Pendahuluan: Mendefinisikan ‘Kelahiran Kembali’

Renaisans, sebuah kata dari bahasa Prancis yang secara harfiah berarti “kelahiran kembali” (rebirth), adalah era transformatif yang menandai kebangkitan kembali ilmu pengetahuan, sastra, dan seni di Eropa setelah periode panjang kemunduran dan stagnasi budaya yang dikenal sebagai Abad Pertengahan. Periode bersejarah yang membentang dari abad ke-14 hingga abad ke-17 ini berfungsi sebagai jembatan penting yang menghubungkan Abad Pertengahan Akhir dengan Zaman Modern. Ditandai dengan munculnya individu-individu yang gagasan-gagasannya mengubah pandangan dunia secara fundamental, Renaisans tidak hanya merupakan kebangkitan seni dan estetika, tetapi juga revolusi intelektual dan sosial yang membentuk dasar peradaban modern.

Tulisan ini akan menyajikan analisis mendalam mengenai periode awal Renaisans, khususnya yang berpusat di Italia. Analisis ini akan mengkaji berbagai faktor yang memicu pergeseran paradigmatis ini, mengeksplorasi kontribusi signifikan dari tokoh-tokoh kunci di berbagai bidang, dan menguraikan warisan jangka panjang yang terus membentuk dunia hingga hari ini. Dengan mensintesis data dari beragam sumber, laporan ini bertujuan untuk melampaui deskripsi faktual semata dan mengartikulasikan hubungan sebab-akibat yang kompleks serta implikasi yang mendasari era penting ini.

Latar Belakang dan Pemicu Renaisans

Kondisi Abad Pertengahan Akhir: Era Stagnasi dan Dogma

Sebelum fajar Renaisans, masyarakat Eropa hidup dalam bayang-bayang Abad Pertengahan, yang sering digambarkan sebagai era yang stagnan dan didominasi oleh dogma. Kondisi sosial, politik, dan intelektual pada masa ini ditandai dengan dua karakteristik utama. Pertama, dominasi mutlak Gereja Katolik yang meresap ke dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari ilmu pengetahuan, sosial, budaya, hingga politik dan ekonomi. Otoritas Gereja dianggap suci dan menantangnya adalah hal yang tabu. Kedua, system feodalisme yang kaku, di mana mayoritas rakyat hidup dalam kondisi yang terbatas dan penuh ketergantungan pada kaum bangsawan, yang pada gilirannya menyebabkan masyarakat yang statis dan hierarkis.

Pandangan dunia pada masa ini bersifat teosentris, di mana segala sesuatu berpusat pada Tuhan dan kehidupan ditujukan untuk keselamatan akhirat (ekstologi). Ilmu pengetahuan dan akal manusia dianggap tunduk pada dogma agama, yang sering kali menghambat pemikiran kritis dan inovatif. Kekangan ini menyebabkan stagnasi budaya dan ilmu pengetahuan, serta mematikan imajinasi kreatif para pemikir dan seniman.

Katalisator Kebangkitan: Revolusi Intelektual dan Ekonomi

Pergeseran mendasar dari Abad Pertengahan ke Renaisans tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipicu oleh serangkaian katalisator yang kompleks. Salah satu faktor utama adalah peran vital kota-kota dagang Italia seperti Florence, Venice, Genoa, dan Roma. Kota-kota ini menjadi pusat kegiatan ekonomi dan intelektual yang subur. Kebangkitan perdagangan antara Timur dan Barat memicu kemunculan kelas menengah dan pedagang yang kaya, yang mulai mengadopsi cara pandang baru terhadap kehidupan yang lebih menekankan nilai-nilai individual dan kekayaan.

Kekayaan yang terakumulasi oleh elit finansial ini, terutama oleh keluarga bankir seperti Keluarga Medici di Florence, memainkan peran sentral dalam memfasilitasi ledakan budaya yang luar biasa. Patronase seni dan arsitektur oleh keluarga Medici, yang mendukung seniman-seniman seperti Filippo Brunelleschi, Donatello, Leonardo da Vinci, dan Michelangelo, bukanlah sekadar tindakan kedermawanan, melainkan sebuah investasi strategis. Dengan mendanai proyek-proyek monumental dan karya-karya seni, keluarga-keluarga kaya ini mendapatkan status, pengakuan, dan melegitimasi kekayaan mereka di mata publik. Pergeseran kekuasaan dari aristokrasi feodal dan Gereja ke elit finansial ini secara mendalam mengubah lanskap ekonomi-politik dan menciptakan sumber daya yang diperlukan untuk mendanai era kebangkitan budaya ini.

Katalisator penting lainnya adalah migrasi pengetahuan dan teks kuno. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1453 menyebabkan banyak cendekiawan Yunani melarikan diri ke Italia, membawa serta manuskrip-manuskrip klasik yang sebelumnya “hilang” dari Eropa. Peristiwa ini sering dianggap sebagai pemicu langsung dari “kelahiran kembali” ini. Namun, narasi ini menyederhanakan kontribusi peradaban lain yang jauh lebih awal dan krusial. Analisis historis menunjukkan bahwa peradaban Islam di

Al-Andalus (Spanyol) telah bertindak sebagai “jembatan penting” yang melestarikan, menerjemahkan, dan mengembangkan karya-karya filsafat Yunani, matematika, kedokteran, dan ilmu pengetahuan lainnya selama berabad-abad. Para filsuf Muslim seperti Ibnu Rusyd (Averroes) menerjemahkan dan mengembangkan karya-karya Yunani, yang kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin di pusat-pusat intelektual seperti Toledo dan Cordoba. Dengan demikian, Renaisans tidak hanya merupakan kelahiran kembali yang spontan di Eropa, tetapi juga merupakan puncak dari pertukaran intelektual lintas-peradaban yang mana pengetahuan yang dilestarikan oleh dunia Islam ditransfer kembali ke Eropa, jauh sebelum jatuhnya Konstantinopel.

Humanisme: Revolusi Pemikiran Manusia

Jantung dari Revolusi Renaisans adalah humanisme, sebuah gerakan intelektual yang berpusat pada martabat, harkat, dan potensi manusia. Gerakan ini menandai pergeseran dari pandangan dunia teosentris ke antroposentris, di mana akal dan rasio manusia dihargai sebagai kriteria kebenaran dan manusia ditempatkan sebagai pusat kehidupan. Kaum humanis berupaya untuk menemukan keunggulan manusia melalui perjuangan individu, sebuah gagasan yang berakar pada konsep manusia di era Yunani klasik.

Meskipun beberapa pandangan populer menyebut humanisme sebagai gerakan yang menolak agama atau bahkan ateistik, pandangan ini kurang akurat untuk konteks awal Renaisans. Sebagian besar humanis awal, seperti Francesco Petrarch, yang dikenal sebagai bapak humanisme, adalah penganut Kristen yang taat. Tujuan mereka bukanlah untuk menghancurkan agama, melainkan untuk “memurnikan dan memperbarui Kekristenan” dengan kembali pada sumber-sumber asli, seperti Injil dan ajaran Bapa Gereja, sambil mengesampingkan kompleksitas teologi skolastik Abad Pertengahan. Gerakan ini adalah upaya untuk menyelaraskan akal klasik dengan iman Kristen, sebuah upaya yang menjelaskan mengapa para Paus dan keluarga bangsawan yang saleh dapat menjadi pendukung utama Renaisans. Ideologi sekuler atau ateistik yang lebih radikal adalah konsekuensi yang berkembang di kemudian hari, bukan tujuan utamanya.

Berikut adalah tabel kronologi yang merangkum peristiwa-peristiwa penting pada masa Renaisans awal:

Tabel 1: Kronologi Kunci Renaisans Awal 

Tahun Peristiwa/Publikasi/Penemuan Kontributor Signifikansi
1304 Lahirnya Francesco Petrarch Francesco Petrarch Dianggap sebagai bapak humanisme dan memulai kajian sastra klasik.
1401 Kompetisi desain Pintu Katedral Florence Lorenzo Ghiberti Sering dianggap sebagai penanda awal Renaisans dalam seni.
1419 Awal pembangunan Kubah Katedral Florence Filippo Brunelleschi Menunjukkan kebangkitan arsitektur dan teknik Romawi kuno.
1434 Kebangkitan kekuasaan Medici Cosimo de Medici Awal dari era patronase seni yang masif di Florence.
1452 Lahirnya Leonardo da Vinci Leonardo da Vinci Perwujudan ideal dari “Manusia Renaisans.”
1453 Kejatuhan Konstantinopel Kesultanan Utsmaniyah Memicu migrasi cendekiawan Yunani ke Italia dengan manuskrip kuno.
1454 Penemuan mesin cetak Johannes Gutenberg Memfasilitasi penyebaran pengetahuan dan ide humanisme secara luas.
1469 Lahirnya Niccolò Machiavelli Niccolò Machiavelli Peletak dasar ilmu politik modern.
1473 Lahirnya Nicolaus Copernicus Nicolaus Copernicus Mengembangkan teori heliosentris yang menantang pandangan geosentris Gereja.
1475 Lahirnya Michelangelo Michelangelo Salah satu raksasa seni Renaisans dengan karya patung dan lukisan ikonik.

Para Tokoh dan Kontribusi Kunci

Renaisans adalah panggung bagi figur-figur luar biasa yang keberaniannya dalam berpikir dan berkreasi melahirkan mahakarya yang mengubah jalannya sejarah. Kontribusi mereka di berbagai bidang mencerminkan semangat humanisme yang mengagungkan kemampuan manusia.

Arsitektur dan Patung: Manifestasi Estetika Baru

Filippo Brunelleschi dianggap sebagai bapak arsitektur Renaisans. Dua pencapaian utamanya menyoroti semangat baru yang mengawali era ini. Pertama adalah Kubah Katedral Florence yang ikonik. Pembangunan kubah raksasa ini merupakan tantangan teknis yang belum pernah dicoba sejak zaman Romawi kuno. Brunelleschi berhasil mengatasinya dengan menemukan mesin-mesin khusus dan mengadopsi teknik konstruksi yang terinspirasi dari arsitektur Romawi, menunjukkan bagaimana ide-ide humanis tentang kembali ke pengetahuan kuno dapat diwujudkan melalui inovasi modern. Pencapaian keduanya adalah penemuan perspektif linear. Metode matematis ini memungkinkan para seniman untuk menciptakan ilusi kedalaman dan realisme pada permukaan datar, sebuah inovasi yang merevolusi seni visual dan secara langsung mencerminkan pandangan humanis yang menghargai proporsi, keseimbangan, dan anatomi manusia.

Dalam bidang patung, Donatello adalah salah satu tokoh yang menghidupkan kembali seni dari tradisi klasik Karyanya yang paling terkenal, David, merupakan patung telanjang pria freestanding pertama yang dibuat sejak zaman kuno. Patung ini secara visual merepresentasikan pandangan humanis terhadap martabat dan kemuliaan tubuh manusia, menempatkan figur individu sebagai pusat karya seni dengan ekspresi dan anatomi yang sangat realistis.

Seni dan Sains: Perwujudan Sang “Manusia Renaisans”

Leonardo da Vinci adalah perwujudan ideal dari konsep “Manusia Renaisans” atau polymath, yang menggabungkan berbagai bidang keahlian secara luar biasa. Ia adalah seorang seniman, penemu, ilmuwan, dan filsuf. Karya-karyanya seperti lukisan Mona Lisa yang terkenal dengan teknik sfumato (gradasi halus antara warna dan bayangan) dan The Last Supper yang inovatif, menunjukkan pemahaman mendalam tentang anatomi dan psikologi manusia. Karya ikoniknya yang lain, The Vitruvian Man, secara sempurna menyatukan seni, matematika, dan studi anatomi, menggambarkan proporsi ideal tubuh manusia dalam geometri.

Tokoh raksasa seni lainnya adalah Michelangelo Buonarroti. Sebagai pematung, pelukis, arsitek, dan penyair, ia dikenal karena kemampuannya yang luar biasa untuk menciptakan karya-karya yang penuh ekspresi emosional dan detail anatomi yang luar biasa. Karyanya, patung David, dianggap sebagai salah satu patung marmer paling terkenal di dunia, yang melambangkan kebebasan dan kemandirian Republik Florence. Lukisan-lukisan monumental di langit-langit Kapel Sistina juga merupakan bukti kejeniusannya, menonjolkan penggambaran tubuh manusia yang berotot dan dinamis.

Filsafat dan Ilmu Pengetahuan: Fondasi Rasionalisme Modern

Renaisans juga melahirkan revolusi dalam pemikiran ilmiah dan politik. Francesco Petrarch (1304-1374) dikenal sebagai bapak humanisme Italia dan pelopor kebangkitan sastra klasik. Sebagai seorang penyair dan sarjana, ia mengkritik para teolog Abad Pertengahan dan mendorong kajian teks-teks kuno secara langsung.

Dalam ilmu pengetahuan, Nicolaus Copernicus (1473-1543) dan Galileo Galilei (1564-1642) adalah figur sentral yang secara fundamental menantang pandangan geosentris yang didukung Gereja. Teori heliosentris Copernicus, yang menyatakan bahwa Bumi dan planet-planet lain berputar mengelilingi Matahari, secara langsung bertentangan dengan dogma agama yang menempatkan Bumi sebagai pusat alam semesta. Galileo, dengan penemuannya seperti teleskop dan hukum gerak, memberikan bukti empiris yang mendukung teori Copernicus. Perjuangan para ilmuwan ini, meskipun penuh risiko—Copernicus dihukum dan Galileo menghadapi Inkuisisi meskipun mendapat dukungan awal dari keluarga Medici—akhirnya memenangkan tempat bagi akal dan observasi sebagai metode untuk mencari kebenaran, meletakkan dasar bagi Revolusi Ilmiah dan sains modern.

Di bidang politik, Niccolò Machiavelli (1469-1527) memberikan kontribusi yang mengubah cara pandang terhadap pemerintahan. Karyanya yang paling terkenal, Il Principe (Sang Pangeran), adalah sebuah risalah politik yang berfungsi sebagai panduan realistis bagi para penguasa. Machiavelli berargumen bahwa tindakan amoral terkadang diperlukan untuk mencapai kejayaan politik. Karya ini secara eksplisit memisahkan politik dari moralitas dan etika tradisional, sebuah pendekatan yang mencerminkan pandangan dunia Renaisans yang pragmatis dan berpusat pada manusia. Il Principe dianggap sebagai salah satu karya pertama dalam filsafat politik modern, di mana efek praktis lebih diutamakan daripada ideal abstrak

Berikut adalah ringkasan profil tokoh-tokoh kunci pada era Renaisans awal:

Tabel 2: Profil Tokoh Kunci Renaisans Awal 

Nama Tokoh Bidang Kontribusi Utama Karya Ikonik
Francesco Petrarch (1304-1374) Filsafat, Sastra “Bapak humanisme”; Menghidupkan kembali sastra klasik. Puisi-puisi liris Italia.
Filippo Brunelleschi (1377-1446) Arsitektur, Teknik Merancang kubah Katedral Florence; Menemukan perspektif linear. Kubah Katedral Florence, Kapel Pazzi.
Donatello (1386-1466) Patung Menghidupkan kembali patung telanjang freestanding; Merealisasikan anatomi manusia. David, St. George.
Leonardo da Vinci (1452-1519) Seni, Sains Perwujudan ideal polymath; Menggabungkan seni dan sains. Mona Lisa, The Last Supper, The Vitruvian Man.
Michelangelo (1475-1564) Seni, Arsitektur Menguasai patung, lukisan, dan arsitektur; Menekankan emosi dan anatomi. Patung David, lukisan langit-langit Kapel Sistina, Pieta.
Niccolò Machiavelli (1469-1527) Politik, Filsafat Peletak dasar ilmu politik modern; Memisahkan politik dari moral. Il Principe (Sang Pangeran).
Nicolaus Copernicus (1473-1543) Astronomi, Matematika Mengembangkan teori heliosentris. De revolutionibus orbium coelestium.
Galileo Galilei (1564-1642) Fisika, Astronomi “Bapak Astronomi Observasional”; Penemuan teleskop dan hukum gerak. Teleskop modern, jam pendulum.

Dampak Transformatif dan Warisan Jangka Panjang

Renaisans adalah sebuah era yang membawa dampak transformatif yang luas, tidak hanya di Eropa, tetapi juga di seluruh dunia. Warisan yang ditinggalkan oleh gerakan ini secara fundamental membentuk banyak aspek kehidupan modern.

Perubahan Sosial, Politik, dan Ekonomi

Salah satu dampak terpenting dari Renaisans adalah runtuhnya dominasi otoritas lama. Pandangan humanis dan munculnya kelas menengah yang berorientasi pada perdagangan secara perlahan melemahkan kendali mutlak Gereja Katolik dan sistem feodal. Pergeseran ini memicu transformasi dalam sistem pemerintahan, di mana kekuasaan bergeser dari penguasa feodal dan gereja menuju pemerintah pusat yang lebih terorganisir, seperti monarki dan republik. Era ini juga menjadi saksi pengembangan praktik diplomasi modern, di mana perwakilan dari satu pemerintahan dikirim untuk bernegosiasi sebagai perantara, sebuah fondasi yang masih digunakan dalam hubungan internasional saat ini. Secara sosial, humanisme mendorong tumbuhnya individualisme dan kebebasan berpikir, di mana setiap individu memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri dan mencari kebenaran dengan akal mereka, bukan hanya dogma.

Revolusi Pendidikan dan Teknologi

Dampak Renaisans juga sangat terasa dalam pendidikan dan teknologi. Para humanis Renaisans menciptakan kurikulum sekolah baru yang berfokus pada bahasa dan sastra klasik, sebuah sistem yang mendominasi pendidikan Eropa selama berabad-abad. Siswa yang ingin memasuki universitas diwajibkan untuk menguasai bahasa Yunani dan Latin klasik, memastikan bahwa warisan intelektual kuno terus dipelajari. Namun, katalisator utama untuk diseminasi pengetahuan massal adalah penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada pertengahan abad ke-15. Penemuan ini memiliki dampak yang jauh melampaui sekadar mempercepat penyebaran ide-ide humanis. Kemampuan untuk memproduksi buku secara massal, termasuk Alkitab, memungkinkan orang awam untuk membaca dan menafsirkan teks religius secara mandiri untuk pertama kalinya. Hal ini secara langsung melemahkan monopoli Gereja atas interpretasi teologis dan menjadi salah satu faktor pemicu utama bagi Reformasi Protestan di kemudian hari.

Warisan Jangka Panjang: Fondasi Dunia Modern

Renaisans meletakkan fondasi ideologis untuk gerakan-gerakan besar yang membentuk dunia modern. Ia menjadi jembatan menuju Reformasi Gereja dan Abad Pencerahan (Aufklarung), yang ditandai dengan semboyan “Sapere Aude!” atau “Berani Berpikir Sendiri!” dari Immanuel Kant. Pergeseran dari pandangan teosentris ke antroposentris adalah warisan abadi yang membentuk standar dunia modern seperti individualisme, optimisme, dan rasionalisme.

Namun, warisan Renaisans juga memiliki sisi yang kontradiktif. Kemajuan ilmiah dan teknologi yang dihasilkan, seperti penemuan kompas dan teknologi pelayaran, adalah katalisator yang memungkinkan bangsa-bangsa Eropa untuk memulai eksplorasi samudra. Pergeseran pandangan dunia yang berpusat pada manusia juga mendorong ambisi dan dorongan untuk ekspansi. Secara tidak sengaja, gerakan yang mengagungkan potensi manusia ini juga meletakkan dasar bagi era  imperialisme dan kolonialisme Eropa, di mana teknologi dan pandangan dunia yang baru digunakan untuk invasi dan eksploitasi “Dunia Timur,” termasuk Indonesia. Dengan demikian, Renaisans adalah era yang kompleks dan ambivalen, membawa kemajuan luar biasa sekaligus benih-benih konflik dan eksploitasi.

Kesimpulan: Sebuah Era Kunci dalam Sejarah Manusia

Renaisans adalah sebuah era transisi yang rumit, multifaktorial, dan tidak selalu mulus. Ia adalah sebuah gerakan yang lahir dari persimpangan kondisi ekonomi, sosial, dan intelektual di Italia, didorong oleh kekayaan kelas pedagang dan patronase keluarga seperti Medici, serta diperkaya oleh migrasi pengetahuan yang dilestarikan oleh peradaban Islam. Humanisme, sebagai inti filosofisnya, bukanlah penolakan total terhadap agama, melainkan sebuah upaya untuk memperbaharui dan menyelaraskan iman dengan akal.

Melalui karya-karya revolusioner para seniman, arsitek, dan ilmuwan seperti Leonardo da Vinci, Michelangelo, Brunelleschi, Copernicus, dan Galileo, Renaisans menantang dogma-dogma lama dan memenangkan tempat bagi akal, observasi, dan individualisme. Perjuangan intelektual mereka, meskipun penuh tantangan, membentuk fondasi bagi Revolusi Ilmiah dan pemikiran modern. Meskipun warisannya, yang mencakup kebangkitan seni, sains, dan pemikiran rasional, telah membentuk peradaban modern, ia juga secara tidak sengaja meletakkan dasar bagi imperialisme dan kolonialisme. Pada akhirnya, Renaisans adalah sebuah era penting dalam sejarah manusia, yang secara fundamental mengubah cara manusia memandang dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya, sebuah perubahan yang terus bergema hingga hari ini.

 

Daftar Pustaka :

  1. Era Renaisans: Pengertian dan Penyebab Kemunculan Awal, accessed on September 10, 2025, https://internasional.kompas.com/read/2021/10/11/180000970/era-renaisans-pengertian-dan-penyebab-kemunculan-awal?page=all
  2. 5 Fakta Periode Renaissance, Masa Kejayaan Seni dan Sains – Kumparan.com, accessed on September 10, 2025, https://kumparan.com/potongan-nostalgia/5-fakta-periode-renaissance-masa-kejayaan-seni-dan-sains-1ux2chtfnYy
  3. Pemikiran dibalik Peristiwa Renaissance dan Aufklarung, accessed on September 10, 2025, https://repositori.kemendikdasmen.go.id/20586/1/Kelas%20X_Sejarah_KD%203.3%20%281%29.pdf
  4. Latar Belakang Renaissance pada Abad Pertengahan dan Fakta …, accessed on September 10, 2025, https://m.kumparan.com/sejarah-dan-sosial/latar-belakang-renaissance-pada-abad-pertengahan-dan-fakta-menariknya-21v55IZ6yb5
  5. Renaisans Dan Humanisme | PDF – Scribd, accessed on September 10, 2025, https://id.scribd.com/document/602361608/Renaisans-dan-Humanisme
  6. RENAISSANCE SEBAGAI AWAL MODERNISME – INTERIOR DESIGN BANDUNG, accessed on September 10, 2025, https://binus.ac.id/bandung/interior-design/2024/07/04/renaissance-sebagai-awal-modernisme/
  7. Apa penanda awal mula dimulainya masa Renaisans di Eropa? – Quora, accessed on September 10, 2025, https://id.quora.com/Apa-penanda-awal-mula-dimulainya-masa-Renaisans-di-Eropa
  8. Renaissance dan Humanisme Sebagai Jembatan Lahirnya Filsafat Modern – e-Journal UIN Suska, accessed on September 10, 2025, https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/ushuludin/article/download/731/682
  9. Renaissance City-States Map – HISTORY CRUNCH, accessed on September 10, 2025, https://www.historycrunch.com/renaissance-city-states-map.html
  10. Medici Family: Cosimo, Lorenzo & Catherine – HISTORY – History.com, accessed on September 10, 2025, https://www.history.com/articles/medici-family
  11. 5 Faktor Pendorong Kemunculan Zaman Renaissance dan Artinya | kumparan.com, accessed on September 10, 2025, https://m.kumparan.com/sejarah-dan-sosial/5-faktor-pendorong-kemunculan-zaman-renaissance-dan-artinya-21v1SlsFsT1
  12. TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA HUMANISME PADA MASA RENAISANS ABAD KE 14 SAMPAI 17, accessed on September 10, 2025, https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/alursejarah/article/download/7088/3299
  13. FRANCESCO PETRARCH, PENYAIR DAN HUMANIS PADA MASA RENAISSANCE DAN REFORMASI, accessed on September 10, 2025, https://ojs.co.id/1/index.php/pai/article/download/1123/1350/3490
  14. Filippo Brunelleschi | Biography, Artwork, Accomplishments, Dome, Linear Perspective, & Facts | Britannica, accessed on September 10, 2025, https://www.britannica.com/biography/Filippo-Brunelleschi
  15. Leonardo da Vinci – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, accessed on September 10, 2025, https://id.wikipedia.org/wiki/Leonardo_da_Vinci
  16. 5 Tokoh Renaissance dan Karyanya – Kompas.com, accessed on September 10, 2025, https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/060000479/5-tokoh-renaissance-dan-karyanya?page=all
  17. Sejarah Singkat Renaisans: Era Kelahiran Kembali Sains dan Budaya Dunia – Kompas.com, accessed on September 10, 2025, https://www.kompas.com/global/read/2021/10/11/190000170/sejarah-singkat-renaisans-era-kelahiran-kembali-sains-dan-budaya-dunia?page=all
  18. 10 Tokoh Renaissance: Donatello, William Shakespeare, Leonardo …, accessed on September 10, 2025, https://www.tribunnews.com/pendidikan/2022/09/03/10-tokoh-renaissance-donatello-william-shakespeare-leonardo-da-vinci-galileo-galilei
  19. Filippo Brunelleschi – Google Arts & Culture, accessed on September 10, 2025, https://artsandculture.google.com/entity/filippo-brunelleschi/m0mdgh?hl=en
  20. Mengenal Sejarah dan Ciri Khas Gaya Arsitektur Renaisans – Hypeabis.id, accessed on September 10, 2025, https://hypeabis.id/read/17272/mengenal-sejarah-dan-ciri-khas-gaya-arsitektur-renaisans
  21. Dampak Renaissance: Majukan Seni, Pendidikan, dan Politik – Internasional – Kompas.com, accessed on September 10, 2025, https://internasional.kompas.com/read/2021/10/07/123805270/dampak-renaissance-majukan-seni-pendidikan-dan-politik?page=all
  22. Donatello — Google Arts & Culture, accessed on September 10, 2025, https://artsandculture.google.com/entity/donatello/m0j56d?hl=en
  23. Donatello | Biography, Sculptures, David, & Facts | Britannica, accessed on September 10, 2025, https://www.britannica.com/biography/Donatello
  24. 5 Tokoh Renaissance dan Karyanya – Kompas.com, accessed on September 10, 2025, https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/060000479/5-tokoh-renaissance-dan-karyanya
  25. Dampak Renaissance bagi Dunia – Kompas.com, accessed on September 10, 2025, https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/23/090000279/dampak-renaissance-bagi-dunia
  26. Renaissance: Perjuangan Bangsa Eropa Merusak Hegemoni Agama – Islami[dot]co, accessed on September 10, 2025, https://islami.co/renaissance-perjuangan-bangsa-eropa-merusak-hegemoni-agama/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

13 − 8 =
Powered by MathCaptcha