Kerangka Konseptual Pendapatan Dasar Universal (UBI)

Definisi dan Prinsip Dasar

Pendapatan Dasar Universal (Universal Basic Income atau UBI) didefinisikan sebagai transfer yang diberikan secara universaltanpa syarat, dan tunai kepada setiap individu anggota masyarakat.

UBI berbeda dari program jaminan sosial tradisional karena tiga prinsip intinya, yang dirancang untuk mengatasi masalah yang melekat pada skema bantuan yang ditargetkan (misalnya, kesalahan penargetan atau exclusion/inclusion error) :

  1. Universalitas: Diberikan kepada setiap orang di dalam suatu jurisdiksi, tanpa membedakan status sosial atau kekayaan.
  2. Tanpa Syarat (Unconditionality): Penerima tidak diwajibkan bekerja, mencari pekerjaan, atau memenuhi kriteria perilaku tertentu untuk menerima manfaat.
  3. Tunai (Cash): Diberikan dalam bentuk uang tunai murni yang dapat digunakan penerima sesuai kebijaksanaan mereka, bukan berupa voucher atau bantuan barang.

Dari sudut pandang sosial, UBI dilihat sebagai cita-cita yang diharapkan untuk mengatasi ketidaksetaraan yang mencolok dan memberi kepastian dalam kontrak sosial, hubungan kekuasaan di pasar tenaga kerja, dan kesetaraan gender.

Varian Implementasi dan Tantangan

Meskipun idealnya UBI adalah program murni universal dan tanpa syarat, sebagian besar uji coba yang telah dilaksanakan merupakan varian yang ditargetkan (targeted schemes). Secara global, saat ini belum ada negara yang menerapkan UBI secara nasional. Hanya Mongolia dan Republik Islam Iran yang pernah menerapkan UBI nasional dalam waktu singkat.

Beberapa varian yang telah diuji termasuk:

  • Pembayaran Jangka Panjang: Contohnya adalah program Dividen Dana Permanen Alaska (Alaska Permanent Fund Dividend/PFD), yang sering dianggap sebagai contoh UBI yang berlaku. Dana ini berasal dari pendapatan minyak dan pertambangan negara, dan telah membayarkan rata-rata sekitar $1.600 per tahun kepada setiap penduduk sejak 1976.
  • Uji Coba Skala Besar Terbatas: Misalnya, uji coba yang dilakukan di Finlandia dan Kenya, yang memiliki desain transfer dan durasi yang berbeda.
  • Saturation Site Pilot: Uji coba di mana setiap orang dalam komunitas yang telah ditentukan menerima UBI untuk mengukur efeknya pada seluruh komunitas, meskipun model ini lebih menantang dan membutuhkan sampel yang besar.

Studi Kasus Uji Coba UBI di Berbagai Negara

Finlandia: Fokus pada Kesejahteraan dan Birokrasi

Uji coba UBI Finlandia, yang diselenggarakan oleh Kela, berlangsung selama dua tahun (2017–2018) dengan tujuan utama mempelajari dampak UBI terhadap partisipasi pasar tenaga kerja dan birokrasi tunjangan jaminan sosial.

  • Desain Uji Coba:
    • Penerima: 2.000 orang yang menganggur dipilih secara acak dari seluruh negeri.
    • Jumlah: €560 per bulan, dibayarkan tanpa syarat, tanpa dipotong pajak, dan tidak dikurangi meskipun penerima mendapatkan penghasilan dari pekerjaan.
    • Kontrol: Kelompok kontrol terdiri dari pengangguran yang menerima tunjangan pengangguran dasar bersyarat.
  • Temuan Utama (Laporan Resmi Kela):
    • Pekerjaan: UBI tidak memiliki dampak signifikan (tidak meningkatkan maupun mengurangi) tingkat pekerjaan kelompok penerima dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun, para pendukung mencatat bahwa sistem tunjangan bersyarat yang berlaku saat ini pun tidak menghasilkan hasil pekerjaan yang lebih baik.
    • Kesejahteraan: Ada peningkatan yang signifikan dalam berbagai ukuran kesejahteraan, kepuasan hidup, dan well-being penerima UBI.
    • Dampak Non-Finansial: Penerima UBI menunjukkan kepercayaan yang lebih tinggi pada masa depan mereka, sesama warga negara, dan institusi publik. Mereka juga melaporkan birokrasi yang lebih rendah dan merasa situasi keuangan mereka lebih aman dan mudah dikelola.

Kenya: Desain Transfer dan Dampak Ekonomi Lokal (GiveDirectly)

Uji coba yang dilakukan oleh GiveDirectly di Kenya merupakan salah satu studi UBI terbesar di dunia, dengan fokus pada dampak ekonomi lokal dan pilihan pekerjaan di antara komunitas yang sangat miskin. Studi ini membandingkan tiga desain transfer yang berbeda setelah dua tahun (2018–2020) :

Desain Transfer Dampak Ekonomi Utama Dampak Kesejahteraan Utama
UBI Jangka Panjang ($22,50/bulan selama 12 tahun) Mendorong tabungan dan investasi tertinggi; Partisipasi ROSCA (Asosiasi Tabungan dan Kredit) sangat tinggi. Memungkinkan perencanaan dan investasi proyek jangka panjang.
Pembayaran Sekaligus (Lump Sum) ($500 sekali bayar) Peningkatan terbesar dalam total pendapatan rumah tangga (50% dari kelompok kontrol); Menciptakan lebih banyak perusahaan baru. Peningkatan pendapatan terbesar, namun paling sedikit dalam mengurangi depresi.
UBI Jangka Pendek ($22,50/bulan selama 2 tahun) Paling sedikit berdampak pada sebagian besar ukuran ekonomi; Agregat output tumbuh lebih sedikit daripada lump sum. Lebih unggul dalam mengurangi depresi dan meningkatkan variasi makanan daripada lump sum.

Temuan Kunci (GiveDirectly):

    • Produktivitas vs. Kemalasan: UBI terbukti meningkatkan produktivitas, dan kekhawatiran umum tentang “kemalasan” atau berkurangnya motivasi kerja tidak terbukti. Penerima tidak bekerja lebih sedikit atau lebih banyak minum.
    • Pilihan Pekerjaan: Penerima beralih dari pekerjaan upahan, terutama di sektor pertanian, menuju kewirausahaan atau pekerjaan wiraswasta non-pertanian.
    • Pentingnya Desain (Tranching Matters): Studi menyimpulkan bahwa pemberian uang tunai secara bulanan, jangka pendek, yang merupakan model yang paling umum, ditemukan paling tidak transformatif. Para pembuat kebijakan yang ingin menciptakan kekayaan harus mempertimbangkan UBI jangka panjang atau pembayaran lump sum (sekaligus).

Alaska Permanent Fund Dividend (PFD): Model Pendanaan Berbasis Sumber Daya

Alaska PFD sering dikemukakan sebagai contoh UBI karena merupakan pembayaran tunai tahunan kepada setiap penduduk tanpa syarat.

  • Sumber Pendanaan: PFD didanai oleh Alaska Permanent Fund (APF), sebuah dana permanen yang dibentuk secara konstitusional pada tahun 1976. Dana ini dialokasikan dari pendapatan minyak dan pertambangan negara bagian.
  • Prinsip: UBI dalam model ini didasarkan pada prinsip pembagian dividen dari kekayaan sumber daya alam kepada seluruh warga negara.

Potensi dan Tantangan Implementasi Global UBI

Wacana UBI di tingkat global tidak hanya berpusat pada dampak kesejahteraan individu tetapi juga pada kelayakan ekonomi dan logistik yang lebih besar.

3.1 Potensi Transformasi Sosial dan Ekonomi

  1. Mengatasi Ketidaksetaraan dan Pemberdayaan: UBI menawarkan solusi radikal untuk ketidaksetaraan dengan menyediakan jaring pengaman dasar yang mencegah jatuh miskin. Secara khusus, UBI dapat memberikan pendapatan bagi perempuan yang melakukan pekerjaan di luar pasar formal (misalnya, pengasuhan atau kerja sukarela) dan mengurangi ketergantungan finansial dalam rumah tangga yang rentan.
  2. Mendorong Kewirausahaan: Temuan di Kenya menunjukkan bahwa UBI mendorong investasi dan penciptaan perusahaan baru (bisnis). Dengan pengurangan risiko finansial dasar, individu dapat lebih fokus pada pendidikan, inovasi, atau perawatan keluarga.
  3. Meningkatkan Stabilitas Sosial di Negara Berkembang: Dalam konteks negara berkembang seperti Indonesia, UBI berpotensi meminimalkan tingkat kesalahan penargetan (baik inclusion maupun exclusion error) yang sering terjadi pada program bantuan tradisional.

Tantangan Implementasi dan Pendanaan (Faktor Kemustahilan)

Implementasi UBI skala nasional atau internasional menghadapi tantangan sistemik yang tidak dapat dijawab sepenuhnya oleh uji coba kecil.

  1. Tantangan Fiskal dan Inflasi
  • Biaya Tinggi: Biaya penerapan UBI berskala nasional atau global sangat tinggi. UBI yang cukup besar untuk meningkatkan transfer ke keluarga berpenghasilan rendah akan “sangat mahal”.
  • Risiko Inflasi: Ada kekhawatiran bahwa jika konsumsi meningkat terlalu cepat karena UBI, hal itu dapat memicu inflasi, meskipun analisis dampak UBI terhadap inflasi dan upah masih terbatas dan tidak dapat diuji sepenuhnya dalam RCT (Uji Coba Terkontrol Acak) kecil.

Mekanisme Pendanaan dan Tata Kelola

Untuk mewujudkan UBI, diperlukan sumber dana yang besar dan seringkali kontroversial. Beberapa opsi yang diajukan antara lain:

  1. Pajak Karbon (Carbon Tax): Penerapan pajak atas emisi karbon dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dialokasikan untuk mendanai UBI, sekaligus mengatasi perubahan iklim.
  2. Dividen Sumber Daya Alam: Mereplikasi model APF Alaska, di mana dividen dari kekayaan alam dibagikan kepada warga.
  3. Pajak Lain: Pajak kekayaan atau pajak warisan.

Selain pendanaan, dibutuhkan kerangka kerja kelembagaan dan peraturan yang kuat untuk mengatur tingkat dan durasi manfaat UBI, serta memastikan administrasi yang transparan dan akuntabel dalam jangka panjang.

Logistik Transfer Global

Transfer tunai berskala global memerlukan sistem pembayaran yang efisien, murah, dan transparan. Teknologi baru seperti mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currencies/CBDCs) atau cryptocurrencies dapat mengatasi kendala ini, menawarkan transaksi yang lebih cepat, murah, dan transparan, terutama untuk pembayaran lintas batas. Kecepatan transfer berbasis blockchain (dibandingkan 3–5 hari kerja dengan transfer kawat tradisional) dapat mencapai penyelesaian dalam hitungan menit, dengan potensi pengurangan biaya yang signifikan.

Debat dan Progresivitas

Debat mendasar di balik UBI adalah apakah negara harus membangun atau mengembangkan sistem perlindungan sosial yang ada, atau memperkenalkan pendekatan baru yang radikal.

UBI mendapat nilai tinggi dalam hal inklusivitas karena tidak membedakan orang-orang dalam suatu pemerintahan. Namun, kurangnya diferensiasi ini justru yang membuat efek UBI terhadap progresivitas (pengentasan kemiskinan yang ditargetkan) menjadi tidak pasti.

Meskipun UBI menawarkan janji perubahan yang menarik, terutama dalam konteks meningkatnya ketidaksetaraan dan potensi hilangnya pekerjaan akibat otomatisasi, pilihan antara UBI dan program transfer tunai yang ditargetkan akan selalu bergantung pada masalah spesifik yang ingin diatasi oleh suatu negara.

Simpulan dan Rekomendasi

Sintesis Temuan Utama

  • Uji coba UBI menunjukkan bahwa kekhawatiran utama (kemalasan) tidak terbukti. Sebaliknya, UBI meningkatkan kesejahteraan psikologis dan mendorong investasi di antara rumah tangga miskin.
  • Model transfer tunai sangat penting: pemberian lump sum atau UBI jangka panjang dapat lebih transformatif dalam menciptakan kekayaan daripada UBI jangka pendek yang umum digunakan.
  • Pendanaan adalah tantangan terbesar; solusi seperti pajak karbon atau dividen sumber daya alam menjadi proposal utama untuk mencapai universalitas dan keberlanjutan fiskal.

Rekomendasi Kebijakan

  1. Mengevaluasi Ulang Desain Transfer: Negara-negara yang ingin menerapkan jaminan pendapatan dasar harus memprioritaskan desain UBI jangka panjang atau lump sum untuk memaksimalkan dampak transformatif ekonomi, berdasarkan bukti dari Kenya.
  2. Membangun Kerangka Hukum UBI: Kebijakan harus dilembagakan melalui kerangka hukum dan kelembagaan yang kuat, yang mendefinisikan secara jelas tingkat manfaat dan modalitas pendanaan, untuk memastikan transparansi dan keberlanjutan.
  3. Mengintegrasikan Teknologi Transfer Lintas Batas: Untuk memfasilitasi UBI Global atau transfer tunai dalam skala besar, teknologi seperti CBDCs atau blockchain harus dipertimbangkan untuk meningkatkan kecepatan dan mengurangi biaya logistik transfer, terutama di kawasan yang kurang berkembang.
  4. Memperkuat Dialog Sosial: Penerapan UBI, karena implikasinya yang luas, harus disepakati melalui dialog sosial yang sah dengan melibatkan pemerintah, pekerja, dan pengusaha untuk membangun konsensus masyarakat yang luas.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

76 + = 82
Powered by MathCaptcha