.id/artikel/manajer-proyek-pengertian-tugas-dan-tanggung-jawab
  21. Gaji Teknisi di Indonesia (August, 2025) – Jobstreet, accessed September 1, 2025, https://id.jobstreet.com/id/career-advice/role/technician/salary
  22. Sales Marketing Engineer at PT Quint Solar Indonesia, accessed September 1, 2025, https://renewableenergy.id/lowongan-pekerjaan/sales-marketing-engineer-at-pt-quint-solar-indonesia/
  23. Program Studi, Pelatihan dan Sertifikasi Energi Terbarukan – Renewable Energy Indonesia, accessed September 1, 2025, https://renewableenergy.id/pendidikan-dan-sertifikasi/
  24. Sertifikat Kompetensi BNSP Operasi Dan Monitor Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Off-Grid – Resmi, Diakui, dan Terdaftar! | Lspkonstruksi.com, accessed September 1, 2025, https://lspkonstruksi.com/sertifikat-kompetensi-bnsp/operasi-dan-monitor-pembangkit-listrik-tenaga-surya-plts-off-grid
  25. Dorong Pengembangan EBT di Masyarakat, Pertamina Hulu Sanga …, accessed September 1, 2025, https://phe.pertamina.com/id/media/dorong-pengembangan-ebt-di-masyarakat-pertamina-hulu-sanga-sanga-fasilitasi-pelatihan-sertifikasi-operator-plts
  26. ID – Barito Renewables, accessed September 1, 2025, https://www.baritorenewables.co.id/uploads/2025/05/df934b51ee1bf0b129ca835c1768cfd3_393efe37219000a5b5ae5a399c78659e.pdf
  27. Laporan IRENA: Lebih dari 90% Proyek Energi Terbarukan Lebih Murah daripada Listrik Fosil – Ekonomi Hijau, accessed September 1, 2025, https://hijau.bisnis.com/read/20250723/652/1895564/laporan-irena-lebih-dari-90-proyek-energi-terbarukan-lebih-murah-daripada-listrik-fosil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

57 − = 51
Powered by MathCaptcha