PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk, yang lebih dikenal sebagai Gudang Garam (IDX: GGRM), adalah sebuah narasi tentang pertumbuhan fenomenal, dominasi pasar, dan adaptasi strategis. Didirikan pada 26 Juni 1958 di Kediri, Jawa Timur, oleh Tjoa Ing Hwie (Surya Wonowidjojo), perusahaan ini dengan cepat bertransformasi dari industri rumahan menjadi produsen rokok kretek terbesar di Indonesia Dengan pangsa pasar yang mencapai hampir 33% di puncak kejayaannya, Gudang Garam tidak hanya menjadi ikon industri, tetapi juga salah satu penyumbang pajak terbesar bagi negara dan penyerap tenaga kerja skala masif.
Namun, beberapa tahun terakhir, raksasa ini menghadapi badai tantangan yang signifikan. Kenaikan tarif cukai rokok yang agresif, maraknya peredaran rokok ilegal, dan pelemahan daya beli masyarakat telah secara drastis mengikis laba dan pangsa pasarnya. Sebagai respons, Gudang Garam telah melakukan pergeseran strategis yang ambisius. Melalui investasi besar di luar bisnis inti, perusahaan memulai diversifikasi ke sektor infrastruktur dengan membangun Bandara Dhoho Kediri senilai Rp 13 triliun dan jalan tol pendukungnya.
Laporan ini menganalisis perjalanan Gudang Garam dari awal yang sederhana hingga kini, menyoroti keunggulan kompetitifnya, tantangan yang dihadapi, serta prospek masa depannya. Analisis menunjukkan bahwa masa depan perusahaan bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan dominasi di industri tembakau yang semakin tertekan dengan keberhasilan proyek diversifikasi yang berpotensi menjadi pilar pertumbuhan baru.
Pendahuluan: Sebuah Raksasa di Simpang Jalan
Gudang Garam bukan sekadar nama merek rokok; bagi ekonomi Indonesia, perusahaan ini adalah sebuah entitas strategis. Perannya meluas jauh melampaui sektor tembakau, mencakup kontribusi signifikan terhadap lapangan kerja, penerimaan negara, dan pengembangan infrastruktur regional. Dengan statusnya sebagai salah satu produsen rokok terbesar, Gudang Garam historisnya memegang pangsa pasar yang substansial dan merupakan salah satu pembayar pajak terbesar di Indonesia.
Laporan ini dirancang untuk menyajikan tinjauan mendalam dan holistik mengenai PT Gudang Garam Tbk. Analisis ini memanfaatkan data dari laporan keuangan perusahaan, studi akademik, dan pemberitaan terkini. Tujuannya adalah untuk memahami secara komprehensif bagaimana perusahaan yang sukses ini dibangun, mengapa perusahaan menghadapi tantangan krusial saat ini, dan bagaimana strategi transformatif yang diadopsi dapat membentuk lintasan masa depannya.
Sejarah dan DNA Perusahaan: Membangun Legenda dari Kediri
Awal Mula dan Visi Sang Pendiri
Kisah Gudang Garam berawal dari visi dan ketekunan seorang pemuda bernama Tjoa Ing Hwie, yang kemudian mengadopsi nama Indonesia, Surya Wonowidjojo. Lahir di Tiongkok dan berimigrasi ke Indonesia pada usia empat tahun, Wonowidjojo memulai kariernya di dunia kretek dengan bekerja di pabrik milik pamannya, “Cap 93” di Kediri, yang merupakan salah satu merek rokok paling terkenal di Jawa Timur pada masanya Di sana, ia mengasah keahliannya dalam mengolah tembakau dan saus, yang membawanya naik jabatan hingga menjadi direktur perusahaan. Setelah dua dekade bekerja, Wonowidjojo mengambil keputusan berani untuk meninggalkan Cap 93 dan memulai usaha rokoknya sendiri.
Pada tahun 1956, dengan 50 karyawan yang setia mengikutinya, Wonowidjojo membeli sebidang tanah seluas 1.000 meter persegi di Kediri dan memulai produksi rokok kelobot kretek dengan merek “Inghwie”. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 26 Juni 1958, ia mendaftarkan perusahaannya dengan nama baru: Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Nama “Gudang Garam” konon dipilih setelah Wonowidjojo mendapatkan mimpi tentang sebuah gudang garam tua yang berdiri di seberang pabrik pamannya. Filosofi visioner juga tercermin pada logo perusahaan yang dirancang oleh salah satu karyawannya. Wonowidjojo menyarankan agar logo menampilkan lima pintu: dua pintu terbuka penuh, dua setengah terbuka, dan satu tertutup. Ini melambangkan gagasan bahwa perusahaan tidak boleh merasa telah mencapai segalanya, dan harus selalu ada ruang untuk pencapaian dan pertumbuhan lebih lanjut.
Fase Pertumbuhan Awal dan Transisi Teknologi
Dalam waktu singkat, Gudang Garam mencatat pertumbuhan yang eksplosif. Pada akhir tahun 1958, jumlah karyawan telah melonjak menjadi 500 orang dengan produksi mencapai lebih dari 50 juta batang kretek per tahun. Hanya delapan tahun setelah berdiri, pada tahun 1966, Gudang Garam telah menjadi pabrik rokok kretek terbesar di Indonesia, dengan produksi tahunan mencapai 472 juta batang. Pertumbuhan ini terus berlanjut, dengan produksi yang mencapai 864 juta batang per tahun pada 1969, menegaskan posisi Gudang Garam sebagai produsen kretek terbesar di Indonesia.
Pada tahun 1979, Gudang Garam membuat keputusan strategis untuk mengadopsi teknologi sigaret kretek mesin (SKM) dengan memesan 30 mesin rolling baru. Langkah ini dilakukan beberapa tahun setelah pesaingnya, seperti Bentoel Group, sudah lebih dulu memperkenalkan SKM pada tahun 1970-an. Meskipun tidak menjadi yang pertama, keputusan ini menunjukkan pendekatan manajemen yang terukur dan berorientasi pada kualitas. Penundaan tersebut memungkinkan perusahaan untuk menyempurnakan formulasi produk SKM sebelum merilisnya ke pasar. Hasilnya, transisi ini sangat sukses, di mana produksi Gudang Garam meningkat dua kali lipat dari 9 miliar menjadi 17 miliar batang per tahun. Keberhasilan ini membuktikan bahwa strategi yang berfokus pada kualitas produk dan inovasi yang tepat waktu dapat mengungguli keuntungan sebagai pionir.
Transisi Kepemimpinan dan Modernisasi
Pada tahun 1984, kendali perusahaan beralih kepada putra Wonowidjojo, Rachman Halim. Di bawah kepemimpinan baru, perusahaan melanjutkan modernisasinya dengan menjadi perusahaan publik pada 27 Agustus 1990. Gudang Garam mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dengan sebagian besar saham masih dipegang oleh keluarga Wonowidjojo melalui PT Suryaduta Investama. Setelah meninggalnya Rachman Halim pada tahun 2008, tongkat kepemimpinan dilanjutkan oleh adiknya, Susilo Wonowidjojo, yang menjabat sebagai direktur utama sejak 2009.
Portofolio Produk dan Keunggulan Kompetitif
Lini Produk yang Beragam
Gudang Garam memiliki portofolio produk yang luas, mencerminkan evolusi industri dan preferensi konsumen. Lini produk utamanya dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Sigaret Kretek Tangan (SKT): Ini adalah produk klasik yang menjadi fondasi perusahaan dan masih mempertahankan basis konsumen yang setia. Merek-merek di kategori ini termasuk Gudang Garam Merah, Gudang Garam Djaja, Gudang Garam Signature Kretek, dan Taman Sriwedari Kretek
- Sigaret Kretek Mesin (SKM): Kategori ini mencakup produk-produk filter modern yang mendominasi penjualan perusahaan. Merek-merek populer di segmen ini adalah Gudang Garam International Filter, Surya 12, dan Surya 16.
- Segmen Modern (Mild): Gudang Garam juga beradaptasi dengan tren pasar dengan memperkenalkan rokok mild, yang ditujukan untuk audiens yang lebih muda. Produksi jenis ini ditandai dengan berdirinya pabrik baru di Gempol, Pasuruan pada tahun 2002. Merek-mereknya meliputi Gudang Garam Signature Mild, GG Mild, dan GG Shiver.
Keunggulan Kompetitif Inti
Secara historis, Gudang Garam dikenal memiliki keunggulan diferensiasi yang kuat, terutama dalam formulasi saus rokoknya yang dianggap “lezat” dan menjadi ciri khas merek. Sebuah studi akademik pada tahun 2023 menemukan bahwa Gudang Garam memiliki keunggulan yang signifikan dalam ekuitas merek, kesadaran merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas dibandingkan dengan dua pesaing utamanya, Djarum dan HM Sampoerna. Temuan ini menunjukkan bahwa secara kualitatif, merek Gudang Garam dinilai sangat positif oleh konsumen.
Namun, terdapat kesenjangan yang menarik antara nilai merek yang kuat dan kinerja finansial perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun penilaian merek Gudang Garam pada tahun 2023 menunjukkan keunggulan yang jelas, laporan tahunan 2024 mengungkapkan penurunan laba bersih dan pangsa pasar yang tajam. Hal ini mengindikasikan bahwa di pasar yang sangat sensitif terhadap harga, seperti pasar rokok di Indonesia, kekuatan merek tidak selalu cukup untuk mengimbangi dampak ekonomi yang lebih besar. Fenomena ini, yang dikenal sebagai downtrading, membuat konsumen beralih ke produk yang lebih murah, termasuk rokok ilegal. Konsumen Gudang Garam yang dominan di segmen kretek mungkin lebih responsif terhadap perubahan harga dibandingkan dengan konsumen rokok mild, sehingga menggerus pangsa pasar Gudang Garam meskipun mereknya tetap kuat.
Analisis Kinerja dan Dinamika Pasar yang Berubah
Tren Keuangan Jangka Panjang
Selama bertahun-tahun, Gudang Garam menunjukkan kinerja keuangan yang solid, dengan data penjualan bersih yang terus meningkat dari tahun 2010 hingga 2017. Namun, tren ini mengalami titik balik yang signifikan. Laba bersih Gudang Garam mengalami penurunan drastis di tahun 2022 menjadi Rp 2,78 triliun, meskipun sempat pulih menjadi Rp 5,32 triliun pada tahun 2023. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2024, di mana laba bersih anjlok hingga 81% menjadi hanya Rp 1 triliun. Tekanan ini berlanjut pada semester I 2025, dengan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 87,34% menjadi Rp 117,16 miliar, dari sebelumnya Rp 925,51 miliar pada periode yang sama tahun 2024. Penurunan ini sebagian besar didorong oleh penurunan pedapatan sebesar 11,29%.
Tabel 1 menyajikan ringkasan kinerja keuangan Gudang Garam, yang menunjukkan tren penurunan yang tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Tabel 1: Ringkasan Kinerja Keuangan PT Gudang Garam Tbk (2020-2024)
Indikator Keuangan | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | |
Pendapatan Bersih (Rp Miliar) | 112.568 | 123.082 | 123.199 | 117.454 | 97.338 | |
Laba Bersih (Rp Miliar) | 7.591 | 5.768 | 2.896 | 5.315 | 1.053 | |
Laba per Saham (EPS) (Rp) | 3.975 | 2.913 | 1.445 | 2.767 | 510 | |
Volume Penjualan (Miliar Batang) | 89.7 | 91.1 | 80.9 | 61.4 | 53.1 | |
Pangsa Pasar (%) | 26.6 | 27.1 | 25.5 | 21.2 | 17.4 | |
Pasar rokok di Indonesia merupakan struktur oligopoli yang dikuasai oleh tiga pemain utama: HM Sampoerna, Gudang Garam, dan Djarum. Selama beberapa dekade, perusahaan-perusahaan ini bersaing ketat untuk memperebutkan dominasi pasar. Data historis menunjukkan persaingan yang ketat, di mana pada awal 2009, Gudang Garam memegang 21,1% pangsa pasar, di belakang Sampoerna yang menguasai 29%.
Namun, dinamika pasar telah berubah secara signifikan. Data dari riset pasar Nielsen, yang dikutip dalam laporan tahunan Gudang Garam, menunjukkan penurunan pangsa pasar yang berkelanjutan dari 27,1% pada akhir 2021 menjadi 17,4% pada akhir 2024. Penurunan ini terjadi pada saat yang sama ketika HM Sampoerna justru berhasil memperkuat posisinya, dengan pangsa pasar yang meningkat menjadi 31% pada semester I 2025.
Perbedaan kinerja ini mengisyaratkan bahwa tekanan pasar tidak dialami secara merata. Sementara Gudang Garam menghadapi tantangan signifikan, Sampoerna tampaknya lebih berhasil menavigasi kondisi pasar yang sulit. Hal ini mungkin berkaitan dengan portofolio produk Sampoerna yang lebih beragam, termasuk rokok mild yang mungkin memiliki basis konsumen yang lebih stabil atau strategi harga yang lebih adaptif. Kinerja Sampoerna menunjukkan bahwa ada jalan untuk mempertahankan dominasi di tengah kondisi makro-ekonomi yang sulit, sementara Gudang Garam, dengan penurunan pangsa pasarnya, menghadapi kerentanan yang lebih besar.
Menghadapi Badai: Tekanan dan Kontroversi
Tekanan Regulasi dan Kebijakan Cukai
Gudang Garam, seperti perusahaan rokok besar lainnya, berada di bawah tekanan konstan dari kebijakan pemerintah, terutama kenaikan tarif cukai. Peningkatan tarif cukai yang agresif sejak tahun 2020 telah berdampak signifikan pada profitabilitas perusahaan. Sebuah penelitian menemukan bahwa kenaikan cukai rokok telah menyebabkan rata-rata penurunan laba perusahaan sebesar 36% selama periode tiga tahun Pemerintah menetapkan cukai dengan berbagai alasan, termasuk untuk meningkatkan penerimaan negara dan mengendalikan peredaran rokok demi alasan kesehatan publik.
Ancaman Rokok Ilegal
Tingginya harga rokok legal akibat kenaikan cukai telah menciptakan celah pasar yang besar bagi rokok ilegal. Maraknya peredaran rokok tanpa cukai atau dengan cukai palsu menjadi ancaman serius bagi produsen legal seperti Gudang Garam. Analisis menunjukkan bahwa rokok ilegal adalah salah satu penyebab utama anjloknya laba Gudang Garam dari Rp 10,8 triliun pada 2019 menjadi hanya Rp 981 miliar pada 2024.
Paradoksnya, kebijakan fiskal yang bertujuan meningkatkan pendapatan negara justru secara tidak langsung memperkuat pasar gelap. Dengan membuat rokok legal terlalu mahal bagi sebagian besar konsumen, pemerintah menciptakan insentif ekonomi yang kuat bagi masyarakat untuk beralih ke alternatif yang lebih murah. Fenomena ini merugikan perusahaan yang taat pajak dan pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan penerimaan negara dari cukai rokok karena volume penjualan legal menurun.
Isu Hukum dan Kontroversi Korporat
Gudang Garam juga menghadapi beberapa isu hukum yang menarik perhatian publik. Salah satu kasus yang menonjol adalah sengketa merek dengan perusahaan rokok lain yang menggunakan nama “Gudang Baru”. Meskipun Gudang Garam awalnya memenangkan gugatan di Pengadilan Niaga, Mahkamah Agung membatalkan putusan tersebut. Mahkamah Agung berpendapat bahwa kata “Gudang” adalah istilah umum dan tidak memiliki karakter pembeda. Selain itu, tidak ada bukti yang cukup untuk membuktikan niat tidak baik dari pihak lawan, dan secara keseluruhan, kedua merek tersebut memiliki bentuk, gaya, dan bunyi yang berbeda.
Selain itu, pemilik dan direktur utama perusahaan, Susilo Wonowidjojo, menghadapi kontroversi setelah PT Bank OCBC NISP mengajukan laporan polisi terhadapnya terkait dugaan penipuan pinjaman senilai sekitar Rp 232 miliar. Meskipun perwakilan Gudang Garam tidak segera menanggapi, berita ini berdampak langsung pada pergerakan saham perusahaan, yang mengalami penurunan terbesar sejak Januari 2023 pada hari berita tersebut dirilis
Beyond Tobacco: Strategi Diversifikasi Ambisius
Menyadari risiko jangka panjang dan tekanan yang terus meningkat di industri tembakau, Gudang Garam telah mengadopsi strategi diversifikasi yang berani dan ambisius. Ini adalah langkah proaktif untuk menciptakan aliran pendapatan baru yang tidak bergantung pada bisnis rokok dan memastikan keberlanjutan perusahaan di masa depan.
Proyek Bandara Dhoho Kediri
Proyek monumental ini merupakan inti dari strategi diversifikasi Gudang Garam. Dibangun oleh anak perusahaan Gudang Garam, PT Surya Dhoho Investama (SDhI), Bandara Dhoho merupakan bandara berstandar internasional dengan landasan pacu sepanjang 3.300 meter. Proyek ini menelan investasi sekitar Rp 13 triliun dan mulai beroperasi secara komersial pada April 2024
Proyek Jalan Tol Kediri-Tulungagung
Sebagai penunjang utama Bandara Dhoho, Gudang Garam juga membangun proyek Jalan Tol Kediri-Tulungagung. Proyek senilai Rp 10,26 triliun ini dikelola oleh anak perusahaan yang baru didirikan, PT Surya Sapta Agung Tol. Pembangunan tol ini direncanakan untuk memperluas akses dan konektivitas menuju bandara, menjadikannya bagian integral dari ekosistem bisnis baru perusahaan.
Motivasi di Balik Diversifikasi Strategis
Keputusan Gudang Garam untuk berinvestasi besar-besaran di sektor infrastruktur dapat dilihat sebagai langkah strategis untuk melindungi nilai perusahaan dari ketidakpastian industri tembakau. Dengan regulasi yang semakin ketat, meningkatnya kesadaran akan kesehatan publik, dan tekanan ekonomi, manajemen perusahaan menyadari bahwa bisnis inti mereka memiliki risiko jangka panjang yang signifikan.
Proyek infrastruktur seperti bandara dan jalan tol adalah aset jangka panjang yang dapat menghasilkan pendapatan pasif dan berpotensi tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi regional. Langkah ini tidak hanya mencerminkan respons terhadap tantangan, tetapi juga visi jauh ke depan untuk memastikan perusahaan dapat terus memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham di era pasca-tembakau.
Dampak Makro-Ekonomi dan Sosial
Kontribusi Ekonomi dan Dilema Kebijakan
Peran Gudang Garam terhadap perekonomian Indonesia sangatlah besar. Perusahaan ini secara konsisten menjadi salah satu penyumbang pajak terbesar di sektor industri rokok. Lebih penting lagi, perusahaan ini adalah penyedia lapangan kerja skala masif. Pada akhir tahun 2021, Gudang Garam mempekerjakan 33.647 karyawan langsung. Secara tidak langsung, perusahaan ini mendukung mata pencaharian sekitar 4 juta orang, termasuk petani tembakau dan cengkeh, pengecer, dan pedagang asongan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Namun, kinerja perusahaan yang menurun tajam akibat kebijakan cukai menciptakan dilema bagi pemerintah. Kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengendalikan konsumsi rokok justru berpotensi merugikan industri yang menjadi sumber utama pajak dan lapangan kerja. Laporan mengenai Gudang Garam yang menghentikan pembelian tembakau dari Temanggung, Jawa Tengah, akibat penurunan penjualan adalah manifestasi langsung dari dampak ini. Kondisi ini menempatkan pemerintah pada posisi yang sulit, di mana mereka harus menyeimbangkan antara tujuan kesehatan publik dan stabilitas ekonomi. Keputusan untuk membatalkan kenaikan cukai di tahun 2025 dan menarik wacana penyeragaman kemasan rokok menunjukkan bahwa pemerintah mulai mengakui adanya dilema ini.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan Isu Lingkungan
Gudang Garam telah mengimplementasikan berbagai program CSR untuk membangun citra positif dan hubungan baik dengan masyarakat lokal. Program-program ini mencakup renovasi rumah, penciptaan lapangan kerja, dukungan pendidikan (beasiswa formal dan non-formal), serta kegiatan amal seperti pembagian sembako. Salah satu program yang menonjol adalah pembuatan Pasar Ikan Semampir di Kediri, yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar melalui budidaya ikan.
Meskipun upaya CSR ini efektif dalam memitigasi reputasi di tingkat komunitas, program-program tersebut tidak dapat sepenuhnya menutupi isu-isu fundamental yang melekat pada industri rokok. Isu-isu ini mencakup dampak kesehatan publik dan dampak lingkungan (dari penggunaan lahan, emisi karbon, hingga limbah puntung rokok yang sulit terdegradasi). Dengan demikian, meskipun Gudang Garam berinvestasi dalam tanggung jawab sosial, tekanan dari isu-isu makro dan etis akan terus menjadi tantangan yang signifikan bagi citra dan operasi perusahaan.
Kesimpulan dan Prospek Masa Depan
Ringkasan Temuan Kunci
PT Gudang Garam Tbk telah menjalani perjalanan yang luar biasa, berawal dari sebuah industri rumahan menjadi salah satu raksasa industri kretek dunia. Keberhasilan ini dibangun di atas fondasi visi pendiri yang kuat, inovasi produk yang tepat waktu, dan merek yang memiliki ekuitas yang solid di mata konsumen. Namun, dominasi historis perusahaan kini menghadapi erosi signifikan yang disebabkan oleh kenaikan cukai, pelemahan daya beli, dan maraknya rokok ilegal. Penurunan laba dan pangsa pasar yang tajam dalam beberapa tahun terakhir menjadi indikator paling nyata dari krisis ini. Sebagai respons, perusahaan telah meluncurkan strategi diversifikasi besar-besaran, terutama di sektor infrastruktur, untuk menciptakan pilar pertumbuhan baru yang tidak rentan terhadap tekanan industri tembakau.
Prospek Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Dalam jangka pendek, prospek Gudang Garam masih akan menghadapi tekanan yang kuat. Laba yang terus anjlok, seperti yang terlihat pada semester I 2025, menunjukkan bahwa pemulihan bisnis inti masih akan sulit dicapai, meskipun adanya sentimen positif dari keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan cukai pada tahun 2025.
Secara jangka panjang, keberlanjutan dan kebangkitan Gudang Garam akan sangat bergantung pada keberhasilan proyek diversifikasinya. Bandara Dhoho Kediri dan proyek jalan tol yang menyertainya adalah langkah strategis untuk menciptakan aset yang dapat menghasilkan pendapatan yang stabil dan mengimbangi penurunan bisnis rokok. Jika proyek-proyek ini dapat beroperasi secara optimal dan menghasilkan arus kas yang signifikan, Gudang Garam berpotensi mentransformasi dirinya menjadi konglomerasi yang lebih diversifikasi dan tangguh.
Rekomendasi Strategis untuk Manajemen
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, manajemen Gudang Garam dapat mempertimbangkan beberapa rekomendasi strategis:
- Efisiensi Operasional: Perusahaan harus fokus pada efisiensi operasional dan pengendalian biaya secara ketat untuk menjaga margin keuntungan di tengah volume penjualan yang menurun.
- Inovasi Produk: Terus berinovasi dengan lini produk yang lebih sesuai dengan tren pasar, seperti rokok mild, yang memiliki basis konsumen yang lebih stabil. Di saat yang sama, tetaplah merawat dan mempertahankan produk SKT yang merupakan warisan merek.
- Optimalisasi Diversifikasi: Memastikan bahwa proyek diversifikasi, terutama Bandara Dhoho dan jalan tol, dapat beroperasi secara optimal dan mulai memberikan kontribusi pendapatan yang substansial. Ini akan menjadi kunci untuk menjaga stabilitas finansial dan nilai perusahaan di masa depan.
- Narasi Baru: Gudang Garam perlu mulai membangun narasi baru di mata investor dan publik, tidak hanya sebagai perusahaan rokok, tetapi sebagai entitas strategis di bidang infrastruktur dan investasi. Ini akan membantu memitigasi risiko reputasi dan menarik minat investor yang lebih luas.
Daftar Pustaka :
- Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja – Suara.com, diakses September 7, 2025, https://www.suara.com/news/2025/09/07/002410/sejarah-panjang-gudang-garam-yang-kini-dihantam-isu-phk-massal-pekerja
- pengaruh profit marginiterhadap harga saham pt. gudang garam tbk. – Elibrary Unikom, diakses September 7, 2025, https://elibrary.unikom.ac.id/22/12/UNIKOM_21515014_AgusMaulanaY_Artikel.pdf
- Profil PT Gudang Garam yang Diterpa Isu PHK Massal – Katakini.com, diakses September 7, 2025, https://www.katakini.com/artikel/131027/profil-pt-gudang-garam-yang-diterpa-isu-phk-massal/
- Penurunan Laba PT Gudang Garam Akibat Rokok Ilegal – TikTok, diakses September 7, 2025, https://www.tiktok.com/@arisvaraa/video/7505709792497831186
- Cukai Naik Terus, Industri Rokok Minta Pemerintah Tarik Rem – detikFinance – detikcom, diakses September 7, 2025, https://finance.detik.com/industri/d-7937875/cukai-naik-terus-industri-rokok-minta-pemerintah-tarik-rem
- Annual Report 2024 Laporan Tahunan – Stockbit, diakses September 7, 2025, https://emitten-announcement.stockbit.com/attachments/f-31880127-0_AnnualReport2024-GGRM-att1.pdf
- Susilo Wonowidjojo & family – Forbes, diakses September 7, 2025, https://www.forbes.com/profile/susilo-wonowidjojo/
- Bandara Dhoho Kediri Rp 13 T Milik Gudang Garam Akhirnya Beroperasi – CNBC Indonesia, diakses September 7, 2025, https://www.cnbcindonesia.com/news/20240405160453-4-528819/bandara-dhoho-kediri-rp-13-t-milik-gudang-garam-akhirnya-beroperasi
- 4 Fakta Bandara Dhoho yang Dibangun Gudang Garam Rp 13 Triliun – detikFinance, diakses September 7, 2025, https://finance.detik.com/infrastruktur/d-7080018/4-fakta-bandara-dhoho-yang-dibangun-gudang-garam-rp-13-triliun
- PT Gudang Garam dan Sejararhnya – diklatkerja.com, diakses September 7, 2025, https://www.diklatkerja.com/blog/pt-gudang-garam-dan-sejararhnya
- Gudang Garam Tbk – Indonesia Investments, diakses September 7, 2025, https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/profil-perusahaan/gudang-garam-tbk/item198
- Perbandingan Strategi Competitive Analysis antara PT Gudang Garam dan HM Sampoerna Menggunakan Metode Analisis Porter’s Five Forces – Semantic Scholar, diakses September 7, 2025, https://pdfs.semanticscholar.org/ef31/8410b37a2fa8e9d2bea8fe1d302ab01d53e7.pdf
- Analisis Persaingan Merek Rokok Gudang Garam, Djarum dan HM Sampoerna Berdasarkan Ekuitas Merek Menggunakan Correspondance Analysis | AL-MIKRAJ Jurnal Studi Islam dan Humaniora (E-ISSN 2745-4584), diakses September 7, 2025, https://www.ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/almikraj/article/view/5723
- Analisis Persaingan Merek Rokok Gudang Garam, Djarum dan HM Sampoerna Berdasarkan Ekuitas Merek Menggunakan – Omah Jurnal Sunan Giri, diakses September 7, 2025, https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/almikraj/article/download/5723/3053/
- Financial Statements Full Year 2024 of GGRM – Indo Premier Sekuritas, diakses September 7, 2025, https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Financial%20Statements%20Full%20Year%202024%20of%20GGRM&news_id=461638&group_news=RESEARCHNEWS&news_date=&taging_subtype=&name=&search=&q=&halaman=
- Unboxing Sektor Rokok – Updated.pdf – Stockbit, diakses September 7, 2025, https://academy-content.stockbit.com/uploaded-files/Unboxing%20Sektor%20Rokok%20-%20Updated.pdf
- Financial Statements Full Year 2023 of GGRM – IndoPremier, diakses September 7, 2025, https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Financial%20Statements%20Full%20Year%202023%20of%20GGRM&news_id=440838&group_news=RESEARCHNEWS&news_date=&taging_subtype=&name=&search=&q=&halaman=
- Pendapatan Anjlok, Gudang Garam Hanya Raup Laba Rp117,16 Miliar di Semester I 2025, diakses September 7, 2025, https://id.investing.com/news/stock-market-news/pendapatan-anjlok-gudang-garam-hanya-raup-laba-rp11716-miliar-di-semester-i-2025-2847848
- Industri Rokok di Indonesia, diakses September 7, 2025, http://tcsc-indonesia.org/wp-content/uploads/2012/08/Fact_Sheet_Industri_Rokok_di_Indonesia.pdf
- laporan tahunan 2021 annual report – IDX, diakses September 7, 2025, http://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/202205/c3313b46fd_6ce8b0aecc.pdf
- Pangsa Pasar Naik Jadi 31%, Sampoerna Cetak Laba Rp 2,1 T – IndoPremier, diakses September 7, 2025, https://indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Pangsa_Pasar_Naik_Jadi_31___Sampoerna_Cetak_Laba_Rp_2_1_T__&news_id=470404&group_news=RESEARCHNEWS&taging_subtype=HMSP&name=&search=y_general&q=H%20M%20Sampoerna,HM%20Sampoerna,H.M.%20Sampoerna&halaman=1
- Mount Hope International Accounting Journal JAIMO E-ISSN = 3031-1276 DAMPAK KENAIKAN CUKAI ROKOK TERHADAP LABA PT. GUDANG GARAM, diakses September 7, 2025, https://journal.bukitpengharapan.ac.id/index.php/JAIMO/article/download/340/373/1198
- Pengaruh Kenaikan Cukai Rokok Terhadap Kinerja Perusahaan dan Resistance Finance : Studi Kasus PT Gudang Garam – PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH, diakses September 7, 2025, https://ejurnal.kampusakademik.co.id/index.php/jiem/article/view/1805
- Indonesia: Cancellation Action against GUDANGBARU Goes Up in …, diakses September 7, 2025, https://www.mirandah.com/415-indonesia-cancellation-action-against-gudangbaru-goes-up-in-smoke/
- OCBC unit files police report against Gudang Garam owner, diakses September 7, 2025, https://themalaysianreserve.com/2023/02/03/ocbc-unit-files-police-report-against-gudang-garam-owner/
- Garap Tol Kediri-Tulungagung, Gudang Garam Dirikan Badan Usaha Jalan Tol, diakses September 7, 2025, https://finance.detik.com/infrastruktur/d-7196300/garap-tol-kediri-tulungagung-gudang-garam-dirikan-badan-usaha-jalan-tol
- Cukai Rokok Tak Jadi Naik di 2025, Saham Emiten Rokok Terbang – CNBC Indonesia, diakses September 7, 2025, https://www.cnbcindonesia.com/market/20240924142452-17-574203/cukai-rokok-tak-jadi-naik-di-2025-saham-emiten-rokok-terbang
- PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Kasus PT Gudang Garam, Tbk) – Open JournaI published by Universitas Persada Indonesia Y.A.I, diakses September 7, 2025, https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/ikraith-humaniora/article/download/3637/2749/
- Dampak Merokok terhadap Kesehatan Lingkungan: Sebuah Tinjauan Naratif – Cermin Dunia Kedokteran, diakses September 7, 2025, https://cdkjournal.com/index.php/cdk/article/download/1064/873/5493
- Gudang Garam Masih Tertahan, Akankah Kuartal II Jadi Titik Balik? – KabarBursa.com, diakses September 7, 2025, https://www.kabarbursa.com/market-hari-ini/gudang-garam-masih-tertahan-akankah-kuartal-ii-jadi-titik-balik
- Analisis kebijakan kesehatan yang berkaitan dengan industri rokok kretek di Indonesia, diakses September 7, 2025, https://lib.ui.ac.id/detail?id=72148&lokasi=lokal