Sistem politik Amerika Serikat (AS) secara inheren dicirikan oleh duopoli yang berkelanjutan, didominasi oleh dua entitas politik besar: Partai Demokrat dan Partai Republik. Meskipun keragaman ideologi di dalam masyarakat AS sangat luas, sistem ini secara struktural membatasi representasi politik yang efektif hanya pada dua pilihan utama. Memahami lanskap politik AS memerlukan penelaahan tidak hanya terhadap platform kebijakan kedua partai dominan saat ini, tetapi juga terhadap mekanisme elektoral yang mempertahankan dominasi mereka.
Konteks Sejarah dan Evolusi Sistem Kepartaian AS
Sistem kepartaian di AS merupakan sebuah anomali historis. Konstitusi AS tidak secara eksplisit mencantumkan keberadaan partai politik. Faktanya, banyak pendiri negara, termasuk George Washington, awalnya tidak mempercayai pembentukan faksi politik permanen, khawatir bahwa faksi-faksi ini akan menjadi terlalu kuat dan mengancam kesatuan bangsa.
Faksi politik pertama yang muncul setelah pendirian negara adalah Federalists, yang mendukung ratifikasi Konstitusi, dan Anti-Federalists, yang menentangnya. Faksi-faksi ini menghilang setelah Konstitusi disahkan. Namun, di awal masa jabatan pertama Presiden Washington, dua faksi baru terbentuk: Federalists (yang berpusat pada Alexander Hamilton) dan Democratic-Republicans (yang berpusat pada Thomas Jefferson). Kedua faksi inilah yang dianggap sebagai partai politik sejati pertama dalam sejarah AS. Sejak saat itu, meskipun telah mengalami beberapa kali realignmen besar, sistem dua partai telah menjadi norma. Partai Demokrat modern menelusuri akarnya ke partai lama Jefferson, sementara Partai Republik modern didirikan sekitar tahun 1854.
Dominasi Dua Partai: Sebuah Anomali Struktural
Sejak pertengahan abad ke-19, Partai Republik (dikenal sebagai Grand Old Party atau GOP) dan Partai Demokrat (DNC) telah menguasai hampir seluruh ruang politik federal. Fenomena ini, yang dikenal sebagai sistem dua partai (Bipartisan System), secara efektif membatasi ruang gerak bagi partai-partai minor atau partai ketiga.
Meskipun partai-partai minor (third parties) tetap aktif dan berpartisipasi dalam setiap siklus pemilu, mereka jarang sekali memenangkan kursi di tingkat federal. Misalnya, di Senat AS, dari 100 senator, mayoritas mutlak adalah anggota Demokrat atau Republik. Hanya beberapa senator (seperti Bernie Sanders dan Angus King yang berstatus Independen) yang berada di luar duopoli ini. Analisis ini menunjukkan bahwa dominasi dua partai bukanlah semata-mata cerminan dari konsensus ideologis yang luas, melainkan produk langsung dari mekanisme elektoral yang kaku. Mekanisme ini memaksa pemilih yang memiliki beragam pandangan dan kepentingan untuk menyalurkan pilihan mereka ke dalam “salah satu dari dua pilihan dasar” yang ditawarkan oleh partai besar. Struktur ini memperburuk polarisasi, karena partai-partai didorong untuk memobilisasi basis pemilih yang paling ekstrem sambil berusaha keras untuk meraih pemilih sentris yang minim.
Struktur Institusional yang Menopang Sistem Dua Partai (The Locking Mechanism)
Dominasi Partai Demokrat dan Partai Republik dipertahankan melalui serangkaian mekanisme elektoral dan hukum yang secara struktural menghalangi upaya partai minor untuk mencapai representasi yang signifikan. Mekanisme ini sering disebut sebagai The Locking Mechanism yang mengunci sistem pada duopoli.
Efek Penghambat Sistem Winner-Take-All (WTA)
Sistem Winner-Take-All (WTA) adalah faktor institusional paling krusial yang mendukung duopoli. Dalam sistem ini, sebuah partai atau kandidat yang menerima suara terbanyak dalam distrik atau yurisdiksi tertentu akan memenangkan semua kursi yang diperebutkan, meniadakan representasi bagi minoritas politik.
Single-Member Districts dan Disproporsionalitas
Dalam pemilihan Kongres, AS menggunakan sistem distrik satu pemenang (single-member district). Yurisdiksi dibagi menjadi konstituensi geografis, yang masing-masing memilih tepat satu perwakilan. Kandidat yang memperoleh suara terbanyak—bahkan jika hanya pluralitas (tidak mencapai 50% suara)—memenangkan kursi tersebut.
Kelemahan mendasar dari sistem ini adalah disproporsionalitas representasi. Dalam sebuah balapan dua kandidat, secara teoritis, 49,9% pemilih dapat berakhir tanpa perwakilan. Jika terjadi balapan tiga kandidat, jumlah pemilih yang tidak terwakili dapat melonjak hingga 66,6%. Kemenangan pluralitas, di mana kandidat menang dengan suara kurang dari 50%, adalah hal yang umum dalam sejarah presiden AS, seperti kemenangan awal Richard Nixon dan Bill Clinton.
Sistem WTA menciptakan insentif yang kuat bagi faksi dan kelompok ideologis untuk bersatu di bawah dua payung besar yang ada, yaitu DNC dan RNC, demi memastikan suara mereka tidak terbuang sia-sia (wasted votes). Meskipun sistem ini dapat membantu menciptakan pemerintahan yang stabil karena cenderung menghasilkan mayoritas di lembaga legislatif, pada saat yang sama, ia secara drastis mengurangi representasi minoritas ideologis, membatasi pilihan yang tersedia bagi pemilih, dan memperkuat perasaan ketidakpercayaan di kalangan pemilih yang pandangannya tidak terwakili oleh salah satu dari dua partai besar.
Hambatan Hukum Akses Surat Suara dan Pendanaan Kampanye
Partai-partai minor menghadapi rintangan hukum dan finansial yang luar biasa di tingkat negara bagian. Partai minor harus melewati peraturan ketat untuk mencantumkan nama kandidat mereka di surat suara (ballot access laws), yang seringkali mencakup persyaratan petisi yang rumit, biaya pengajuan yang tinggi, dan tanggal batas waktu yang berbeda-beda di setiap negara bagian.
Selain hambatan hukum, ketidaksetaraan dalam pendanaan kampanye sangat parah. Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) dan Komite Nasional Partai Republik (RNC) memobilisasi dana kampanye dalam jumlah yang sangat besar dari donatur korporat, individu kaya, dan kelompok kepentingan. Skala pendanaan ini menciptakan ketidaksetaraan kompetitif yang parah. Meskipun laporan dana kampanye dilakukan, dominasi finansial dua partai besar secara efektif memadamkan kemampuan partai kecil untuk bersaing secara nasional, baik dalam hal logistik, iklan, maupun jangkauan.
Mekanisme Seleksi Kandidat (Primaries, Caucuses, dan Konvensi)
Proses seleksi kandidat presidensial AS juga dirancang sedemikian rupa sehingga menyaring kandidat dari luar lingkaran dua partai besar. Proses ini dimulai dengan Primaries (pemilihan langsung oleh anggota partai) dan Caucuses (diskusi dan pemungutan suara oleh anggota partai) yang dimulai di awal tahun pemilihan, seperti di Iowa dan New Hampshire.
Proses yang panjang dan intensif ini menuntut sumber daya finansial, tenaga kerja, dan logistik yang luar biasa. Hanya kandidat yang didukung oleh jaringan partai atau yang mampu mengumpulkan sumbangan besar yang dapat bertahan. Proses ini memuncak di Konvensi Nasional masing-masing partai, di mana delegasi dari negara bagian secara resmi memilih kandidat presiden dan wakil presiden serta mengesahkan platform partai. Konvensi ini berfungsi untuk memusatkan kekuasaan ideologis dan memastikan bahwa platform yang disahkan mencerminkan konsensus faksi yang dominan dalam partai, bukan pandangan minoritas atau pihak ketiga.
Partai Republik (GOP): Konservatisme dan Agenda “America First” 2024
Partai Republik (GOP) di era kontemporer telah bertransformasi menjadi gerakan populis-konservatif yang berfokus pada agenda “America First.” Platform 2024 secara eksplisit didedikasikan “To the Forgotten Men and Women of America,” menekankan pada pemulihan kekuasaan dan kemakmuran Amerika di tengah persepsi “PENURUNAN SERIUS” bangsa akibat kebijakan buruk selama puluhan tahun.
Ideologi Inti dan Basis Dukungan
Ideologi inti Partai Republik saat ini mencakup nasionalisme ekonomi, konservatisme fiskal (mengutamakan pemotongan pajak dan deregulasi), dan konservatisme sosial/budaya yang agresif. Mereka melihat ancaman terbesar terhadap bangsa berasal dari perbatasan terbuka, ekonomi yang lemah (inflasi), militer yang dilemahkan, dan apa yang mereka sebut sebagai “persenjataan pemerintah” (Weaponization of Government).
Basis dukungan GOP didorong oleh retorika yang menargetkan “laki-laki dan perempuan yang terlupakan,” pekerja, produsen energi, dan orang tua yang menuntut hak mereka dalam pendidikan. Secara spesifik, platform ini menjanjikan perlindungan mutlak bagi manula dengan menjamin tidak ada pemotongan atau perubahan usia pensiun untuk Social Security dan Medicare.
Platform Kebijakan Kunci RNC Siklus 2024
Platform Republik 2024 disusun menjadi serangkaian janji spesifik yang bertujuan untuk membalikkan apa yang mereka anggap sebagai kemerosotan nasional:
Imigrasi dan Keamanan Perbatasan
Imigrasi adalah isu sentral. Partai Republik menjanjikan tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya. Janji utama termasuk: Menyegel Perbatasan, Dan Menghentikan Invasion Migran, Serta Melaksanakan Operasi Deportasi Terbesar Dalam Sejarah Amerika. Selain Itu, Fokus Diletakkan Pada Pengetatan Integritas Pemilu Dengan Mewajibkan Bukti Kewarganegaraan (Proof Of Citizenship) Dan Memberlakukan Pemungutan Suara Pada Hari Yang Sama (Same Day Voting) Dan Identifikasi Pemilih (Voter Id). Pandangan Ideologis Ini Sangat Kontras Dengan Demokrat, Di Mana Republik Mementingkan Keamanan Perbatasan Dan Deportasi, Sementara Demokrat Lebih Memprioritaskan Jalur Menuju Status Legal.
Ekonomi, Energi, Dan Fiskal
Tujuan Utama Ekonomi Adalah Mengakhiri Inflasi, Dan Membuat Amerika Terjangkau Kembali.
- Energi: Partai Republik Berkomitmen Untuk Menjadikan As Produsen Energi Dominan Di Dunia, Jauh Melampaui Yang Lain Melalui Kebijakan Pro-Fosil (“Drill, Baby, Drill”). Hal Ini Mencakup Pembatalan Mandat Kendaraan Listrik (Electric Vehicle Mandate) Dan Pemotongan Regulasi Yang Mahal.
- Fiskal: Mereka Menjanjikan Pemotongan Pajak Besar Bagi Pekerja, Dan Tidak Ada Pajak Atas Tips!. Selain Itu, Platform Ini Berjanji Untuk melindungi Social Security dan Medicare tanpa pemotongan.
- Analisis Fiskal: Janji untuk secara bersamaan melakukan pemotongan pajak yang substansial dan menjamin perlindungan penuh tanpa pemotongan untuk program jaring pengaman terbesar (Medicare dan Social Security) menciptakan ketegangan fiskal. Pemenuhan kedua janji tersebut secara simultan diperkirakan akan memerlukan peningkatan signifikan dalam utang nasional untuk menutupi defisit pendapatan, sebuah poin yang jarang dibahas dalam retorika kampanye.
Isu Sosial, Budaya, dan Keadilan
Partai Republik memposisikan diri sebagai pembela nilai-nilai tradisional dan hak konstitusional. Ini termasuk membela Hak Untuk Menyimpan Dan Membawa Senjata (Right To Keep And Bear Arms). Dalam Isu Pendidikan Dan Sosial, Platform Ini Tegas Dalam Memerangi Perang Budaya (Culture Wars): Memotong Pendanaan Federal Untuk Sekolah Yang Mendorong Critical Race Theory, Radical Gender Ideology, Atau Konten Seksual/Rasial/Politik Yang Tidak Pantas. Mereka Juga Berkomitmen Untuk Menjaga Pria Keluar Dari Olahraga Wanita.
Partai Demokrat (DNC): Liberalisme Sosial dan Ekspansi Negara Kesejahteraan
Partai Demokrat mewakili spektrum liberal hingga progresif dan berfokus pada keadilan sosial, perlindungan hak minoritas, dan peran aktif negara dalam mengatur ekonomi, melindungi lingkungan, dan memperkuat jaring pengaman sosial.
Ideologi Inti dan Basis Dukungan
Ideologi inti DNC adalah liberalisme sosial dan ekonomi. Mereka percaya pada regulasi pasar yang lebih ketat, penyediaan layanan publik yang luas, dan penggunaan kekuatan negara untuk mengurangi ketidaksetaraan kekayaan dan mengatasi krisis iklim.
Basis dukungan Demokrat terdiri dari minoritas rasial dan etnis, populasi terdidik di perkotaan dan pinggiran kota, pemilih muda, dan serikat pekerja tradisional.
Platform Kebijakan Kunci DNC Siklus 2024
Platform Demokrat 2024 berpusat pada perlindungan kebebasan, peningkatan keterjangkauan (affordability), dan kepemimpinan global.
Perawatan Kesehatan dan Sosial
Perawatan kesehatan adalah pilar utama DNC. Mereka mendukung perluasan akses ke perawatan kesehatan bagi semua warga, terutama melalui penguatan dan perluasan Affordable Care Act (Obamacare). Tujuan legislatif mereka mencakup menurunkan biaya obat resep dan memastikan bahwa perawatan kesehatan tetap terjangkau.
Selain kesehatan, DNC memperjuangkan akses pendidikan yang lebih terjangkau, termasuk biaya kuliah yang lebih rendah dan penghapusan utang pinjaman mahasiswa bagi mereka yang memenuhi syarat, serta peningkatan dana untuk sekolah negeri.
Perubahan Iklim dan Kebijakan Fiskal
Berbeda tajam dengan Partai Republik, Partai Demokrat di Senat menyatakan kesiapan mereka untuk menyetujui RUU yang secara substansial akan mengatasi perubahan iklim. Komitmen ini mencerminkan pandangan bahwa krisis iklim memerlukan intervensi dan regulasi pemerintah yang signifikan.
Untuk mendanai agenda sosial dan iklim mereka, DNC secara eksplisit mendukung upaya menaikkan pajak pada perusahaan-perusahaan yang memiliki keuntungan besar. Posisi ini menggarisbawahi keyakinan DNC bahwa intervensi fiskal progresif diperlukan untuk memperbaiki ketidaksetaraan kekayaan dan mendanai investasi publik, yang merupakan antitesis langsung terhadap doktrin pemotongan pajak Partai Republik.
Imigrasi dan Hak Sipil
Partai Demokrat memprioritaskan melindungi kebebasan bagi semua warga Amerika. Hal ini mencakup komitmen untuk mengembalikan Roe v. Wade sebagai hukum negara, yang melindungi hak reproduksi di seluruh AS. Mereka juga berfokus pada perlindungan masyarakat dari kekerasan senjata (gun violence).
Dalam isu imigrasi, DNC menempatkan kepentingan yang lebih besar pada penyediaan jalur menuju status legal bagi imigran, berlawanan dengan penekanan Republik pada keamanan perbatasan dan deportasi massal.
Dinamika Internal dan Faksionalisasi
Meskipun DNC memiliki platform yang menyatu, partai ini secara internal menghadapi ketegangan signifikan antara sayap sentris/moderatis dan sayap progresif. Faksi progresif sering mendorong kebijakan yang lebih radikal (misalnya, Medicare for All atau Green New Deal yang lebih agresif), sementara sayap moderat berfokus pada pencapaian reformasi bertahap melalui kompromi legislatif. Ketegangan ini memengaruhi kecepatan dan jenis kebijakan yang dapat diloloskan DNC, sering kali memperlambat upaya legislatif mereka.
Perbandingan dan Polarisasi Ideologis Lintas Sektoral
Lanskap politik AS kontemporer ditandai oleh polarisasi ideologis yang mendalam, di mana kedua partai utama tidak hanya berbeda dalam solusi kebijakan, tetapi juga dalam pandangan fundamental mereka mengenai ancaman terbesar terhadap negara.
Analisis Kontras Kebijakan Utama
Perbedaan platform dalam siklus 2024 menunjukkan jurang ideologis yang sulit dijembatani, mencerminkan adanya dua visi yang bersaing untuk masa depan AS: satu berbasis pada populisme nasionalis dan deregulasi, dan yang lainnya berbasis pada liberalisme sosial dan intervensi negara untuk keadilan.
Tabel 1: Perbandingan Platform Partai Kunci Amerika Serikat (Siklus 2024)
Isu Kebijakan Utama | Partai Republik (RNC) | Partai Demokrat (DNC) |
Imigrasi/Perbatasan | Prioritas pada penutupan total perbatasan, deportasi massal, dan Bukti Kewarganegaraan untuk Pemilu. | Jalur menuju status hukum, perlindungan kebebasan, penekanan pada penanganan akar masalah. |
Perawatan Kesehatan | Penghapusan regulasi, fokus pada pasar bebas, perlindungan Medicare/Social Security tanpa pemotongan/perubahan usia. | Perluasan Affordable Care Act (Obamacare), universalitas akses, dan pengurangan biaya obat resep. |
Energi & Iklim | Dominasi energi global (“DRILL, BABY, DRILL”), membatalkan mandat kendaraan listrik (EV), deregulasi lingkungan. | Mengatasi perubahan iklim, mempromosikan energi bersih, menaikkan pajak pada perusahaan dengan keuntungan besar. |
Fiskal & Ekonomi | Pemotongan pajak besar untuk pekerja; deregulasi; nasionalisme manufaktur; mengakhiri inflasi. | Menjaga pengeluaran sosial; menaikkan pajak perusahaan untuk mendanai program sosial dan iklim. |
Isu Sosial/Pendidikan | Melarang pendanaan federal untuk sekolah yang mempromosikan CRT/ideologi gender; menjaga pria keluar dari olahraga wanita. | Perlindungan hak reproduksi (Roe v. Wade), pengendalian kekerasan senjata, akses pendidikan yang terjangkau. |
Dampak Polarisasi terhadap Legislasi dan Pemerintahan
Kesenjangan ideologis yang mendasar ini memiliki konsekuensi langsung terhadap fungsi pemerintahan. Polarisasi, diperburuk oleh struktur Winner-Take-All yang mendorong kemenangan faksi, seringkali menghasilkan pemerintahan yang terpecah (divided government). Dalam kondisi ini, di mana salah satu pihak mengontrol cabang eksekutif dan pihak lain mengontrol setidaknya satu kamar Kongres, kebuntuan legislatif (gridlock) menjadi hal yang lumrah.
Partai-partai memiliki insentif yang lebih besar untuk menolak dan menghambat agenda lawan daripada mencari kompromi yang konstruktif. Kebijakan saat ini sering digunakan sebagai alat untuk memobilisasi basis pemilih di luar pertimbangan praktis. Misalnya, isu pendidikan (seperti Critical Race Theory dan ideologi gender) dan isu perbatasan (narasi migrant invasion) adalah contoh bagaimana kebijakan diubah menjadi senjata budaya untuk memastikan partisipasi pemilih yang ekstrem. Ketergantungan pada mobilisasi basis ekstrem ini semakin mengurangi ruang bagi politisi untuk bergerak ke sentrisme, bahkan saat kampanye pemilihan umum.
Partai Minor (Third Parties): Peran dan Batasan Pengaruh
Meskipun sistem elektoral WTA secara struktural menghambat kemenangan partai minor, keberadaan mereka tetap memainkan peran penting dalam dinamika ideologis AS, terutama sebagai ‘pelopor’ kebijakan dan katalisator perdebatan.
Partai Hijau (Green Party of the United States – GPUS)
Partai Hijau AS (GPUS) merupakan federasi partai politik negara bagian yang mempromosikan Green politics, terutama lingkungan hidup, non-kekerasan, keadilan sosial, dan anti-rasisme. GPUS berposisi sebagai partai sayap kiri (Left-wing) dan memiliki ideologi yang mencakup Eco-socialism dan Libertarian socialism.
Partai Hijau saat ini adalah partai politik terbesar keempat di AS berdasarkan pendaftaran pemilih. Meskipun mereka memiliki sejumlah pejabat terpilih di tingkat lokal (sekitar 163 pada Juni 2025), mereka tidak memegang kursi di Senat atau Dewan Perwakilan Rakyat federal. Partai Hijau berfungsi sebagai ‘pelopor ideologis’ bagi isu-isu radikal dan progresif yang kemudian dapat diadopsi atau didiskusikan oleh sayap progresif Partai Demokrat.
Partai Libertarian
Partai Libertarian adalah partai terbesar ketiga di AS berdasarkan pendaftaran pemilih. Ideologi inti mereka berfokus pada kebebasan individu maksimal, ukuran pemerintahan yang minimal, dan pasar bebas yang tidak diatur. Secara tradisional, mereka menarik suara dari pemilih yang sangat konservatif fiskal, serta pemilih yang skeptis terhadap intervensi militer dan sosial oleh pemerintah pusat.
Analisis Peran Spoiler
Fungsi partai minor di bawah sistem WTA tidaklah terlepas dari kontroversi. Karena suara minoritas tidak terwakili, memberikan suara kepada partai ketiga dalam pemilihan yang ketat seringkali dianggap sebagai tindakan spoiler—yakni, mengurangi margin suara yang dibutuhkan oleh salah satu partai besar untuk menang.
Implikasi dari fenomena spoiler ini adalah tekanan psikologis yang sangat kuat pada pemilih untuk tidak “membuang” suara mereka. Pemilih seringkali merasa tertekan untuk memilih “yang kurang buruk” (lesser of two evils) di antara kandidat Demokrat dan Republik, alih-alih memilih kandidat yang paling mencerminkan pandangan ideologis mereka. Mekanisme ini secara fundamental bekerja untuk memperkuat dan memelihara duopoli, karena setiap suara yang tidak diberikan kepada dua partai besar dianggap berpotensi merugikan kandidat yang lebih disukai.
Kesimpulan
Analisis komprehensif terhadap partai-partai politik di AS menunjukkan bahwa sistem ini didominasi oleh dua kekuatan yang semakin terpolarisasi, Partai Republik dan Partai Demokrat, sebuah fenomena yang secara fundamental dipertahankan oleh mekanisme elektoral yang kaku.
- Struktur WTA sebagai Penjaga Duopoli: Sistem Winner-Take-All di distrik satu pemenang adalah penentu utama. Sistem ini memastikan bahwa suara minoritas ideologis hampir selalu tidak terwakili dan memaksa konsolidasi di bawah dua payung besar.
- Polarisasi 2024: Platform tahun 2024 menggarisbawahi polarisasi yang ekstrem. Partai Republik telah merangkul konservatisme populis yang fokus pada isu kedaulatan perbatasan, nasionalisme ekonomi, dan perang budaya, sementara Partai Demokrat berfokus pada ekspansi jaring pengaman sosial, penanganan perubahan iklim, dan perlindungan hak-hak sipil/reproduksi.
- Kesenjangan Kebijakan yang Tidak Dapat Dijembatani: Terdapat perbedaan pandangan yang fundamental pada hampir setiap sektor utama, mulai dari Imigrasi (deportasi vs. jalur status hukum), Energi (dominasi fosil vs. energi bersih), hingga Fiskal (pemotongan pajak vs. pajak perusahaan tinggi), yang menjamin bahwa kompromi legislatif akan tetap sulit dicapai, yang seringkali menyebabkan kelumpuhan pemerintahan.
Selama sistem Winner-Take-All dan mekanisme ballot access yang ketat tetap berlaku, dominasi dua partai dan tingkat polarisasi yang tinggi diperkirakan akan terus berlanjut. Sistem ini memiliki efek merugikan terhadap pemerintahan sentris. Proses primaries mengharuskan kandidat untuk memenangkan pemilih yang paling ideologis terlebih dahulu, yang secara struktural menarik kedua partai menjauh dari titik tengah. Tekanan untuk memobilisasi basis ekstrem telah mengurangi ruang bagi pergeseran strategis ke sentrisme pada pemilihan umum, semakin memperburuk polarisasi dalam tubuh legislasi.
Untuk memahami arah politik AS, fokus analisis harus dialihkan dari retorika kampanye semata (yang seringkali hanya berfungsi sebagai wish list kebijakan) kepada upaya reformasi sistem elektoral di tingkat negara bagian. Perubahan struktural, seperti undang-undang mengenai Voter ID dan Proof of Citizenship yang didorong oleh Partai Republik , atau upaya untuk mengadopsi representasi proporsional atau Ranked-Choice Voting yang didukung beberapa reformis, adalah arena di mana struktur kekuasaan masa depan akan dipertaruhkan. Perkembangan ini, bukan platform semata, yang akan menentukan apakah duopoli AS dapat dipertahankan atau dipecah dalam dekade mendatang.