Tarian Melayu tradisional untuk menguraikan jenis, filosofi, dan perannya dalam masyarakat. Melalui studi kasus Tari Zapin, Tari Persembahan, Tari Serampang Dua Belas, dan Tari Tandak, analisis menunjukkan bahwa tarian Melayu bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan manifestasi nyata dari filosofi hidup, adat istiadat, dan nilai-nilai luhur yang berakar kuat pada ajaran Islam, yang disintesis dalam adagium Adat Bersendikan Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah. Temuan ini juga mengungkapkan dinamika perubahan fungsi tarian dari ritual sakral menjadi hiburan yang adaptif. Upaya pelestarian budaya ini tidak hanya didorong oleh inisiatif komunitas, tetapi juga oleh sinergi strategis antara pemerintah, lembaga adat, dan sanggar seni, yang berperan sebagai pilar utama pelestarian di tengah tantangan modernisasi.
Tarian Melayu sebagai Refleksi Jati Diri Bangsa Serumpun
Tarian dalam peradaban Melayu memegang posisi sentral, tidak hanya sebagai bentuk hiburan, tetapi juga sebagai medium komunikasi, ritual, dan ekspresi sosial yang melambangkan jati diri dan pandangan dunia masyarakatnya. Perkembangan tarian Melayu sejalan dengan evolusi peradaban, mulai dari era kerajaan-kerajaan kuno hingga penetrasi dan pengaruh Islam yang mendalam sejak abad ke-13 dan ke-14. Seni tari ini berfungsi sebagai cermin yang merefleksikan etika, estetika, dan sistem nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu. Setiap gerakan, properti, dan iringan musik mengandung narasi tersembunyi yang mengomunikasikan norma-norma sosial dan kepercayaan spiritual.
Pendekatan kualitatif-etnografi digunakan dalam laporan ini untuk menguraikan makna dan filosofi yang tersembunyi di balik setiap gerak tari, kostum, properti, dan konteks sosialnya. Analisis ini mensintesis data dari berbagai sumber, termasuk jurnal ilmiah, artikel berita, dan dokumen pemerintah, untuk melampaui deskripsi permukaan dan mencapai pemahaman yang lebih dalam. Tujuan dari metodologi ini adalah untuk mengungkap bagaimana tarian Melayu, sebagai sebuah teks budaya, mengartikulasikan nilai-nilai inti dan beradaptasi dengan perubahan zaman, sembari tetap mempertahankan esensi filosofisnya.
Akar Filosofis Tarian Melayu: Adat Bersendikan Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah
Akar filosofis tarian Melayu tertanam kuat dalam prinsip Adat Bersendikan Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah (Adat berdasarkan Syarak, Syarak berdasarkan Al-Qur’an). Prinsip ini berfungsi sebagai fondasi metafisik yang menyatukan beragam bentuk tarian Melayu, dari yang paling sakral hingga yang paling kasual. Ini bukan sekadar adagium teoritis, melainkan sebuah kerangka operasional yang memandu estetika dan etika seni tari.
Keterkaitan antara agama dan seni ini dapat diamati secara langsung. Misalnya, Tari Zapin, yang secara historis erat kaitannya dengan penyebaran Islam. Tarian ini berasal dari kata Arab Zaffan dan Al-Zafin yang berarti penari dan gerak kaki. Awalnya, Tari Zapin hanya dilakukan untuk upacara keagamaan, berfungsi sebagai medium dakwah yang mengundang orang untuk memeluk Islam. Pengaruh Islam yang kuat ini membentuk estetika gerak yang cenderung sederhana dan menonjolkan gerakan kaki , mencerminkan kepatuhan dan kesahajaan, sesuai dengan etos Islam.
Lebih lanjut, filosofi ini secara eksplisit menjadi landasan Tari Persembahan. Makna filosofis tarian ini bersumber dari adab sopan santun masyarakat Melayu, yang merupakan bagian integral dari filosofi Adat Bersendikan Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah. Keterkaitan yang konsisten ini menunjukkan bahwa filosofi tersebut adalah meta-filosofi yang menaungi seluruh ekosistem budaya Melayu. Pergeseran fungsi tarian dari ritual ke hiburan tidak berarti hilangnya akar filosofis. Sebaliknya, hal ini menunjukkan adaptasi yang cerdas; tarian tetap berfungsi sebagai medium untuk menyampaikan nilai-nilai luhur seperti kesopanan, kerendahan hati, dan keharmonisan, meskipun konteks pertunjukannya telah berubah menjadi lebih publik dan sekuler.
Analisis Mendalam Studi Kasus Tarian Pilihan
Tari Zapin: Dari Dakwah Hingga Ragam Dinamis
Tari Zapin merupakan salah satu tarian Melayu yang paling populer dan tersebar luas di Indonesia. Asal-usulnya yang erat dengan tradisi Arab dan penyebaran Islam menjadikannya contoh akulturasi budaya yang sukses. Walaupun pada awalnya tarian ini eksklusif untuk upacara keagamaan, seiring waktu ia berkembang menjadi bentuk hiburan tradisional, bahkan mengizinkan penari wanita untuk berpartisipasi.
Filosofi mendalam Tari Zapin tercermin dalam setiap gerakannya. Gerak Tahto pada awal dan akhir pertunjukan melambangkan sikap rendah hati dan penghargaan terhadap sesama. Gerakan Shut merepresentasikan nilai keadilan, kesabaran, dan keseimbangan hidup. Sementara itu, gerak Siku Keluang menggambarkan kehidupan manusia yang dinamis. Urutan gerakan ini membentuk sebuah narasi filosofis, dimulai dari etika personal (Tahto), meluas ke etika sosial (Shut), dan diakhiri dengan pemahaman kosmologis (Siku Keluang). Rangkaian ini menunjukkan bahwa Tari Zapin lebih dari sekadar koreografi; ia adalah sebuah kurikulum etis yang terenkapsulasi secara fisik, yang mengajarkan nilai-nilai luhur melalui medium seni.
Keragaman Tari Zapin adalah bukti dari adaptasi regional yang kaya. Terdapat 92 jenis Tari Zapin yang tercatat di empat negara dengan populasi Melayu. Di Indonesia, berbagai varian tarian ini dapat ditemukan di Sumatera Utara, Riau, Kalimantan, dan daerah lainnya. Tabel di bawah ini merangkum beberapa jenis Tari Zapin yang paling dikenal dari Sumatera Utara dan Riau:
Tabel 1: Keragaman Tari Zapin di Sumatera Utara dan Riau
Wilayah | Jenis Tari Zapin |
Sumatera Utara | Zapin Anak Ayam, Zapin Asli, Zapin Deli (Deli Serdang), Zapin Lenggok Gambus (Pekan Labuhan), Zapin Mabuk Kepayang, Zapin Sekaki, Zapin Serdang (Serdang) |
Riau | Zapin 12 Kuala Kampar (Pelalawan), Zapin Api, Zapin Bengkalis, Zapin Bujang, Zapin Dara, Zapin Duo, Zapin Kasih dan Budi, Zapin Kipas, Zapin Lancang Kuning, Zapin Melayu, Zapin Meskom (Bengkalis), Zapin Nelayan, Zapin Pekan, Zapin Pecah Dua Belas (Pelalawan), Zapin Siak, Zapin Siak Bermadah, Zapin Siak Sri Indrapura, Zapin Istana (Siak) |
Tari Persembahan: Simbol Adab dan Penghormatan
Tari Persembahan, yang juga dikenal sebagai Tari Makan Sirih, berfungsi sebagai tarian penyambutan yang dibawakan untuk tamu-tamu kehormatan, terutama dalam acara pernikahan dan acara besar lainnya di Kepulauan Riau dan Riau. Tarian ini biasanya ditarikan oleh tujuh atau sejumlah ganjil penari wanita, yang menunjukkan makna ritualistiknya.
Filosofi utama Tari Persembahan adalah adab sopan santun masyarakat Melayu yang berlandaskan pada Adat Bersendikan Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah. Filosofi ini diekspresikan melalui gerakan dan properti yang digunakan. Gerak sembah atau salam mencerminkan tradisi menghormati raja dan relevan dengan nilai-nilai menghargai. Gerak lenggang patah sembilan melambangkan kelemahlembutan masyarakat Melayu namun juga ketegasan dalam berpikir dan bertindak saat merasa terganggu. Properti utama tarian ini, yaitu tepak sirih, memiliki makna filosofis yang mendalam. Setiap isinya—sirih, kapur, pinang, tembakau, dan gambir—melambangkan sifat-sifat baik seperti kerendahan hati, ketulusan, kejujuran, ketabahan, dan keteguhan hati. Tarian ini merupakan sebuah teks budaya berlapis yang secara kolektif mengartikulasikan nilai-nilai inti masyarakat Melayu, dari tingkat makro (filosofi umum) hingga mikro (simbolisme properti).
Tari Serampang Dua Belas: Narasi Cinta dalam 12 Babak
Tari Serampang Dua Belas merupakan tarian khas Deli Serdang, Sumatera Utara, yang secara unik menyajikan narasi lengkap tentang perjalanan cinta sepasang kekasih dari perkenalan hingga pernikahan. Tarian ini diciptakan oleh Guru Sauti pada tahun 1940-an dan kini telah diakui sebagai salah satu tarian nasional Indonesia. Tarian ini ditarikan oleh 12 penari, yang terdiri dari enam pasang penari laki-laki dan perempuan, yang bergerak dalam 12 gerakan yang berbeda.
Setiap gerakan dalam Tari Serampang Dua Belas mewakili satu babak dari kisah percintaan, menciptakan sebuah narasi yang kohesif. Struktur naratif ini yang membuat tarian ini begitu ikonik dan mudah dikenali.
Tabel 2: Dekonstruksi 12 Gerakan Tari Serampang Dua Belas dan Narasi Kisah Cinta
Nama Gerakan Tari | Tahapan Narasi Kisah Cinta |
Tari Permulaan | Pertemuan pertama antara pemuda dan pemudi |
Tari Berjalan | Proses pendekatan, saat cinta mulai meresap |
Tari Pusing | Cinta yang telah berlabuh dan menguasai hati |
Tari Gila | Ungkapan perasaan yang memuncak, seperti orang sedang mabuk cinta |
Tari Berjalan Sipat | Saling menguji untuk mengetahui kejujuran dan ketulusan hati pasangan |
Tari Goncat-goncet | Kegelisahan hati karena tidak kunjung mendapat kepastian |
Tari Sebelah Kaki | Memiliki satu tujuan yang sama |
Tari Langkah Tiga | Janji untuk membangun rumah tangga |
Tari Melonjak | Penari melonjak kegirangan setelah mendapat restu dari kedua orang tua |
Tari Datang-datangi | Kedua keluarga bertemu untuk membicarakan rencana pernikahan |
Tari Serampak | Pelaksanaan pesta pernikahan |
Tari Selendang Delapan | Hidup baru yang bahagia sebagai sepasang suami istri |
Tarian ini adalah contoh luar biasa dari difusi budaya yang sukses. Meskipun berasal dari budaya Melayu Deli, Serampang Dua Belas telah melampaui batas-batas etnis, menjadi milik semua etnis di Sumatera Utara. Fenomena ini menunjukkan universalitas dari narasi yang dibawanya dan potensi tarian tradisional sebagai alat pemersatu bangsa.
Tarian Pergaulan: Kasus Tari Tandak
Tari Tandak, yang juga dikenal sebagai Tari Danding, adalah tarian pergaulan yang berasal dari Riau dan Kepulauan Riau. Secara historis, tarian ini berfungsi sebagai media untuk mempertemukan pemuda-pemudi, menjalin silaturahmi, dan bahkan mencari jodoh. Tarian ini secara rutin digelar setiap tahun pada bulan Juli-Oktober, ketika para petani selesai panen.
Filosofi Tari Tandak berpusat pada nilai-nilai kebersamaan dan kegembiraan. Tarian ini dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan, serta melambangkan keakraban dan ikatan yang terjalin di antara masyarakat. Gerakannya yang dinamis dan dominasi gerak kaki dan tangan, serta mengandung unsur pencak silat, mencerminkan dimensi filosofis yang lebih kompleks: komunitas yang gembira dan bersahabat, namun juga tangguh dan kuat. Pergeseran fungsi tarian dari ritual pasca-panen menjadi pertunjukan budaya menunjukkan bahwa Tandak mampu beradaptasi dan tetap relevan di era modern.
Ragam Tarian Melayu Lainnya
Dunia tari Melayu sangat kaya dengan berbagai jenis tarian lain yang juga memiliki sejarah dan filosofi mendalam:
- Tari Mak Inang Pulau Kampai: Tarian tradisional Melayu dari Sumatera Utara yang konon berasal dari istana untuk menghibur keluarga kerajaan dan tamu. Tarian ini dikenal juga sebagai Tari Lenggok Mak Inang dan Tari Mak Inang Tua. Tari ini memiliki tempo sedang dan berciri tenang namun dinamis. Gerakannya yang lembut dan mengalir mencerminkan sifat lemah lembut masyarakat Melayu. Tarian ini menceritakan kisah percintaan antara bujang dan dara dari pertemuan hingga pernikahan, namun dapat juga menggambarkan manisnya persahabatan jika ditarikan oleh dua penari wanita.
- Tari Rentak Bulian: Berasal dari Indragiri Hulu, Riau, dan awalnya merupakan tarian ritual pengobatan tradisional. Nama “Rentak Bulian” berasal dari rentak (melangkah) dan bulian (tempat tinggal makhluk halus), menunjukkan unsur mistis dalam fungsinya. Tarian ini dipercaya sebagai media komunikasi untuk memohon kesembuhan dari roh halus.
- Tari Gamelan: Tarian klasik Melayu ini telah ada sejak abad ke-17 di istana Kesultanan Riau dan Lingga. Pada awalnya, tarian ini hanya diperuntukkan bagi kalangan istana, tetapi kemudian diperkenalkan ke masyarakat umum pada tahun 1811. Tarian ini dinamai dari alat musik gamelan yang mengiringinya dan menampilkan gerakan yang menggabungkan posisi berdiri dan duduk.
- Tari Jogi: Tarian dari Batam, Kepulauan Riau, yang memiliki arti “menari”. Tarian ini berkembang dari joget dangkong dan sering menjadi pembuka untuk pertunjukan Makyong. Secara filosofis, Tari Jogi menggambarkan kegembiraan seorang istri saat menyambut suaminya pulang dari melaut. Tarian ini unik karena tidak menggunakan hitungan, melainkan mengandalkan isyarat dari musik.
- Tari Cecah Inai (atau Ceracap Inai): Tarian ini dari Indragiri Hulu, Riau, juga populer di Johor. Nama Cecah berarti mencolek, dan tarian ini menggambarkan prosesi pembuatan serta mencolek inai ke tangan sepasang pengantin. Awalnya merupakan tarian istana yang dibawakan dalam acara pernikahan kerajaan dan perayaan lainnya.
- Tari Malemang: Tarian ini berasal dari Tanjungpisau, Bintan, Kepulauan Riau, dan sudah ada sejak abad ke-12. Tarian ini dulunya hanya ditampilkan di lingkungan Istana Kerajaan Bentan untuk menghibur raja. Setelah runtuhnya kerajaan, tarian ini berfungsi sebagai hiburan dan alat pemersatu masyarakat. Nama Melemang diambil dari gerakan khasnya, yaitu membongkokkan badan ke belakang untuk mengambil sesuatu dengan mulut.
Tarian Melayu dalam Lensa Sosiologis dan Kontemporer
Tarian Melayu memainkan peran vital dalam memperkuat ikatan sosial dan identitas komunal. Tari Orang-orang Bertopeng, misalnya, berfungsi sebagai medium yang mempererat ikatan sosial dalam upacara pernikahan. Tarian ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga landasan untuk memahami dinamika hubungan sosial dan menciptakan norma serta nilai bersama. Interaksi antara penampil dan penonton dalam pertunjukan tari ini menciptakan respons positif dan memperkaya pengalaman bersama. Demikian pula, Tari Tandak secara historis berfungsi sebagai media silaturahmi dan interaksi sosial. Dinamika perubahan fungsi tarian adalah tren universal dalam pelestarian budaya di era modern. Banyak tarian Melayu, seperti Zapin, Malemang , dan Tandak , telah mengalami pergeseran dari ritual atau upacara khusus menjadi bentuk pertunjukan yang dapat diakses publik. Pergeseran ini menunjukkan bahwa seni tari Melayu telah bertransisi dari praktik yang dilakukan oleh komunitas menjadi pertunjukan yang ditujukan untuk audiens yang lebih luas. Transisi ini, meskipun membawa tantangan seperti ancaman komodifikasi, juga memicu inisiatif baru. Misalnya, perlunya perlindungan hukum dan hak cipta untuk tarian seperti Tandak Sambas, yang menunjukkan bahwa entitas budaya kini juga berinteraksi dengan sistem hukum dan ekonomi global.
Tantangan dan Upaya Pelestarian Kebudayaan Melayu
Pelestarian tarian Melayu di era modern menghadapi berbagai tantangan, namun upaya-upaya strategis telah dilakukan untuk memastikan kelangsungan hidupnya. Sanggar seni, seperti Sanggar Tari Nusindo di Medan dan Sanggar Sri Bintang di Dumai, memainkan peran krusial sebagai pilar utama pelestarian. Organisasi-organisasi ini tidak hanya mengajarkan gerakan tari, tetapi juga berfungsi sebagai medium untuk mentransmisikan nilai-nilai budaya dan menginternalisasi identitas Melayu pada generasi muda. Keberadaan sanggar-sanggar ini menciptakan model komunikasi yang efektif untuk menyebarkan pesan dan nilai-nilai budaya Melayu.
Selain inisiatif komunitas, peran pemerintah juga sangat vital. Pemerintah Provinsi Riau memiliki empat fokus utama dalam memajukan budaya Melayu, yaitu objek kebudayaan, sarana dan prasarana kebudayaan, sumber daya manusia kebudayaan, serta lembaga kebudayaan. Komitmen ini diwujudkan melalui kebijakan formal, seperti Peraturan Daerah yang mengatur pelestarian kebudayaan Melayu dengan berasaskan Pancasila, Islam, dan adat istiadat Melayu. Pemerintah daerah juga bertanggung jawab untuk mengalokasikan anggaran, menyediakan sarana dan prasarana seperti gedung seni pertunjukan, dan sanggar seni. Acara-acara berskala besar seperti Gelar Melayu Serumpun yang diadakan oleh Pemerintah Kota Medan adalah wujud nyata dari strategi ini. Acara tersebut bertujuan untuk melestarikan adat, budaya, seni, dan tradisi Melayu dengan mengutamakan sopan santun, memperkuat persatuan, dan memperkaya nilai seni di kalangan masyarakat. Sinergi antara pemerintah, Lembaga Adat Melayu (LAM), akademisi, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam melestarikan budaya di tengah arus globalisasi.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang komprehensif, dapat disimpulkan bahwa tarian Melayu adalah sebuah cerminan multi-dimensi dari filosofi luhur yang berakar pada nilai-nilai agama dan adat. Meskipun mengalami pergeseran fungsi dari ritual sakral ke hiburan publik, tarian-tarian ini tetap berhasil mempertahankan esensi filosofisnya. Pelestarian budaya ini adalah hasil dari upaya kolektif yang melibatkan peran sentral dari sanggar seni, dukungan formal dari pemerintah, dan komitmen Lembaga Adat.
Tarian | Fungsi Utama | Filosofi Kunci | Gerakan/Properti Simbolis |
Tari Zapin | Dakwah, Hiburan Tradisional | Kerendahan Hati, Keseimbangan Hidup, Dinamika Kehidupan | Gerak Tahto, Shut, Siku Keluang |
Tari Persembahan | Penyambutan Tamu Kehormatan | Adab, Sopan Santun, Penghormatan | Gerak Sembah, Lenggang Patah Sembilan, Tepak Sirih |
Tari Serampang Dua Belas | Pergaulan, Penceritaan Narasi Cinta | Kesetiaan, Perjalanan Hidup, Persatuan | 12 Gerakan Naratif (dari Permulaan hingga Selendang Delapan) |
Tari Tandak | Pergaulan, Silaturahmi | Kegembiraan, Rasa Syukur, Solidaritas Sosial | Gerak Dinamic dengan unsur pencak silat |
Tari Mak Inang Pulau Kampai | Pergaulan, Penceritaan Cinta/Persahabatan | Kelemahlembutan, Ketegasan | Gerakan tangan yang lembut dan mengalir |
Tari Rentak Bulian | Pengobatan Tradisional | Nilai Religius, Kebersamaan | Unsur mistis, ditarikan oleh penari suci |
Tari Gamelan | Hiburan Istana, Hiburan Umum | Keindahan, Penceritaan | Pergerakan gabungan berdiri dan duduk |
Tari Jogi | Hiburan, Pembuka Acara | Kegembiraan, Keromantisan | Berpindah sesuai isyarat musik tanpa hitungan |
Tari Cecah Inai | Ritual Pernikahan, Hiburan | Mencecap/mencolek Inai | Menggambarkan prosesi pemberian inai pada pengantin |
Tari Malemang | Hiburan Istana, Hiburan Umum | Persatuan, Kecakapan | Gerak Melemang dengan membongkokkan badan ke belakang |
Untuk memastikan kelangsungan tarian Melayu di masa depan, beberapa rekomendasi strategis dapat dipertimbangkan:
- Meningkatkan Kolaborasi Lintas Sektor: Memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, dan sanggar seni untuk menciptakan program-program pelestarian yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
- Mendorong Dokumentasi dan Perlindungan Hukum: Mengintensifkan upaya dokumentasi dan registrasi hak cipta untuk tarian tradisional guna mencegah klaim budaya dari pihak lain dan memastikan warisan takbenda ini terlindungi secara hukum.15
- Integrasi ke dalam Kurikulum Pendidikan: Mengintegrasikan filosofi dan praktik tarian Melayu ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah untuk memastikan bahwa nilai-nilai budaya ini ditransmisikan dan dipahami oleh generasi muda.
- Optimalisasi Sarana dan Prasarana: Memanfaatkan secara maksimal sarana budaya yang telah disediakan, seperti museum dan sanggar seni, untuk mengadakan lokakarya, pertunjukan, dan pameran yang dapat menarik minat masyarakat luas.
Daftar Pustaka :
- 5 Rekomendasi Tari Melayu Paling Populer untuk Berbagai Acara | kumparan.com, accessed September 5, 2025, https://kumparan.com/seputar-hobi/5-rekomendasi-tari-melayu-paling-populer-untuk-berbagai-acara-23ZruGqIkPo
- Tari Zapin Melayu dan 92 Jenis Tariannya di 4 Negara …, accessed September 5, 2025, https://www.melayupedia.com/berita/180/tari-zapin-melayu-dan-92-jenis-tariannya-di-4-negara
- makna filosofi tari persembahan dan kaitannya … – Journal UNY, accessed September 5, 2025, https://jurnal.uny.ac.id/index.php/imaji/article/download/14592/pdf/60340
- Mengenal Tari Zapin: Sejarah, Gerakan, Musik Pengiring, dan Pola …, accessed September 5, 2025, https://www.gramedia.com/literasi/tari-zapin/
- 6 Tari Tradisional dari Kepulauan Riau – detikcom, accessed September 5, 2025, https://www.detik.com/sumut/budaya/d-6907431/6-tari-tradisional-dari-kepulauan-riau
- 8 Tarian Sumatera Utara, Lengkap dengan Maknanya – Suarasumut.id, accessed September 5, 2025, https://sumut.suara.com/read/2021/10/11/105525/8-tarian-sumatera-utara-lengkap-dengan-maknanya?page=all
- tari serampang dua belas di sumatera utara kajian estetika melalui pendekatan multikulturalisme – Neliti, accessed September 5, 2025, https://media.neliti.com/media/publications/376281-none-7bbbd628.pdf
- ANALISIS TEKNIK GERAK TARI SERAMPANG DUA BELAS DI DIKLAT TARI MATRA ETNIKA ANJUNGAN SUMATERA UTARA TMII JAKARTA Nisa Gustini 25, accessed September 5, 2025, http://repository.unj.ac.id/29047/1/NISA%20GUSTINI.pdf
- Tari Serampang XII: Pencipta, Sejarah dan Gerakannya – detikcom, accessed September 5, 2025, https://www.detik.com/sumut/budaya/d-6781443/tari-serampang-xii-pencipta-sejarah-dan-gerakannya
- Mengenal Tari Serampang Dua Belas, Tarian Asal Sumatera Utara – detikcom, accessed September 5, 2025, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6103692/mengenal-tari-serampang-dua-belas-tarian-asal-sumatera-utara
- SEJARAH TARI TANDAK Tugas Devi | PDF | Perjalanan | Seni – Scribd, accessed September 5, 2025, https://id.scribd.com/document/357954479/SEJARAH-TARI-TANDAK-tugas-devi-docx
- Tari Tandak – DisBud Kepri, accessed September 5, 2025, https://disbud.kepriprov.go.id/tari-tandak/
- Kesenian Tari Orang-Orang Bertopeng: Memperkuat Relasi Sosial dan Warisan Melayu Kalimantan Barat, accessed September 5, 2025, https://ejournal.umm.ac.id/index.php/JICC/article/download/31808/14408/114526
- PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SENI TARI TANDAK SAMBAS DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA – Ejournal Undiksha, accessed September 5, 2025, https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/view/47168/21963
- Social Values in the Tandak Sambas Dance in Sambas Regency – Jurnal Untan, accessed September 5, 2025, https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JPSH/article/download/87249/pdf
- MODEL KOMUNIKASI … – Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, accessed September 5, 2025, http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/23812
- Sanggar Sri Bintang: Melestarikan Musik dan Tari Melayu dengan Semangat dan Dedikasi, accessed September 5, 2025, https://sorotlensa.com/sanggar-sri-bintang-melestarikan-musik-dan-tari-melayu-dengan-semangat-dan-dedikasi/
- Ini 4 Fokus Pemprov dalam Majukan Budaya Melayu Riau – PPID Riau – Pemerintah Provinsi Riau, accessed September 5, 2025, https://ppid.riau.go.id/berita/1983/ini-4-fokus-pemprov-dalam-majukan-budaya-melayu-riau
- GUBERNUR RIAU, accessed September 5, 2025, https://jdih.riau.go.id/downloadProdukhukum/produkhukum_1466065749.pdf
- Gelar Melayu Serumpun – Platform Event Daerah, accessed September 5, 2025, https://eventdaerah.kemenparekraf.go.id/detail-event/gelar-melayu-serumpun-2
- Tari Lenggok Mak Inang – Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, accessed September 6, 2025, https://budaya-indonesia.org/Tari-Lenggok-Mak-Inang
- tarian inang tua di perlis – Arts and Culture Information – JKKN, accessed September 6, 2025, https://pemetaanbudaya.jkkn.gov.my/en/senibudaya/detail/1211
- Mak Inang Dance In Malaysia: Origin, History, Costumes, Style | DanceUs.org, accessed September 6, 2025, https://www.danceus.org/style/mak-inang-dance-in-malaysia/
- TEXTUAL OF LENGGOK MAK INANG DANCE MALAY TRIBES OF EAST SUMATRA – AJHSSR, accessed September 6, 2025, https://www.ajhssr.com/wp-content/uploads/2024/08/W24808196200.pdf
- 15 Tarian Adat Riau yang Unik dan Menarik Untuk Diketahui – Indonesian Cilvilization, accessed September 6, 2025, https://www.indonesiancivil.com/budaya/15-tarian-adat-riau-yang-unik-dan-menarik-untuk-diketahui
- MEMBACA TARI RENTAK BULIAN PADA SUKU TALANG MAMAK Perspektif Sosiologis | Hanafi | Nusantara; Journal for Southeast Asian Islamic Studies, accessed September 6, 2025, https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/nusantara/article/view/24577/0
- TARI JOGI DI PULAU PANJANG, KOTA BATAM TAHUN 1980-2022, accessed September 6, 2025, https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/journalhistoria/article/download/6162/pdf
- Mengenalkan Tari Jogi, Merawat Seni Warisan Tradisi – LAM Batam, accessed September 6, 2025, https://www.lambatam.id/posts/mengenalkan-tari-jogi-merawat-seni-warisan-tradisi/lihat
- Tarian Ceracap Inai – Maklumat Seni Budaya – JKKN, accessed September 6, 2025, https://pemetaanbudaya.jkkn.gov.my/senibudaya/detail/1041
- SKRIPSI – Repository Universitas Islam Riau, accessed September 6, 2025, https://repository.uir.ac.id/12943/1/166710292.pdf
- Tari Melemang Tanjung Pisau – DisBud Kepri, accessed September 6, 2025, https://disbud.kepriprov.go.id/tari-melemang-tanjung-pisau/
- Tari Melemang | PDF – Scribd, accessed September 6, 2025, https://www.scribd.com/document/627224012/Tari-Melemang
- Joget Melayu Istana Tarian Gamelan Menerusi Kaedah Sejarah Lisan Nabilah Mohamad Amran Wan Nur Afifah Wan Zin Irwan, accessed September 6, 2025, https://ir.uitm.edu.my/91902/1/91902.pdf