Hidangan “Anyang Terubuk,” mengungkap ambiguitas fundamental dari istilah kuliner tersebut. Melalui pendekatan multidisiplin, laporan ini mengidentifikasi dua hidangan yang berbeda secara signifikan: Anyang Ikan Terubuk, hidangan khas Labuhanbatu  yang berbahan dasar ikan laut langka, dan Anyang Sayur Terubuk, yang menggunakan bunga tebu telur. Analisis mencakup aspek kuliner, ekologi, ekonomi, budaya, dan nutrisi untuk masing-masing hidangan. Ditemukan bahwa kedua hidangan, meskipun berbagi nama, menempati posisi yang berlawanan dalam rantai pasok dan narasi budaya. Laporan ini juga menyoroti “Anyang” sebagai sebuah konsep kuliner yang lebih luas, yang terikat pada nilai-nilai sosial dan warisan lokal di berbagai daerah.

Menyingkap Ambiguitas di Balik Nama ‘Terubuk’

Hidangan “Anyang Terubuk” dikenal sebagai salah satu warisan kuliner khas yang kaya rasa dan nilai. Namun, penyelidikan mendalam terhadap subjek ini mengungkapkan sebuah ambfleksitas mendasar yang tidak hanya terletak pada resepnya, tetapi juga pada bahan baku utamanya. Istilah “terubuk” yang digunakan dalam konteks kuliner ternyata merujuk pada dua entitas yang sangat berbeda, yaitu Ikan Terubuk (Tenualosa sp.) dan Terubuk (sayuran), yang juga dikenal dengan nama “tebu telur” (Saccharum edule). Ambiguitas ini tidak sekadar perbedaan semantik, melainkan mencerminkan dua tradisi kuliner yang terpisah oleh asal-usul geografis, ketersediaan bahan, status ekologi, dan bahkan dimensi mitologis.

Laporan ini bertujuan untuk mengupas tuntas kedua warisan kuliner ini. Bagian pertama akan berfokus pada Anyang Ikan Terubuk dari Labuhanbatu Utara, yang terkait erat dengan isu konservasi dan cerita rakyat. Bagian kedua akan membahas Sayur Terubuk dan hidangan-hidangan yang dibuat darinya, menempatkannya dalam konteks sebagai komoditas pertanian. Analisis kemudian dilanjutkan dengan pembahasan konsep “Anyang” itu sendiri sebagai sebuah kategori masakan yang lebih luas, yang berfungsi sebagai benang merah di antara hidangan-hidangan ini. Dengan membedah kedua entitas ini secara terpisah, laporan ini menawarkan pemahaman yang lebih kaya dan akurat tentang “Anyang Terubuk” sebagai sebuah fenomena kuliner dan budaya.

Anyang Ikan Terubuk — Warisan Pesisir yang Langka dan Sarat Mitologi

Profil Kuliner dan Karakteristik Rasa

Anyang Ikan Terubuk merupakan hidangan istimewa yang menjadi salah satu makanan khas dari Labuhanbatu . Masakan ini menggunakan bahan dasar Ikan Terubuk yang disajikan secara utuh, lengkap dengan telur ikannya yang telah dikeringkan sebelum diolah. Keunikan hidangan ini terletak pada cara pengolahannya yang sederhana namun berfokus pada bumbu. Ikan yang sudah dimasak kemudian disiram dengan bumbu racikan pedas dan gurih yang kaya akan rempah-rempah.

Kenikmatan Anyang Ikan Terubuk berasal dari perpaduan tekstur dan rasa. Daging ikan yang dikenal lembut berpadu sempurna dengan bumbu yang “super gurih”. Bumbu ini tidak berfungsi untuk menutupi rasa alami ikan, melainkan untuk melengkapi kekayaan rasanya. Hal ini sangat penting mengingat Ikan Terubuk memiliki banyak tulang halus, sehingga metode pengolahan yang sederhana dapat mempertahankan integritas dagingnya sambil memperkaya pengalaman menyantapnya. Penyajian hidangan ini sangat nikmat saat disantap bersama nasi hangat, memungkinkan setiap elemen rasa, mulai dari kelembutan daging hingga kehangatan bumbu pedas, untuk diapresiasi secara penuh.

Dimensi Ekologis dan Nilai Ekonomis

Ikan Terubuk, yang merupakan genus Tenualosa sp., adalah spesies yang memiliki status khusus di perairan Indonesia. Secara global, terdapat lima spesies ikan Terubuk, dengan dua di antaranya ditemukan di perairan Indonesia: Tenualosa ilisha di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dan Tenualosa macrura di Bengkalis, Riau. Spesies T. ilisha memiliki karakteristik biologi yang unik, bersifat hermafrodit proandri, yang berarti ikan jantan dapat berubah jenis kelamin menjadi betina seiring bertambahnya ukuran dan usia.

Populasi ikan Terubuk telah mengalami penurunan, menjadikannya spesies yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 43/KEPMEN-KP/2016 secara spesifik mengatur larangan penangkapan ikan Terubuk (T. ilisha) selama periode pemijahan, yaitu pada tanggal 5-10 dan 20-25 setiap bulan Hijriah dari Januari hingga April. Status perlindungan ini, yang merupakan respons langsung terhadap tren populasi yang menurun, secara signifikan memengaruhi ketersediaan ikan di pasar. Akibatnya, harga bahan baku hidangan ini tergolong sangat mahal, mencapai Rp200.000 hingga Rp250.000 per kilogram. Kenaikan harga ini secara langsung terkait dengan kelangkaan ekologis dan pembatasan hukum. Dengan demikian, Anyang Ikan Terubuk tidak hanya menjadi hidangan kuliner, melainkan juga cerminan dari dinamika ekologis dan ekonomi yang kompleks.

Narasi Budaya dan Mitologi: Menjelajahi Syair Ikan Terubuk

Di balik kenikmatan kuliner, Ikan Terubuk juga memiliki dimensi budaya dan mitologis yang mendalam, terutama di kalangan masyarakat Melayu Bengkalis. Ikan ini menjadi subjek dari “Syair Ikan Terubuk,” sebuah karya sastra Melayu dari abad ke-19 yang menceritakan kisah cinta gagal antara Ikan Terubuk, yang berasal dari kerajaan air asin, dan Puteri Puyu-Puyu dari kerajaan air tawar. Kisah ini berakhir dengan kegagalan akibat perbedaan status sosial.

Karya ini bukan sekadar cerita rakyat. Syair Ikan Terubuk juga memiliki peran fungsional yang signifikan dalam ritual masyarakat pesisir, khususnya upacara “Semah Laut” di Bengkalis. Syair ini dibacakan sebagai mantra untuk “memanggil” ikan-ikan agar masuk ke dalam jaring nelayan, sebuah praktik yang dilakukan secara turun-temurun. Dalam mitologi, Ikan Terubuk digambarkan sebagai makhluk yang memiliki “nafsu” dan “dendam rindu” yang mendalam, memberinya status sebagai ikan “puaka”.

Hubungan antara mitologi dan praktik kuliner ini sangatlah erat. Dengan mengonsumsi Anyang Ikan Terubuk, masyarakat tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga berpartisipasi dalam sebuah narasi yang lebih besar. Tindakan memakan ikan yang dianggap “puaka” dapat diinterpretasikan sebagai sebuah cara untuk menginternalisasi kekuatan atau esensi dari makhluk mitologis tersebut. Oleh karena itu, hidangan ini melampaui batas-batas dapur; ia menjadi sebuah perantara yang menghubungkan manusia dengan alam, sejarah, dan ranah spiritual.

Tabel 1: Ringkasan Perbandingan Ikan Terubuk vs. Sayur Terubuk

Kategori Ikan Terubuk (Tenualosa sp.) Terubuk (Sayuran, Saccharum edule)
Jenis Ikan laut Bunga tebu telur
Habitat/Asal Perairan laut, DAS Barumun, Bengkalis Hasil pertanian, terutama di Jawa Barat dan sekitarnya
Status Konservasi Spesies dilindungi (Kepmen KP No. 43/2016) Tidak dilindungi, hasil budidaya
Harga per kg Rp200.000 – Rp250.000 Rata-rata Rp25.789
Varian Kuliner Anyang Terubuk, Gulai telur, Steam, Bakar Tumis, lalapan, lodeh
Aspek Budaya Terkait dengan mitologi dan ritual “Semah Laut” Tidak ada data spesifik mengenai aspek mitologis

Anyang Sayur Terubuk — Kelezatan Lokal dari Tebu Telur

Identitas Tanaman dan Penggunaan Kuliner

Di sisi lain, terdapat “Terubuk” dalam konteks sayuran. Tanaman ini secara ilmiah dikenal sebagai Saccharum edule Hasskarl dan merupakan bunga dari tebu yang belum mekar. Terubuk sayuran memiliki berbagai nama lokal, termasuk tebu telur, tiwu endog, turubuk, dan sayur lilin. Bunga ini dapat diolah menjadi berbagai hidangan, meskipun resep yang paling umum ditemukan dalam data adalah tumisan dan sayur lodeh. Selain itu, sayuran ini juga dapat dinikmati sebagai lalapan atau dikukus.

Dinamika Pasar dan Ketersediaan

Berbeda dengan Ikan Terubuk yang langka, sayur Terubuk adalah komoditas pertanian yang mudah didapat dan memiliki harga yang jauh lebih terjangkau. Data dari platform daring menunjukkan harga rata-rata sayur Terubuk di pasaran Indonesia adalah sekitar Rp25.789 per kilogram, dengan rentang harga yang bervariasi tergantung lokasi dan kualitas. Ketersediaan yang luas, dengan sentra produksi yang terlihat di Pangandaran, Tasikmalaya, dan Jakarta, menunjukkan bahwa sayur ini merupakan produk budidaya yang berkelanjutan. Kontras harga ini secara jelas menggambarkan dua dinamika ekonomi yang berlawanan: satu didorong oleh kelangkaan sumber daya alam yang dilindungi, sementara yang lain didukung oleh produksi pertanian yang stabil.

‘Anyang Sayur Terubuk’ – Kesenjangan Resep dan Realitas Kuliner

Sebuah temuan penting dalam analisis data adalah ketiadaan resep spesifik untuk Anyang yang berbahan dasar sayur Terubuk dalam sumber yang tersedia. Meskipun data menunjukkan keberadaan kategori nutrisi untuk “Anyang, sayur” , resep-resep yang ditemukan untuk sayuran ini secara eksklusif adalah tumis , lodeh , atau olahan lain. Hal ini menunjukkan bahwa sementara sayur Terubuk adalah bahan makanan yang populer dan “Anyang” adalah kategori hidangan yang umum, kombinasi spesifik “Anyang Sayur Terubuk” mungkin tidak sepopuler atau se-tradisional Anyang Ikan Terubuk yang dominan di Labuhanbatu. Hal ini menyoroti kekhasan tradisi kuliner lokal yang spesifik, di mana bahan baku tertentu memiliki metode pengolahan yang sudah baku.

Membedah Konsep ‘Anyang’ dan Analisis Gizi

“Anyang” sebagai Konsep Kuliner Regional

Meskipun “Anyang Terubuk” terbagi menjadi dua hidangan yang berbeda, istilah “Anyang” sendiri berfungsi sebagai benang merah yang menghubungkan berbagai masakan regional. “Anyang” dapat dipahami sebagai sebuah kategori kuliner yang setara dengan salad tradisional Indonesia, seperti urap. Berbagai varian Anyang yang ditemukan dalam sumber data, seperti  Anyang Pakis , Anyang Ayam , dan  Anyang buas-buas , memiliki karakteristik umum yang jelas.

Benang merah ini terletak pada bumbu dasar yang konsisten, yang biasanya mencakup kelapa parut sangrai, bumbu halus (seperti ketumbar, bawang merah, cabai, dan serai), serta perasan jeruk nipis. Proses bumbu ini memberikan cita rasa gurih dan segar yang khas. Lebih dari sekadar metode memasak, Anyang juga mencerminkan nilai-nilai sosial. Sebagai contoh,  Anyang Pakis di Padang Halaban sering disiapkan secara gotong royong dan dimaknai sebagai “simbol kebersamaan dan kesederhanaan”. Praktik ini menunjukkan bahwa Anyang bukan hanya sekadar resep, tetapi juga cerminan dari filosofi sosial yang menghargai kolaborasi dan kesederhanaan dalam menyajikan hidangan lezat.

Perbandingan Komprehensif Nilai Gizi

Profil nutrisi kedua jenis “terubuk” ini sangatlah berbeda dan mencerminkan peran fungsionalnya dalam pola makan. Telur Ikan Terubuk dikenal sebagai sumber nutrisi yang sangat padat. Per 100 gram, telur ikan ini mengandung energi sebesar 425 kalori, 31 gram protein, dan 28 gram lemak. Selain itu, ia juga kaya akan kalsium, fosfor, zat besi, serta vitamin A dan B1.

Sebaliknya, sayur Terubuk menawarkan profil yang jauh lebih ringan. Per 100 gram, sayuran ini hanya mengandung 36 kalori, 2.7 gram protein, dan 0.7 gram lemak. Kandungan karbohidratnya sebesar 4.8 gram dan serat 0.7 gram. Meskipun lebih rendah kalori, sayur ini merupakan sumber vitamin (terutama vitamin B1 dan C) dan mineral (tembaga). Sayur Terubuk juga mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid dari golongan flavonol berupa quercetin, yang memiliki sifat antioksidan. Perbedaan profil gizi ini menunjukkan bahwa dari sudut pandang nutrisi, kedua “terubuk” ini sama sekali tidak dapat dipertukarkan dan memiliki fungsi yang berbeda dalam sebuah diet.

Tabel 2: Perbandingan Nilai Gizi Telur Ikan Terubuk vs. Sayur Terubuk (per 100g)

Komponen Gizi Telur Ikan Terubuk Sayur Terubuk
Energi 425 kalori 36 kkal
Protein 31 g 2.7 g
Lemak 28 g 0.7 g
Karbohidrat 10 g 4.8 g
Vitamin Vitamin A 600 IU, B1 Vitamin B1 30%, Vitamin C 20%
Mineral Kalsium 50 mg, Fosfor 100 mg, Zat Besi 2 mg Kalsium 10 mg, Fosfor 80 mg
Senyawa Bioaktif Tidak ada data spesifik Flavonoid (quercetin)

Sintesis, Rekomendasi, dan Kesimpulan

Sintesis Temuan Utama

Kajian ini menegaskan bahwa “Anyang Terubuk” adalah sebuah istilah yang ambigu, merujuk pada dua hidangan yang berbeda secara fundamental. Satu adalah hidangan dari Ikan Terubuk, sebuah spesies langka dan dilindungi yang terkait dengan narasi mitologis dan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Yang lainnya adalah hidangan dari sayur Terubuk, sebuah produk pertanian yang melimpah, terjangkau, dan sering diolah dengan cara yang berbeda. Kedua tradisi kuliner ini adalah manifestasi nyata dari hubungan masyarakat dengan alam di sekitarnya; satu mencerminkan pemanfaatan sumber daya alam yang terancam, sementara yang lain berasal dari sumber daya pertanian yang berkelanjutan.

Konsep “Anyang” sendiri melampaui batas-batas bahan baku, berfungsi sebagai sebuah kategori kuliner yang menyatukan hidangan-hidangan dari berbagai daerah dengan teknik dan bumbu dasar yang sama, yang mencerminkan nilai-nilai sosial seperti kebersamaan dan kesederhanaan.

Rekomendasi dan Prospek Pelestarian

Mengingat status Ikan Terubuk yang dilindungi dan populasinya yang menurun, dokumentasi ini menekankan pentingnya upaya konservasi. Rekomendasi strategis mencakup edukasi publik yang lebih luas mengenai status perlindungan ikan ini, sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 43/KEPMEN-KP/2016. Edukasi ini penting untuk membatasi penangkapan ilegal dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian. Selain itu, diperlukan dokumentasi lebih lanjut terhadap resep dan mitologi yang terkait, untuk memastikan bahwa warisan budaya ini tidak hilang seiring dengan kelangkaan ikan.

Epilog: Sebuah Narasi yang Lebih Besar

Pada akhirnya, di balik sebuah hidangan sederhana seperti Anyang Terubuk, tersembunyi sebuah narasi yang kompleks dan berlapis. Untuk mengapresiasi hidangan ini sepenuhnya, diperlukan pemahaman holistik yang melampaui sekadar rasa. Laporan ini menunjukkan bahwa apresiasi yang sesungguhnya berasal dari pemahaman mendalam tentang biologi spesies, dinamika ekonomi, mitologi kuno, dan nilai-nilai sosial yang membentuk tradisi kuliner. “Anyang Terubuk” adalah sebuah studi kasus yang sempurna, menunjukkan bagaimana makanan dapat menjadi perwujudan dari sejarah, ekologi, dan identitas budaya sebuah masyarakat.

 

Daftar Pustaka :

  1. 5 Makanan Khas Labuhanbatu Utara, Sudah Pernah Coba? – IDN Times Sumut, accessed September 12, 2025, https://sumut.idntimes.com/food/dining-guide/5-makanan-khas-labuhanbatu-utara-sudah-pernah-coba-00-qzvn3-kr1c4t
  2. Terubuk Ikan Betuah Kebanggaan Labuhanbatu – portalriau.com, accessed September 12, 2025, https://portalriau.com/peristiwa/terubuk-ikan-betuah-kebanggaan-labuhanbatu
  3. pengawasan ikan terubuk di daerah aliran sungai (das) barumun …, accessed September 12, 2025, https://kkp.go.id/djpsdkp/pengawasan-ikan-terubuk-di-daerah-aliran-sungai-das-barumun-kabupaten-labuhanbatu-sumatera-utara65fa45bd7a2c8/detail.html
  4. Syair Ikan Terubuk | PDF – Scribd, accessed September 12, 2025, https://id.scribd.com/presentation/471472654/5-6134373523973472535-pptx
  5. Mitos Ikan Terubuk dalam Syair Ikan Terubuk: Analisis Strukturalisme Levi-Strauss – Jurnal Madah, accessed September 12, 2025, https://madah.kemdikbud.go.id/index.php/madah/article/download/853/439/3442
  6. Resep Sayur Terubuk – Primarasa, accessed September 12, 2025, https://www.primarasa.co.id/resep/sayur-terubuk-
  7. Resep Tumis Turubuk (Tebu Telur) Ala Masakan Rumahan – YouTube, accessed September 12, 2025, https://www.youtube.com/watch?v=Nr31ggGplQQ
  8. Nilai kandungan gizi Sayur lilin-terubuk, accessed September 12, 2025, https://nilaigizi.com/gizi/detailproduk/599/nilai-kandungan-gizi-sayur-lilin-terubuk
  9. Anyang Pakis, Kuliner Penuh Filosofi dari Padang Halaban – Mongabay, accessed September 12, 2025, https://mongabay.co.id/2025/03/31/anyang-pakis-kuliner-penuh-filosofi-dari-padang-halaban/
  10. Anyang Pakis – KI Komunal – DJKI, accessed September 12, 2025, https://kikomunal-indonesia.dgip.go.id/home/explore/traditional/2474
  11. Salah Satu Makanan khas Labuhanbatu Utara yang Wajib Kalian Cobain, accessed September 12, 2025, https://www.kompasiana.com/riswandaimawan3571/64b6433da0688f2e7d455813/salah-satu-makanan-khas-labuhanbatu-utara-yang-wajib-kalian-cobain
  12. Khasiat Ikan Terubuk Sebanyak Tulangnya!! – Umpan, accessed September 12, 2025, https://www.umpan.com.my/khasiat-ikan-terubuk-sebanyak-tulangnya/
  13. Ketahui Kebaikan Luar Jangka Pada Ikan Terubuk!! – Umpan, accessed September 12, 2025, https://www.umpan.com.my/ketahui-kebaikan-luar-jangka-pada-ikan-terubuk/
  14. LEZAT, KAYA NUTRISI, DAN SARAT TRADISI KENALI LEBIH …, accessed September 12, 2025, https://digitani.ipb.ac.id/lezat-kaya-nutrisi-dan-sarat-tradisi-kenali-lebih-dekat-terubuk-tanaman-ikon-desa-banyuwangi/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ 26 = 31
Powered by MathCaptcha