Kawasan Asia-Pasifik saat ini berada di persimpangan jalan geopolitik yang krusial, ditandai dengan pergeseran masif dalam postur militer dan teknologi persenjataan. Tulisan ini menyajikan analisis mendalam dan komparatif tentang modernisasi militer yang sedang berlangsung di negara-negara kunci, menyoroti pergeseran strategis dari kuantitas pasukan menuju superioritas teknologi dan kapabilitas asimetris. Persaingan kekuatan besar, terutama antara Amerika Serikat dan Tiongkok, menjadi katalis utama yang mendorong perlombaan senjata regional yang semakin intens. Negara-negara seperti Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan tidak hanya meningkatkan anggaran pertahanan mereka, tetapi juga berfokus pada pengembangan dan akuisisi platform perang mutakhir, termasuk jet tempur siluman, rudal hipersonik, dan sistem peperangan elektronik.
Pada saat yang sama, negara-negara di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, menunjukkan pergeseran kebijakan yang signifikan dengan mengakuisisi alutsista strategis yang mengubah keseimbangan kekuatan regional, seperti jet tempur generasi kelima dan rudal balistik. Tulisan ini mengidentifikasi bahwa modernisasi militer di Asia tidak hanya didasarkan pada ancaman konvensional, tetapi juga mencerminkan upaya untuk mengamankan kepentingan ekonomi, memperluas pengaruh geopolitik, dan mengembangkan teknologi asimetris yang dapat menetralkan keunggulan lawan yang lebih besar. Perkembangan ini menimbulkan tantangan keamanan yang kompleks, menciptakan dilema strategis bagi negara-negara di kawasan dan meningkatkan risiko ketidakstabilan akibat miskalkulasi atau eskalasi yang tidak diinginkan.
Latar Belakang: Pergeseran Sentral Geopolitik Global ke Asia-Pasifik
Selama beberapa dekade terakhir, lanskap geopolitik global telah mengalami pergeseran fundamental dengan bergesernya pusat kepentingan negara-negara besar ke kawasan Asia-Pasifik. Dinamika ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat dan meningkatnya kepentingan strategis di kawasan. Jalur laut vital, seperti Selat Malaka dan Laut Tiongkok Selatan, telah menjadi “titik mencekik” (chokepoints) yang sangat penting, menarik perhatian dan persaingan ketat antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kontrol atau pengaruh atas jalur-jalur ini tidak hanya penting untuk keamanan maritim, tetapi juga untuk kelanjutan ekonomi nasional, terutama bagi Tiongkok yang 80% impor minyaknya melewati Selat Malaka.
Perlombaan untuk mengamankan dan memproyeksikan kekuatan di kawasan ini telah menjadi katalisator utama bagi gelombang modernisasi militer yang belum pernah terjadi sebelumnya. Negara-negara di Asia, terlepas dari skala kekuatannya, semakin gencar memamerkan kecanggihan alutsista mereka, sebuah tindakan yang mencerminkan upaya untuk menunjukkan kekuatan, menekan negara lain, dan membangun pencegahan yang kredibel.
Pemicu dan Tujuan Modernisasi Militer Regional
Modernisasi militer di Asia-Pasifik didorong oleh beberapa faktor yang saling terkait. Salah satu pemicu utama adalah persaingan kekuatan besar antara Amerika Serikat sebagai kekuatan hegemonik dan kebangkitan Tiongkok yang pesat. Amerika Serikat memandang pengembangan kekuatan militer Tiongkok sebagai pemicu ketidakstabilan dan telah mengalihkan kebijakan pertahanannya kembali ke Pasifik. Kehadiran dua kekuatan yang berupaya memperebutkan dominasi ini secara alami menciptakan ketidakpastian dan mendorong negara-negara lain untuk meningkatkan kemampuan pertahanan mereka sebagai upaya “self-help” untuk melindungi kepentingan nasional.
Selain itu, ketegangan regional yang telah lama ada, seperti konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan atau Tiongkok dan Taiwan, secara langsung mendorong akuisisi senjata canggih. Korea Selatan, misalnya, terus meningkatkan kekuatan militernya untuk menghadapi ancaman rudal dan senjata nuklir dari Korea Utara. Demikian pula, Tiongkok dan Taiwan saling mengerahkan sistem rudal dan pesawat tempur untuk memantau aktivitas satu sama lain di Selat Taiwan.
Terakhir, negara-negara seperti Tiongkok dan India menggunakan modernisasi militer sebagai instrumen untuk mencapai tujuan yang lebih luas, yaitu kemandirian dan proyeksi kekuatan. Bagi Tiongkok, strategi pertahanan ekonominya di bawah kepemimpinan Xi Jinping terintegrasi erat dengan agenda geopolitik dan keamanan nasional, di mana militer menjadi instrumen untuk mengamankan proyek-proyek strategis di luar negeri seperti yang tercakup dalam Belt and Road Initiative (BRI). Dengan demikian, modernisasi militer di kawasan ini tidak hanya tentang bertahan dari ancaman, tetapi juga tentang memperluas pengaruh dan menegaskan posisi dalam tatanan global yang terus berubah.
Analisis Kekuatan Angkatan Bersenjata di Kawasan Kunci
Tiongkok: Visi Ambisius Menjadi Kekuatan Global
Tiongkok, dengan ambisi untuk menjadi kekuatan global yang dominan, telah melakukan perombakan besar-besaran terhadap Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Transformasi ini bertujuan untuk membangun kekuatan militer “modern sepenuhnya” yang mampu menyaingi militer Amerika Serikat pada tahun 2027. Modernisasi ini sangat terlihat di tiga matra utama: laut, udara, dan kekuatan rudal.
Angkatan Laut: Dari Kapal Induk Warisan ke Dominasi Global
Angkatan Laut Tiongkok (PLAN) telah menunjukkan evolusi yang signifikan dalam program kapal induknya, mencerminkan transisi dari replikasi teknologi asing ke inovasi mandiri. Awalnya, Tiongkok mengakuisisi Liaoning (CV-16), sebuah kapal kelas Kuznetsov dari Uni Soviet yang belum selesai, yang kemudian direnovasi dan dioperasikan pada tahun 2012. Kapal ini berfungsi sebagai platform pelatihan dan simbol kemajuan awal Tiongkok dalam pertahanan maritim.
Langkah selanjutnya adalah pembangunan Shandong (CV-17), kapal induk pertama yang sepenuhnya dirancang dan dibuat di Tiongkok. Meskipun memiliki spesifikasi yang mirip dengan Liaoning, Shandong menunjukkan peningkatan teknologi dan desain, menjadikannya salah satu kapal induk yang diandalkan dalam misi-misi maritim.
Puncak dari evolusi ini adalah Fujian (CV-18), kapal induk ketiga dan yang paling modern. Fujian menandai lompatan besar dalam kemampuan PLAN, tidak hanya karena ukurannya yang lebih besar (sekitar 320 meter dengan berat penuh lebih dari 80.000 ton) tetapi juga karena penggunaan sistem peluncur elektromagnetik (EMALS). Teknologi EMALS memungkinkan kapal ini meluncurkan pesawat yang lebih berat dan lebih banyak dalam waktu singkat, sebuah kemampuan yang sebelumnya hanya dimiliki oleh kapal induk tercanggih AS, USS Gerald R. Ford. Dengan dek penerbangan yang datar dan tanpa “ski-jump,” Fujian secara signifikan meningkatkan kemampuan tempur dan operasional Tiongkok, menjadikannya kapal induk kelas dunia yang mampu memproyeksikan kekuatan jauh dari perairan pesisir.
Angkatan Udara: Dari Replikasi ke Inovasi Mandiri
Dalam ranah udara, Tiongkok telah berinvestasi besar pada pengembangan jet tempur generasi kelima, seperti J-20 (Mighty Dragon), yang menampilkan kemampuan siluman. Namun, fokus Tiongkok tidak hanya pada platform tempur konvensional, tetapi juga pada peperangan asimetris. Jet tempur J-16D dirancang khusus untuk peperangan elektronik (EW), menjadikannya komponen vital dalam peperangan modern. Peperangan elektronik menggunakan spektrum elektromagnetik untuk menyerang atau menghalau serangan lawan, dan Tiongkok mengklaim telah mengembangkan teknologi pengawasan militer bertenaga AI yang mampu mendeteksi dan mengunci sinyal musuh dengan kecepatan belum pernah terjadi sebelumnya.
Klaim ini didasarkan pada kemampuan peralatan baru yang dapat memperluas rentang frekuensi ke zona gigahertz, memungkinkan militer Tiongkok menangkap dan menganalisis sinyal pulsa singkat yang mungkin digunakan oleh lawan. Kemajuan ini menunjukkan bahwa Tiongkok sangat memahami bahwa konflik masa depan tidak hanya akan dimenangkan di darat, laut, atau udara, tetapi juga di dalam spektrum elektromagnetik, di mana keunggulan diukur dari kemampuan untuk mengendalikan, mengacaukan, dan mengolah informasi musuh.
Kekuatan Rudal: Ancaman Hipersonik dan Balistik
Tiongkok saat ini memimpin dalam perlombaan rudal hipersonik, sebuah teknologi yang berpotensi mengubah lanskap peperangan global. Rudal hipersonik DF-17 diperkenalkan pada parade militer tahun 2019 dan dilaporkan mampu bergerak lima kali lebih cepat dari kecepatan suara (Mach 5), dengan kemampuan manuver yang sulit diprediksi. Kemampuan ini menjadikannya ancaman serius bagi sistem pertahanan rudal konvensional yang dirancang untuk mencegat target dengan lintasan yang lebih stabil. Selain DF-17, Tiongkok juga meluncurkan rudal jelajah hipersonik baru seperti YJ-19 dan YJ-20, yang dirancang untuk memperkuat kemampuan serangan angkatan laut dan darat. Perlombaan senjata ini juga melibatkan Rusia dan Amerika Serikat, namun dengan Tiongkok yang sering kali unggul di bidang teknologi ini.
India: Upaya Penyeimbangan Regional dan Strategi Kemandirian
Sebagai salah satu pembelanja militer terbesar di dunia, India mengalokasikan anggaran pertahanan yang signifikan, mencapai US$75 miliar pada tahun 2025. India telah lama berupaya menyeimbangkan kekuatan Tiongkok dan Pakistan, menjadikan modernisasi militer sebagai prioritas utama. Negara ini secara konsisten berinvestasi dalam strategi “Make in India” untuk mengurangi ketergantungan pada impor, yang terbukti dengan produksi alutsista domestik seperti tank tempur utama Arjun dan helikopter serang Prahar/Rudra.
Pengembangan Rudal Balistik dan Jelajah
Kekuatan rudal India adalah salah satu komponen terpenting dari postur pertahanan mereka, terutama dalam menghadapi persaingan dengan Tiongkok. India berhasil menguji coba rudal balistik jarak menengah Agni-5, yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan memiliki jangkauan yang dapat menghantam wilayah mana pun di Tiongkok. Keberadaan rudal ini memberikan India kemampuan pencegahan strategis yang kredibel. Selain itu, India juga mengembangkan rudal jelajah BrahMos bersama Rusia, yang memiliki kecepatan hipersonik Mach 4 dan mampu menghancurkan target darat dan laut. Sistem rudal ini ditempatkan pada berbagai platform, termasuk kapal perusak INS Vikra, yang dianggap sebagai salah satu kapal perusak tercanggih di dunia.
Sistem Pertahanan Udara dan Peran Aliansi
Dalam upaya memperkuat pertahanan udaranya, India mengakuisisi sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 Triumf dari Rusia. Sistem S-400, yang dikembangkan pada tahun 1990-an, adalah sistem pertahanan udara canggih yang mampu mendeteksi dan menghancurkan ancaman udara dari jarak jauh, termasuk pesawat, rudal, dan drone. Aliansi pertahanan India tidak hanya terbatas pada Rusia. India juga menjalin kemitraan dengan Jepang dalam sektor keamanan ekonomi dan teknologi kritis, seperti semikonduktor, mineral, dan teknologi informasi, yang mencerminkan upaya untuk membangun rantai pasokan yang tangguh dan aman di tengah persaingan geopolitik.
Jepang dan Korea Selatan: Aliansi, Inovasi, dan Dilema Keamanan
Jepang dan Korea Selatan berada dalam posisi strategis yang kompleks, diapit oleh Tiongkok dan Korea Utara yang secara aktif meningkatkan kapabilitas militer mereka. Kedua negara ini merespons dengan pendekatan yang berfokus pada inovasi teknologi dan aliansi yang kuat, terutama dengan Amerika Serikat.
Jepang: Strategi Pertahanan Multilapis
Jepang telah memprioritaskan strategi pertahanan multilapis, yang berfokus pada perlindungan pulau-pulau mereka dan perairan sekitarnya. Modernisasi armada kapal selam mereka merupakan komponen krusial dari strategi ini. Kapal selam kelas Taigei adalah penerus dari kelas Soryu dan menggunakan teknologi mutakhir, termasuk baterai lithium-ion yang meningkatkan jangkauan dan mengurangi deteksi. Kapal selam ini berfungsi sebagai aset pencegahan dan pertahanan asimetris yang efektif karena kemampuannya untuk beroperasi secara diam-diam untuk jangka waktu yang lebih lama.
Jepang juga berkolaborasi erat dengan Amerika Serikat dalam penguatan teknologi pertahanan. Sebagai contoh, Jepang menerima penjualan sistem peperangan elektronik SEWIP (Surface Electronic Warfare Improvement Program) dari Lockheed Martin, yang meningkatkan kesadaran situasional dan perlindungan terhadap serangan rudal anti-kapal. Selain itu, Jepang berfokus pada pengembangan teknologi masa depan, seperti kecerdasan buatan (AI), teknologi kuantum, dan kendaraan tak berawak di darat dan laut (Unmanned Surface Vehicles/USV), sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan keunggulan teknologi dalam “domain peperangan baru”.
Korea Selatan: Pembangunan Jet Tempur Domestik dan Kapal Perusak Canggih
Di tengah ketegangan yang terus berlanjut dengan Korea Utara, Korea Selatan meningkatkan kekuatan militernya secara signifikan. Salah satu proyek andalannya adalah pengembangan jet tempur domestic KF-21 Boramae. Proyek ini merupakan program pengembangan jet tempur domestik kedua setelah FA-50, yang bertujuan untuk memproduksi pesawat tempur modern pengganti armada lama. KF-21 adalah jet tempur generasi 4.5+ dengan kemampuan siluman terbatas, dilengkapi dengan radar AESA (Active Electronically Scanned Array) dan avionik canggih. Indonesia pada awalnya adalah mitra pendanaan dengan 20% saham, meskipun kepemilikannya kemudian dikurangi menjadi 7,5% atas permintaan pemerintah Indonesia.
Dalam sektor angkatan laut, Korea Selatan baru-baru ini menerima kapal perusak Aegis keempatnya, Jeongjo the Great. Kapal seberat 8.200 ton ini dilengkapi dengan sistem tempur Aegis terbaru, yang mampu mendeteksi, melacak, dan mencegat rudal balistik dari Korea Utara. Kapal ini juga dipersenjatai dengan rudal permukaan-ke-udara Standard Missile-3 (SM-3) yang mampu mencegat rudal di ketinggian lebih dari 100 kilometer. Pembangunan kapal ini adalah bagian dari proyek tiga kapal perusak Aegis yang direncanakan oleh Angkatan Laut Korea Selatan, secara langsung mencerminkan upaya strategis untuk memperkuat pertahanan rudal mereka dalam menghadapi ancaman langsung dari utara.
Indonesia dan Asia Tenggara: Keseimbangan Antara Akuisisi dan Industri
Sebagai negara dengan indeks kekuatan militer tertinggi di ASEAN, Indonesia berada pada momentum penting dalam modernisasi pertahanan. Rencana Pembangunan Minimum Essential Force (MEF) yang berakhir pada tahun 2024 menjadi fokus utama dalam upaya modernisasi ini. Proses akuisisi alutsista di Indonesia melibatkan berbagai metode, termasuk produksi dalam negeri, kolaborasi, dan impor. Pemerintah berupaya untuk mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri dengan melibatkan badan usaha milik negara (BUMN) dan swasta, meskipun tantangan dalam hal kapasitas produksi dan pendanaan masih ada.
Akuisisi Alutsista Strategis yang Mengubah Keseimbangan Regional
Indonesia baru-baru ini membuat langkah strategis yang signifikan dengan menandatangani kontrak pembelian 48 jet tempur generasi kelima KAAN dari Turki. Akuisisi ini menjadikan Indonesia negara pertama di Asia Tenggara yang akan mengoperasikan jet tempur generasi kelima. Pesawat KAAN dilengkapi dengan teknologi siluman, radar AESA, dan sistem operasi berbasis jaringan. Langkah ini tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia dalam pertahanan regional tetapi juga memiliki implikasi geopolitik yang substansial. Selain KAAN, Indonesia juga sedang dalam proses akuisisi jet tempur F-15EX dari Amerika Serikat dan Rafale dari Prancis. Akuisisi lain yang sangat penting adalah rudal balistik jarak pendek KHAN dari Turki, yang ditempatkan di Kalimantan Timur. Pengerahan sistem rudal ini merupakan langkah penting yang telah “secara signifikan” mengubah keseimbangan kekuatan regional. Para pakar mencatat bahwa negara-negara di Asia Tenggara umumnya menghindari sistem balistik taktis karena sifatnya yang inheren ofensif dan bukan platform murni defensif, namun Indonesia telah mengubah norma tersebut. Kepemilikan rudal ini memberikan Indonesia kapabilitas “serangan kedua” (second-strike capability) yang dapat menjadi alat pencegahan yang kuat.
Modernisasi Angkatan Laut dan Peran Drone
Modernisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (TNI AL) merupakan prioritas utama, dengan fokus pada pengadaan kapal perang (KRI), kapal cepat rudal (KCR), dan kapal selam. Selain platform konvensional, Indonesia juga mengadopsi teknologi asimetris. Akuisisi drone seperti Bayraktar TB3 dan Akinci dari Turki menunjukkan pendekatan yang lebih murah namun efektif untuk memperkuat pertahanan. Penggunaan Unmanned Aerial Vehicles (UAV) dalam operasi militer menawarkan keunggulan taktis dan operasional yang signifikan, termasuk mereduksi pengeluaran operasional dan meminimalkan risiko korban jiwa, menjadikannya strategi pertahanan yang mematikan dan hemat biaya.
Perbandingan Lintas Sektor dan Wawasan Strategis
Modernisasi militer di Asia menunjukkan adanya paradigma yang beragam, mencerminkan prioritas dan tantangan strategis masing-masing negara.
Perbandingan Kekuatan Angkatan Laut: Kapal Induk vs. Kapal Selam
Tiongkok secara terang-terangan berinvestasi pada kapal induk raksasa seperti Fujian. Langkah ini menunjukkan sebuah paradigma proyeksi kekuatan ofensif, di mana Tiongkok berupaya untuk memperluas jangkauan operasionalnya jauh dari perairan pesisir, mengamankan jalur perdagangan vital, dan menunjukkan kekuatannya di skala global. Kapal induk adalah simbol dominasi laut yang memungkinkan negara untuk melancarkan operasi militer di wilayah manapun di dunia.
Sebaliknya, Jepang dan Korea Selatan , yang terhimpit oleh Tiongkok dan Korea Utara, memprioritaskan pengembangan armada kapal selam canggih. Kapal selam kelas Taigei Jepang dengan baterai lithium-ion dan kapal selam balistik Korea Selatan yang dapat meluncurkan rudal dari bawah air adalah aset pertahanan dan pencegahan yang sangat efektif. Ini adalah paradigma pertahanan dan pencegahan asimetris, di mana kapal selam yang sulit dideteksi dapat mengancam kapal induk dan aset maritim permukaan lawan yang jauh lebih besar, secara efektif menetralkan keunggulan kuantitas. Indonesia berada di tengah, dengan prioritas modernisasi pada kapal perang dan kapal selam, menunjukkan fokus utama pada pertahanan wilayah perairan teritorialnya yang luas dan vital.
Perbandingan Kekuatan Udara: Jet Tempur Generasi Ke-4.5 vs. Generasi Ke-5
Perbandingan antara proyek jet tempur KF-21 Boramae Korea Selatan dan akuisisi KAAN oleh Indonesia mengilustrasikan dua strategi yang berbeda dalam modernisasi kekuatan udara. Korea Selatan memilih untuk mengembangkan jet tempur generasi 4.5+ dengan kemampuan siluman terbatas. Meskipun persyaratan awalnya lebih ambisius, keputusan ini diambil untuk membangun kapabilitas industri domestik secara bertahap dan berkelanjutan. Strategi ini memungkinkan Korea Selatan untuk secara mandiri memproduksi komponen-komponen utama dan menghindari keterbatasan perdagangan senjata, bahkan jika hasilnya bukan pesawat paling canggih di dunia.
Sementara itu, Indonesia mengambil pendekatan yang berbeda dengan langsung mengakuisisi jet tempur generasi kelima dari Turki. Langkah ini memungkinkan Indonesia untuk melompati fase pengembangan domestik yang mahal dan rumit, secara cepat mendapatkan teknologi terdepan dan mengubah keseimbangan kekuatan udara di Asia Tenggara. Perbedaan pendekatan ini menunjukkan bahwa strategi Indonesia adalah untuk mengakuisisi kemampuan mutakhir dengan cepat, berkolaborasi dengan produsen non-tradisional, meskipun mungkin dengan biaya dan risiko alih teknologi.
Perkembangan Teknologi Mutakhir: Peperangan Elektronik dan Drone
Perlombaan senjata di Asia kini tidak hanya berpusat pada platform tempur konvensional, tetapi juga pada kemampuan teknologi mutakhir seperti peperangan elektronik (EW), kecerdasan buatan (AI), dan sistem tak berawak. Tiongkok, India, dan Jepang telah berinvestasi besar dalam EW untuk mendeteksi, mengacaukan, dan mengendalikan spektrum elektromagnetik musuh. Peperangan di masa depan tidak hanya akan dimenangkan melalui kekuatan fisik, tetapi juga melalui superioritas informasi.
Selain itu, negara-negara dengan anggaran terbatas seperti Indonesia menyadari bahwa mereka dapat menemukan keunggulan asimetris melalui penggunaan drone dan sistem tak berawak. Drone tempur dan pengintai menawarkan strategi pertahanan yang “murah dan mematikan,” mengurangi risiko korban jiwa dan biaya operasional. Pergeseran ini menunjukkan bahwa perang modern adalah tentang perang berbasis sistem dan jaringan, di mana kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai teknologi dan mengelola informasi menjadi faktor penentu kemenangan.
Dampak dan Implikasi Geopolitik
Implikasi Pakta AUKUS terhadap Stabilitas Regional
Pembentukan aliansi keamanan trilateral AUKUS antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat pada tahun 2021 merupakan respons langsung terhadap ekspansi militer Tiongkok di Indo-Pasifik. Tujuan utamanya adalah untuk membantu Australia mengakuisisi kapal selam bertenaga nuklir yang secara konvensional bersenjata, yang memiliki keunggulan jangkauan, daya tahan, dan siluman yang lebih unggul dibandingkan kapal selam diesel-elektrik.
Namun, AUKUS tidak hanya berimplikasi pada Tiongkok; ia juga menciptakan dilema strategis yang signifikan bagi negara-negara di Asia Tenggara. Secara ekonomi, banyak negara ASEAN cenderung bergantung pada Tiongkok, namun secara politik dan keamanan, mereka masih memiliki hubungan erat dengan Amerika Serikat. AUKUS mengintensifkan persaingan militer antara Tiongkok dan aliansi AS, memaksa negara-negara ASEAN untuk mengambil posisi dan berpotensi memecah belah solidaritas regional. Situasi ini adalah contoh klasik dari “dilema keamanan” di mana upaya pertahanan satu pihak (AUKUS) dipersepsikan sebagai ancaman oleh pihak lain (Tiongkok), yang pada akhirnya menciptakan ketidakpastian dan ketidakstabilan bagi semua pihak yang terlibat.
Peningkatan Anggaran Pertahanan dan Risiko Perlombaan Senjata di Asia
Modernisasi militer di Asia didukung oleh peningkatan anggaran pertahanan yang substansial. Tiongkok, India, dan Korea Selatan adalah beberapa negara dengan belanja militer terbesar di dunia, dengan anggaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan anggaran ini memungkinkan mereka untuk mengakuisisi senjata-senjata canggih yang telah dibahas sebelumnya, menciptakan siklus timbal balik yang berbahaya.
Tulisan ini menggarisbawahi bahwa perlombaan senjata di Asia saat ini bukan lagi tentang siapa yang punya lebih banyak tank atau pesawat, tetapi siapa yang bisa mengembangkan atau mengakuisisi teknologi paling revolusioner. Keterlibatan negara-negara non-tradisional, seperti Turki dalam kasus Indonesia dan Israel dalam kasus India , mempercepat proliferasi teknologi mutakhir ini. Ini menunjukkan bahwa perlombaan senjata di Asia tidak lagi terbatas pada persaingan bipolar antara AS dan Tiongkok, melainkan telah menjadi pasar global yang kompleks, di mana aliansi dan akuisisi dapat terjadi dengan cepat dan tidak terduga, meningkatkan risiko eskalasi dan konflik tak terduga.
Kesimpulan
Perkembangan teknologi persenjataan dan dinamika militer di Asia-Pasifik mencerminkan era baru dalam kompetisi kekuatan regional. Tren modernisasi yang didorong oleh persaingan geopolitik, pergeseran fokus dari kuantitas ke kualitas, dan munculnya kemampuan asimetris diprediksi akan terus berlanjut. Tiongkok akan terus berupaya memperluas pengaruh maritimnya dengan armada kapal induk yang semakin canggih, sementara Jepang dan Korea Selatan akan terus berinvestasi pada teknologi pencegahan asimetris yang berfokus pada pertahanan laut dan udara. India akan melanjutkan upayanya untuk membangun kemandirian industri pertahanan, dan negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia akan menyeimbangkan antara akuisisi cepat dan pembangunan industri untuk memenuhi kebutuhan pertahanan mereka.
Tantangan keamanan yang harus dihadapi oleh negara-negara Asia adalah kompleksitas dari “dilema keamanan” yang dapat memicu ketidakstabilan, ketidakpastian kebijakan yang dapat mengancam kerja sama regional, dan potensi konflik yang tidak terduga akibat kecanggihan teknologi baru. Untuk mengelola dinamika ini, negara-negara di kawasan perlu mengelola modernisasi militer mereka dengan hati-hati. Kekuatan militer yang efektif harus diimbangi dengan diplomasi yang kuat, transparansi dalam kebijakan pertahanan, dan pembangunan kepercayaan regional untuk menghindari eskalasi yang tidak diinginkan dan memastikan bahwa perlombaan senjata ini tidak mengorbankan perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Daftar Pustaka :
- Pergeseran Sentral Geopolitik Internasional, dari Heartland ke Asia Pasifik – Jurnal Lemhannas RI, accessed on September 8, 2025, https://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/download/132/53/
- 7 Negara Pamer Alutsista Canggih di Asia-Pasifik – CNN Indonesia, accessed on September 8, 2025, https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210916085820-113-695080/7-negara-pamer-alutsista-canggih-di-asia-pasifik
- STRATEGI PERTAHANAN TIONGKOK DALAM MERESPON PEMBENTUKAN AUKUS TERHADAP ANCAMAN REUNIFIKASI TAIWAN – Ejournal FISIP Unjani, accessed on September 8, 2025, https://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/GIJ/article/download/2694/828
- Korea Selatan Terapkan Wajib Militer, Berikut Sejarah dan Prosesnya – Merdeka.com, accessed on September 8, 2025, https://www.merdeka.com/dunia/korea-selatan-terapkan-wajib-militer-berikut-sejarah-dan-prosesnya-250359-mvk.html
- Taiwan: Kapal Induk Tercanggih China akan Beroperasi Tahun 2025 – VOA Indonesia, accessed on September 8, 2025, https://www.voaindonesia.com/a/taiwan-kapal-induk-tercanggih-china-akan-beroperasi-tahun-2025/7264703.html
- China Makin Perkasa, ini Daftar Kapal Induk Buatannya yang Bikin …, accessed on September 8, 2025, https://www.merdeka.com/trending/china-makin-perkasa-ini-daftar-kapal-induk-buatannya-yang-bikin-barat-dagdigdug-405903-mvk.html
- Pesawat tempur elektronik China dipasangi perangkat pelacak dan rudal – ANTARA News Sumatera Selatan, accessed on September 8, 2025, https://sumsel.antaranews.com/berita/580061/pesawat-tempur-elektronik-china-dipasangi-perangkat-pelacak-dan-rudal
- Tiongkok Klaim Mampu Melancarkan Perang Elektronik Bertenaga AI – Koran Jakarta, accessed on September 8, 2025, https://koran-jakarta.com/2024-02-22/tiongkok-klaim-mampu-melancarkan-perang-elektronik-bertenaga-ai
- Rudal Hipersonik Tiongkok DF-17: Ancaman Baru dalam …, accessed on September 8, 2025, https://radarsurabaya.jawapos.com/mancanegara/776483505/rudal-hipersonik-tiongkok-df-17-ancaman-baru-dalam-persaingan-persenjataan-global
- Tiongkok Luncurkan Rudal Hipersonik Generasi Baru – Terasbatam.id, accessed on September 8, 2025, https://www.terasbatam.id/tiongkok-luncurkan-rudal-hipersonik-generasi-baru/
- Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan 2025, Siapa Lebih Kuat? – GoodStats, accessed on September 8, 2025, https://goodstats.id/article/perbandingan-kekuatan-militer-india-dan-pakistan-2025-siapa-lebih-kuat-MLPqS
- India Uji Rudal Agni-5 yang Mampu Hantam Wilayah Mana Pun di China – SINDOnews.com, accessed on September 8, 2025, https://international.sindonews.com/read/1609329/40/india-uji-rudal-agni-5-yang-mampu-hantam-wilayah-mana-pun-di-china-1755745725
- Rusia dan India melakukan negosiasi untuk penambahan sistem pertahanan udara S-400 Triumf – Airspace Review, accessed on September 8, 2025, https://www.airspace-review.com/2025/09/05/rusia-dan-india-melakukan-negosiasi-untuk-penambahan-sistem-pertahanan-udara-s-400-triumf/
- Fact Sheet : India-Japan Economic Security Cooperation – PIB, accessed on September 8, 2025, https://www.pib.gov.in/PressReleasePage.aspx?PRID=2162043
- Jepang memperkuat pertahanan pulau dengan strategi multilapis dan kapal selam baru, accessed on September 8, 2025, https://ipdefenseforum.com/id/2024/10/jepang-memperkuat-pertahanan-pulau-dengan-strategi-multilapis-dan-kapal-selam-baru/
- Kapal Selam Jepang, Kapal Selam Listrik Taigei (SS 513) – M I L I T E R I U M, accessed on September 8, 2025, https://militerium.com/angkatan-laut/kapal-selam-jepang-taigei-ss-513/
- Spesifikasi Kapal Selam Hakugei Kekuatan Baru Militer Jepang – Tempo.co, accessed on September 8, 2025, https://www.tempo.co/foto/arsip/spesifikasi-kapal-selam-hakugei-kekuatan-baru-militer-jepang-336326
- Electronic Warfare | Lockheed Martin, accessed on September 8, 2025, https://www.lockheedmartin.com/en-us/capabilities/electronic-warfare.html
- Teknologi USV Jepang mendapatkan momentum di tengah meningkatnya ketegangan maritim – Indo-Pacific Defense FORUM, accessed on September 8, 2025, https://ipdefenseforum.com/id/2024/08/teknologi-usv-jepang-mendapatkan-momentum-di-tengah-meningkatnya-ketegangan-maritim/
- potensi kerja sama industri pertahanan indonesia dengan jepang dalam new domains of warfare (studi pustaka pada kebijakan pertahanan indonesia dan the defense of japan white paper 2022) – Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kemhan RI, accessed on September 8, 2025, https://www.kemhan.go.id/pothan/2023/02/06/potensi-kerja-sama-industri-pertahanan-indonesia-dengan-jepang-dalam-new-domains-of-warfare-studi-pustaka-pada-kebijakan-pertahanan-indonesia-dan-the-defense-of-japan-white-paper-2022.html
- KAI KF-21 Boramae Pesawat Karya Indonesia Korsel yang Memiliki Teknologi Siluman, accessed on September 8, 2025, https://international.sindonews.com/read/1534667/40/kai-kf-21-boramae-pesawat-karya-indonesia-korsel-yang-memiliki-teknologi-siluman-1740470564
- AL Korsel Terima Kapal Perusak Aegis Jeongjo The Great Pekan Depan: Dilengkapi Pencegat Rudal Canggih – VOI, accessed on September 8, 2025, https://voi.id/berita/436425/al-korsel-terima-kapal-perusak-aegis-jeongjo-the-great-pekan-depan-dilengkapi-pencegat-rudal-canggih
- Korea Selatan Resmikan ROKS Jeongjo the Great – Kapal Perusak Pertama dari KDX-III Batch II Class dengan Sistem Tempur Aegis Generasi Terbaru – Indomiliter.com, accessed on September 8, 2025, https://www.indomiliter.com/korea-selatan-resmikan-roks-jeongjo-the-great-kapal-perusak-pertama-dari-kdx-iii-batch-ii-class-dengan-sistem-tempur-aegis-generasi-terbaru/
- Daftar Peringkat Kekuatan Militer Negara-Negara ASEAN Terbaru – Tirto.id, accessed on September 8, 2025, https://tirto.id/daftar-peringkat-kekuatan-militer-negara-negara-asean-terbaru-heUm
- Modernisasi TNI di Bawah Jokowi: Profesional atau Politis? – LAB 45, accessed on September 8, 2025, https://www.lab45.id/event/43/modernisasi-tni-di-bawah-jokowi-profesional-atau-politis
- rapat awal Tim Penyiapan Dokumen Usulan Kegiatan Pengadaan Alutsista PLN dan PDN Tahun 2025-2029 – Direktorat Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan RI, accessed on September 8, 2025, https://www.kemhan.go.id/renhan/2024/04/25/rapat-awal-tim-penyiapan-dokumen-usulan-kegiatan-pengadaan-alutsista-pln-dan-pdn-tahun-2025-2029.html
- promosi dan kerjasama: langkah strategis pemerintah indonesia dalam peningkatan kemandirian industri pertahanan dalam negeri., accessed on September 8, 2025, https://www.kemhan.go.id/pothan/2024/08/26/promosi-dan-kerjasama-langkah-strategis-pemerintah-indonesia-dalam-peningkatan-kemandirian-industri-pertahanan-dalam-negeri.html
- Indonesia Resmi Beli 48 Pesawat Tempur KAAN dari Turkiye – KOMPAS.com, accessed on September 8, 2025, https://nasional.kompas.com/read/2025/07/28/18435781/indonesia-resmi-beli-48-pesawat-tempur-kaan-dari-turkiye
- Indonesia Resmi Beli 48 Jet Tempur KAAN Generasi-5 Buatan Turki – Hidayatullah.com, accessed on September 8, 2025, https://hidayatullah.com/berita/2025/07/27/297735/indonesia-resmi-beli-48-jet-tempur-kaan-generasi-5-buatan-turki.html
- Indonesia Akan Beli Jet Tempur F-15EX, Ini Spesifikasinya | tempo.co, accessed on September 8, 2025, https://www.tempo.co/sains/indonesia-akan-beli-jet-tempur-f-15ex-ini-spesifikasinya-1233029
- Pertama di Asia Tenggara, Rudal Balistik Indonesia Ubah Keseimbangan Kekuatan Regional – SINDOnews.com, accessed on September 8, 2025, https://international.sindonews.com/read/1605827/40/pertama-di-asia-tenggara-rudal-balistik-indonesia-ubah-keseimbangan-kekuatan-regional-1755058093
- Pertama di Asia Tenggara, Rudal Balistik Indonesia Ubah Keseimbangan Kekuatan Regional – SINDOnews.com, accessed on September 8, 2025, https://international.sindonews.com/read/1605827/40/pertama-di-asia-tenggara-rudal-balistik-indonesia-ubah-keseimbangan-kekuatan-regional-1755058093?showpage=all
- Rudal Balistik Khan Indonesia Dijuluki Paling Mematikan di Asia Tenggara hingga Dikuliti Media Asing – YouTube, accessed on September 8, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=-ZR6XdXeNqY
- Indonesia memperkuat armada angkatan laut dengan program peremajaan dan peningkatan – Indo-Pacific Defense FORUM, accessed on September 8, 2025, https://ipdefenseforum.com/id/2025/03/indonesia-memperkuat-armada-angkatan-laut-dengan-program-peremajaan-dan-peningkatan/
- Modernisasi Alat Utama Sistem Senjata TNI dalam Mendukung Tugas TNI AL | Prasetiyo | Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, accessed on September 8, 2025, https://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/view/5648
- TNI AL Laporkan Penambahan Alutsista Baru Sepanjang 2024, Ini Daftarnya, accessed on September 8, 2025, https://nasional.kompas.com/read/2025/01/03/20230821/tni-al-laporkan-penambahan-alutsista-baru-sepanjang-2024-ini-daftarnya?page=all
- Efektivitas Penggunaan Unmanned Aerial Vehicles dalam Penanggulangan Maritime Transnational Organized Crime, accessed on September 8, 2025, https://jurnalmaritim.tnial.mil.id/index.php/IMJ/article/download/69/50
- Kapal Selam Baru Canggih Buatan Jepang “29SS” Dinilai Mampu Bikin China Gemetar, accessed on September 8, 2025, https://rmol.id/dunia/read/2021/11/15/511652/kapal-selam-baru-canggih-buatan-jepang-29ss-dinilai-mampu-bikin-china-gemetar
- Angkatan Laut Korea Selatan menerima kapal perusak kelas Jeongjo the Great pertama buatan dalam negeri: Dilengkapi 88 VLS – Airspace Review, accessed on September 8, 2025, https://www.airspace-review.com/2024/12/04/angkatan-laut-korea-selatan-menerima-kapal-perusak-kelas-jeongjo-the-great-pertama-buatan-dalam-negeri-dilengkapi-88-vls/
- Pembinasa kelas Visakhapatnam – Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas, accessed on September 8, 2025, https://ms.wikipedia.org/wiki/Pembinasa_kelas_Visakhapatnam
- Korea Selatan kembangkan pesawat perang elektronik dengan investasi 1,28 miliar USD, accessed on September 8, 2025, https://www.airspace-review.com/2025/09/06/korea-selatan-kembangkan-pesawat-perang-elektronik-dengan-investasi-128-miliar-usd/
- AUKUS Explained: How Will the Trilateral Pact Shape Indo-Pacific Security?, accessed on September 8, 2025, https://www.cfr.org/in-brief/aukus-explained-how-will-trilateral-pact-shape-indo-pacific-security
- Era Pertahanan Laut Baru di Indo-Pasifik melalui Kerjasama Keamanan AUKUS Sebagai Respons terhadap Kekuatan Dominasi China – Jurnal ID, accessed on September 8, 2025, https://jurnal-id.com/index.php/jupin/article/view/463
- the implementation of aukus in american foreign policy in the indo-pacific – ResearchGate, accessed on September 8, 2025, https://www.researchgate.net/publication/391036399_THE_IMPLEMENTATION_OF_AUKUS_IN_AMERICAN_FOREIGN_POLICY_IN_THE_INDO-PACIFIC
- Pembentukan Aliansi AUKUS; Bagaimana Indonesia Berperan? | GEOTIMES, accessed on September 8, 2025, https://geotimes.id/opini/pembentukan-aliansi-aukus-bagaimana-indonesia-berperan/
- DETERMINASI PAKTA AUKUS TERHADAP KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA – Universitas Kristen Indonesia, accessed on September 8, 2025, https://ejournal.uki.ac.id/index.php/japs/article/download/3990/2336/