Sektor perikanan dan budidaya tambak di Sumatera Utara memiliki potensi sumber daya yang sangat besar, didukung oleh posisi geografis yang strategis dengan akses ke Selat Malaka dan Samudra Hindia, serta kekayaan perairan darat yang melimpah seperti Danau Toba. Laporan ini menyajikan analisis komprehensif mengenai potensi tersebut, mengkaji kinerja ekonomi, mengidentifikasi tantangan krusial, dan mengevaluasi inisiatif pemerintah yang telah berjalan. Meskipun data potensi teoritis perikanan tangkap dan budidaya menunjukkan angka yang luar biasa, kinerja aktual dan tren produksi menunjukkan adanya tantangan struktural yang signifikan, terutama terkait isu lingkungan, kelembagaan, dan sosial.

Analisis PDRB mengungkapkan adanya fenomena yang menarik, di mana meskipun kontribusi subsektor perikanan terhadap PDRB regional mengalami penurunan dari tahun 2018 hingga 2020, laju pertumbuhannya justru meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor lain tumbuh lebih cepat, sehingga sektor perikanan memerlukan intervensi kebijakan yang lebih kuat untuk meningkatkan pangsa pasarnya dalam perekonomian regional. Tantangan utama yang menghambat optimalisasi potensi ini adalah pencemaran lingkungan akibat limbah budidaya dan industri, kerusakan habitat seperti hutan mangrove, serta masalah sosial seperti penurunan kesejahteraan nelayan dan penegakan hukum yang belum maksimal.

Merespons tantangan ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah pusat telah meluncurkan berbagai program, seperti Program Nelayan Membangun Sumatera Utara Hebat (NEMBUSH) dan kolaborasi dengan sektor swasta seperti eFishery. Namun, efektivitas dan dampak jangka panjang dari program-program ini masih memerlukan evaluasi lebih lanjut. Berdasarkan temuan-temuan ini, laporan merekomendasikan pendekatan holistik yang memadukan peningkatan produktivitas yang berkelanjutan, mitigasi dampak lingkungan melalui penerapan ekonomi biru, serta inovasi produk dan diversifikasi pasar untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing. Dengan pengelolaan yang tepat, sektor perikanan dan tambak dapat menjadi pilar utama pengentasan kemiskinan dan penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Sumatera Utara.

Potensi Sumber Daya Perikanan dan Tambak di Sumatera Utara

Pengantar Geografis dan Kerangka Potensi

Sumatera Utara, sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatra, diberkahi dengan akses luas ke perairan laut dan beragam sumber daya alam air tawar. Posisi geografisnya yang unik, menghadap langsung ke Selat Malaka di sisi timur dan Samudra Hindia di sisi barat, memberikan landasan kuat bagi pengembangan sektor perikanan laut. Sementara itu, di wilayah darat, provinsi ini memiliki ekosistem air tawar yang kaya, termasuk danau dan sungai besar yang menopang kegiatan perikanan air tawar. Secara keseluruhan, potensi perikanan di Sumatera Utara dapat diklasifikasikan ke dalam tiga klaster geografis utama: perikanan di dataran tinggi, perikanan di dataran rendah, dan perikanan di wilayah pesisir pantai.

Danau Toba, sebagai salah satu danau terbesar di provinsi ini, merupakan pusat perikanan air tawar yang signifikan. Selain itu, terdapat sungai-sungai besar seperti Sungai Deli, Sungai Asahan, dan Sungai Batang Gadis yang mengalir di wilayah dataran rendah dan juga memiliki potensi perikanan yang substansial. Di kawasan pesisir dan dataran rendah, budidaya tambak, khususnya udang, telah lama menjadi sektor ekonomi yang penting.

Potensi Perikanan Laut (Perikanan Tangkap)

Potensi teoretis perikanan tangkap di perairan Sumatera Utara sangat besar dan merupakan salah satu aset strategis provinsi. Menurut data yang ada, potensi perikanan tangkap di Selat Malaka diperkirakan mencapai 276.030 ton per tahun, sementara potensi di Samudra Hindia jauh lebih besar, yaitu 1.076.960 ton per tahun. Data lain dari sumber yang berbeda bahkan menunjukkan angka yang lebih tinggi, dengan potensi di Selat Malaka mencapai 482.776 ton per tahun dan di Samudra Hindia sebesar 1.675.849 ton per tahun. Variasi data ini menggarisbawahi tantangan dalam standardisasi dan validasi data statistik, yang dapat mempengaruhi akurasi perencanaan dan investasi dalam sektor ini.

Meskipun terdapat perbedaan angka, besarnya potensi teoretis ini menunjukkan bahwa sumber daya ikan di perairan Sumatera Utara belum dieksploitasi secara optimal. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan berfungsi sebagai salah satu pelabuhan perikanan utama dan memainkan peran penting dalam logistik perikanan tangkap. Jenis-jenis ikan hasil tangkapan utama yang berlabuh di PPS Belawan antara lain ikan Kembung, Layang, Selar, Lemadang, Tongkol, Cakalang, dan Tenggiri. Data historis menunjukkan bahwa pada tahun 2024, ikan Layang (Decapterus russeli) menjadi komoditas tangkapan yang paling dominan di pelabuhan tersebut. Potensi besar yang belum sepenuhnya tergarap ini mengindikasikan bahwa permasalahan yang dihadapi sektor ini bukan semata-mata pada ketersediaan sumber daya, melainkan pada kapasitas pengelolaan, teknologi, dan infrastruktur yang diperlukan untuk memanfaatkan kekayaan tersebut secara maksimal.

Potensi Perikanan Budidaya dan Air Tawar

Potensi perikanan budidaya di Sumatera Utara tersebar luas di berbagai ekosistem, dari perairan darat hingga pesisir. Di dataran tinggi, Danau Toba menjadi pusat kegiatan budidaya ikan air tawar. Salah satu komoditas khas di danau ini adalah Ikan Pora-Pora, yang telah menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat setempat, dengan harga jual yang signifikan setelah diolah. Selain itu, inisiatif pelestarian ekosistem juga dilakukan, seperti penebaran 32.000 ekor benih ikan di Danau Toba untuk menjaga populasi ikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di wilayah dataran rendah dan pesisir, potensi budidaya sangat signifikan. Luas lahan yang dialokasikan untuk budidaya mencakup 20.000 hektar untuk tambak air payau, 100.000 hektar untuk budidaya laut, 81.372,84 hektar untuk budidaya air tawar, dan 155.797 hektar di perairan umum. Beberapa komoditas budidaya unggulan yang dikembangkan adalah udang vaname, udang windu, ikan nila, lele, kerapu, dan bandeng. Kabupaten Langkat, misalnya, memiliki potensi lahan tambak udang windu hingga 7.000 hektar yang dianggap sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.

Meskipun potensi ekonominya tinggi, pengembangan budidaya perikanan, terutama Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba dan tambak udang di pesisir, menghadapi dilema serius. KJA menjadi sumber penghasilan utama bagi masyarakat, namun limbah sisa pakan ikan yang mengendap di dasar danau telah menyebabkan pencemaran air dan kerusakan ekosistem yang masif. Fenomena ini juga diperparah oleh limbah domestik dan limbah industri lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan ekonomi yang didapatkan tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.

Isu serupa juga terjadi di kawasan pesisir, di mana pembukaan tambak udang secara masif sejak tahun 1980-an telah menyebabkan hilangnya hampir seluruh hutan mangrove. Degradasi habitat ini tidak hanya menyebabkan abrasi, tetapi juga mengurangi hasil tangkapan nelayan tradisional, yang mata pencahariannya sangat bergantung pada ekosistem mangrove yang sehat. Keterkaitan antara kerusakan lingkungan dan penurunan pendapatan nelayan menunjukkan bahwa model pembangunan yang tidak berkelanjutan menciptakan konflik sosial-ekonomi yang mendalam.

Kinerja Ekonomi dan Tren Perdagangan Sektor Perikanan

Kontribusi Terhadap PDRB dan Tren Produksi

Peran sektor perikanan dalam struktur perekonomian Sumatera Utara menunjukkan dinamika yang menarik. Data dari tahun 2018 hingga 2020 memperlihatkan adanya penurunan kontribusi subsektor perikanan terhadap perekonomian regional. Meskipun demikian, laju pertumbuhan PDRB sektor perikanan justru mengalami peningkatan selama periode tersebut. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa sektor-sektor ekonomi lain, seperti industri pengolahan atau perdagangan, tumbuh dengan laju yang lebih cepat, sehingga secara proporsional mengurangi pangsa perikanan terhadap total PDRB provinsi. Peningkatan laju pertumbuhan perikanan sendiri didorong oleh bertambahnya produksi ikan dan kegiatan pengolahan hasil perikanan. Hal ini menyoroti ketergantungan nilai tambah sektor ini pada kapasitas hilir, sekaligus menunjukkan bahwa fokus kebijakan tidak hanya harus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada industri pengolahan.

Secara keseluruhan, produksi perikanan di Sumatera Utara diprakirakan mengalami fluktuasi namun dengan kecenderungan meningkat dari tahun 2022 hingga 2025, dengan prakiraan rata-rata produksi sekitar 585.761 ton. Hasil tangkapan ikan laut menjadi penyumbang produksi terbesar, meskipun produksi dari budidaya perairan darat juga memberikan kontribusi yang signifikan.

Kinerja Ekspor dan Pasar Strategis

Sektor perikanan Sumatera Utara memiliki kinerja ekspor yang menjanjikan. Komoditas unggulan ekspornya didominasi oleh udang, cumi-sotong-gurita, nila (Tilapia), rajungan, dan kepiting. Ikan Betutu juga diidentifikasi sebagai komoditas primadona yang diekspor dari Medan karena nilai ekonominya yang tinggi. Berdasarkan data periode Januari-April 2023, produk perikanan Sumatera Utara diekspor ke lima negara anggota ASEAN: Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Thailand menjadi negara tujuan dengan volume ekspor terbesar, terutama untuk komoditas tuna, nila, dan ikan kadal. Sementara itu, Malaysia merupakan pasar utama yang lebih beragam, mengimpor udang vaname, gurita, cumi-cumi, ikan layur, sotong, tuna, kepiting, dan kerang.

Meskipun pasar ekspor di ASEAN cukup potensial, jangkauan pasar ekspor produk perikanan Sumatera Utara masih terbatas. Hal ini menunjukkan peluang besar untuk diversifikasi ke pasar yang lebih luas. Secara nasional, produk perikanan Indonesia memiliki pasar ekspor utama di Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Untuk bersaing dengan negara-negara lain, khususnya Vietnam yang merupakan pesaing utama di pasar ASEAN, kunci utama adalah peningkatan kualitas produk. Ketergantungan pada kualitas menggarisbawahi pentingnya sertifikasi, penerapan standar mutu internasional, dan inovasi produk untuk menembus pasar global yang lebih menuntut.

Tantangan Kritis dan Isu Keberlanjutan

Isu Lingkungan: Pencemaran, Kerusakan Habitat, dan Perubahan Iklim

Sektor perikanan di Sumatera Utara menghadapi tantangan lingkungan yang krusial, yang secara langsung berdampak pada produktivitas dan keberlanjutan. Di Danau Toba, keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) dalam jumlah yang melampaui daya dukung lingkungan telah menyebabkan pencemaran yang signifikan. Limbah sisa pakan ikan dan kotoran ikan yang terakumulasi di dasar danau meningkatkan kadar amonia, nitrat, dan fosfat, yang pada gilirannya menurunkan kualitas air. Dampak dari akumulasi pencemaran ini, yang juga diperparah oleh limbah domestik dan pertanian, terbukti melalui fenomena kematian massal ikan yang mencapai puluhan ton. Hal ini memicu pertanyaan mengenai komitmen pemerintah daerah untuk menyeimbangkan keuntungan ekonomi jangka pendek dengan pelestarian ekosistem jangka panjang.

Di kawasan pesisir, terutama di pantai timur, pembabatan hutan mangrove untuk pembukaan tambak udang telah menyebabkan degradasi ekosistem yang parah. Hutan mangrove, yang berfungsi sebagai tempat berkembang biak biota laut dan pelindung pantai dari abrasi, hampir sepenuhnya hilang di beberapa area. Konsekuensi dari kerusakan habitat ini adalah penurunan drastis hasil tangkapan nelayan tradisional. Selain itu, laporan juga menunjukkan adanya kasus pencemaran limbah pabrik yang menyebabkan kematian ratusan ribu ikan dan udang di tambak-tambak warga, seperti yang terjadi di Medan Labuhan. Kejadian ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan penegakan regulasi lingkungan terhadap entitas industri.

Di luar masalah pencemaran lokal, perubahan iklim juga menjadi faktor eksternal yang semakin mengancam. Cuaca ekstrem dan perubahan iklim telah mengurangi durasi melaut para nelayan dan secara langsung berdampak pada penurunan hasil tangkapan mereka. Ini menciptakan sebuah hubungan kausal yang jelas: kerusakan habitat dan pencemaran lingkungan — baik dari aktivitas internal maupun eksternal — menyebabkan penurunan hasil tangkapan, yang pada gilirannya menurunkan pendapatan nelayan dan membuat profesi tersebut semakin tidak menarik bagi masyarakat.

Tantangan Kelembagaan dan Sosial

Selain isu lingkungan, sektor perikanan Sumatera Utara juga menghadapi tantangan kelembagaan dan sosial. Penegakan hukum yang lemah menjadi salah satu masalah utama. Meskipun ada regulasi yang melindungi lingkungan dan nelayan, implementasinya di lapangan masih jauh dari ideal. Laporan menunjukkan adanya keluhan dari nelayan yang laporan mereka terkait perusakan hutan lindung mangrove tidak segera ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. Konflik agraria, seperti penguasaan lahan oleh “mafia tanah” dan pembabatan kawasan mangrove untuk perkebunan kelapa sawit, juga mengancam ruang hidup nelayan pesisir. Selain itu, masalah penangkapan ikan ilegal (illegal, unreported, and unregulated fishing) juga masih menjadi ancaman serius yang mengganggu keberlanjutan sumber daya.

Terdapat pula kesenjangan yang mencolok antara keberadaan industri pengolahan perikanan besar yang berorientasi ekspor (seperti PT Toba Surimi dan PT Medan Tropical Canning) dengan kondisi nelayan kecil. Sementara perusahaan-perusahaan ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi makro, banyak nelayan tradisional melaporkan penghasilan yang tidak memadai, bahkan setelah menghabiskan waktu berjam-jam di laut. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat ekonomi dari sektor perikanan belum terdistribusi secara adil. Model pembangunan yang ada saat ini cenderung fokus pada pertumbuhan agregat, namun belum sepenuhnya berhasil menciptakan pembangunan yang inklusif dan merata bagi masyarakat di tingkat akar rumput.

Evaluasi Kebijakan dan Inisiatif Pengembangan

Program Pemerintah dan Kolaborasi Sektor Swasta

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mengatasi tantangan di sektor perikanan. Salah satu program utama adalah Nelayan Membangun Sumatera Utara Hebat (NEMBUSH), yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan, perlindungan nelayan, dan pelestarian ekosistem laut. Program ini mencakup penyediaan sarana dan prasarana perikanan, bantuan benih ikan, dan pengawasan terhadap penangkapan ikan ilegal. Pada tahun 2024, Pemprov Sumut mengalokasikan dana APBD untuk memberikan asuransi kepada 6.000 nelayan. Upaya ini adalah kelanjutan dari program yang telah berjalan sejak tahun 2011, yang hingga saat ini telah menjangkau sekitar 64.557 nelayan, meskipun jumlah ini masih jauh dari total 143.250 nelayan yang ada di provinsi.

Selain itu, Pemprov Sumut telah menjalin kemitraan dengan perusahaan rintisan (startup) akuakultur, eFishery, untuk mengembangkan budidaya ikan air tawar. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kompetensi nelayan, terutama di Kawasan Danau Toba, dengan menyediakan sertifikasi, akses pembiayaan, dan asuransi. EFishery, sebagai perusahaan berbasis teknologi, berupaya mempercepat siklus panen dan mengoptimalkan efisiensi melalui alat pemberi pakan otomatis (eFeeder) dan ekosistem terintegrasi. Namun, penting untuk dicatat bahwa eFishery pernah menghadapi isu skandal keuangan di tingkat nasional , yang dapat menimbulkan risiko bagi stabilitas dan keberlanjutan kemitraan ini, terutama bagi nelayan yang bergantung pada platform mereka.

Penertiban dan Regulasi

Sebagai respons terhadap degradasi lingkungan di Danau Toba, pemerintah pusat melalui Perpres Nomor 60 Tahun 2021 telah menetapkan Danau Toba sebagai danau prioritas nasional. Hal ini mendorong tujuh kabupaten di sekitarnya untuk sepakat menertibkan seluruh KJA milik masyarakat dan perusahaan guna melestarikan danau sebagai UNESCO Global Geoparks. Kebijakan ini merupakan contoh nyata dari konflik kepentingan yang mendalam antara konservasi lingkungan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Meskipun penertiban KJA memiliki tujuan yang mulia, prosesnya menimbulkan tantangan sosial, karena banyak nelayan kehilangan sumber pendapatan utama mereka. Oleh karena itu, pemerintah daerah diwajibkan untuk menyediakan program alih profesi yang menguntungkan bagi para nelayan sebelum penertiban dilakukan.

Evaluasi terhadap kebijakan ini menunjukkan bahwa penertiban KJA saja tidak cukup untuk memulihkan Danau Toba. Kematian massal ikan di danau merupakan akibat dari akumulasi berbagai sumber pencemaran, termasuk limbah domestik dan industri, di samping limbah dari KJA. Dengan demikian, pemulihan ekosistem Danau Toba memerlukan pendekatan yang lebih holistik dan terpadu, yang tidak hanya menertibkan KJA tetapi juga mengatasi sumber-sumber pencemaran lain yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Rekomendasi Strategis dan Proyeksi Masa Depan

Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan, sektor perikanan dan tambak di Sumatera Utara memiliki prospek cerah jika tantangan yang ada dapat diatasi dengan strategi yang tepat dan terkoordinasi.

Peningkatan Produksi dan Produktivitas Berkelanjutan

Untuk memaksimalkan potensi produksi, diperlukan penerapan praktik budidaya yang berkelanjutan dan berbasis teknologi. Ini mencakup pengembangan budidaya tambak yang terintegrasi dengan upaya restorasi hutan mangrove. Penerapan teknologi canggih, seperti sistem pemberi pakan otomatis dan manajemen air, dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan. Fokus juga harus diarahkan pada pengembangan komoditas bernilai ekonomi tinggi seperti Ikan Kerapu dan Udang Windu, yang memiliki pasar ekspor yang kuat.

Strategi Mitigasi Dampak Lingkungan dan Konflik Sosial

Penerapan pendekatan “Ekonomi Biru” yang mempromosikan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan menjadi kunci untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan. Penguatan penegakan hukum dan pengawasan terhadap limbah industri, limbah domestik, dan penangkapan ikan ilegal sangat mendesak untuk mencegah degradasi ekosistem lebih lanjut. Selain itu, program alih profesi bagi nelayan yang terdampak kebijakan penertiban KJA harus dirancang dengan cermat dan memastikan solusi yang ditawarkan menguntungkan dan berkelanjutan, seperti pengembangan peternakan atau bioflok.

Inovasi Produk dan Diversifikasi Pasar

Untuk meningkatkan nilai tambah sektor perikanan, diperlukan dorongan kuat terhadap inovasi produk hilir. Diversifikasi produk olahan, seperti pizza udang, rolade tuna, atau mie dari hidrolisat protein ikan, dapat membuka peluang pasar baru dan meningkatkan margin keuntungan. Selain itu, strategi ekspor harus lebih agresif untuk menembus pasar-pasar non-ASEAN seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, dengan fokus utama pada pemenuhan standar kualitas dan sertifikasi internasional yang ketat.

Proyeksi Masa Depan

Dengan mengimplementasikan rekomendasi-rekomendasi di atas, sektor perikanan dan tambak di Sumatera Utara dapat bertransformasi menjadi pilar ekonomi yang tangguh, kompetitif, dan berkelanjutan. Proyeksi masa depan yang cerah mencakup optimalisasi perikanan tangkap di Samudra Hindia dan pengembangan sentra industri perikanan baru di wilayah seperti Nias Utara, yang memiliki potensi besar untuk mengentaskan kemiskinan dan membuka lapangan kerja. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat menjadi prasyarat mutlak untuk mewujudkan visi pembangunan perikanan yang inklusif dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Lampiran: Tabel Data Pendukung

Tabel 1: Potensi dan Produksi Perikanan Sumatera Utara

Potensi/Produksi Wilayah Angka Potensi/Realisasi Tahun Data
Potensi Perikanan Tangkap Selat Malaka 276.030 ton/tahun Tidak disebutkan
Potensi Perikanan Tangkap Samudra Hindia 1.076.960 ton/tahun Tidak disebutkan
Potensi Perikanan Tangkap Selat Malaka 482.776 ton/tahun Dinas Perikanan Laut Utara Sumatera, 2021
Potensi Perikanan Tangkap Samudra Hindia 1.675.849 ton/tahun Dinas Perikanan Laut Utara Sumatera, 2021
Produksi Tahunan Total 505.232,7 ton 2011
Produksi Tahunan Total 756.922,3 ton 2013
Potensi Budidaya Tambak 20.000 Ha Dinas Perikanan Laut Utara Sumatera, 2021
Potensi Budidaya Laut 100.000 Ha Dinas Perikanan Laut Utara Sumatera, 2021
Potensi Budidaya Air Tawar 81.372,84 Ha Dinas Perikanan Laut Utara Sumatera, 2021
Potensi Budidaya Perairan Umum 155.797 Ha Dinas Perikanan Laut Utara Sumatera, 2021
Prakiraan Produksi Total Rata-rata 585.761 ton 2022-2025

Tabel 2: Analisis Kinerja Ekonomi Sektor Perikanan Sumut

Indikator Data Periode
Kontribusi PDB Subsektor Perikanan Rp10.841,89 miliar (menurun) 2018
Kontribusi PDB Subsektor Perikanan Rp10.608,83 miliar (menurun) 2019
Kontribusi PDB Subsektor Perikanan Rp10.418,29 miliar (menurun) 2020
Laju Pertumbuhan PDRB Meningkat 2018-2020
Nilai Ekspor (total) Meningkat 7,40% (mtm) Agustus 2024
Nilai Ekspor (total) Turun 7,67% (mtm) November 2024
Pasar Ekspor Utama ASEAN Thailand (1.203,29 ton), Malaysia (988,73 ton), Filipina (57,78 ton), Singapura (49,55 ton), Vietnam (8,53 ton) Jan-Apr 2023
Komoditas Unggulan Ekspor Udang, Cumi-Sotong-Gurita, Tilapia, Rajungan-Kepiting, Tuna, Ikan Betutu Tidak disebutkan

Tabel 3: Profil Perusahaan Industri Pengolahan Ikan Utama di Sumut

Nama Perusahaan Tahun Berdiri Spesialisasi Produk Pasar Utama Sertifikasi
PT. Toba Surimi Industries Tbk. 1997 Produk Pasteurisasi (Kepiting), Beku (Ikan, Cephalopods, Kerang), Kalengan AS, Eropa, Jepang, Hong Kong, Kanada, Inggris, Australia BRC, HACCP, EU, Kanada, Rusia, Vietnam, Korea, Cina
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries 1984 Tuna Kalengan, Tuna Beku, Produk Olahan Siap Saji (Canned, Frozen, Pre-cooked loin) Tidak disebutkan BRC, Dolphin Safe, GMP, HACCP, Halal

Tabel 4: Matriks Isu, Tantangan, dan Inisiatif Pemerintah

Isu & Tantangan Bukti & Konteks Inisiatif Pemerintah Evaluasi Awal & Relevansi
Pencemaran Lingkungan Danau Toba Sisa pakan KJA dan limbah domestik menyebabkan penurunan kualitas air, mengakibatkan kematian massal ikan (lebih dari 30 ton di Samosir). Penertiban KJA dan penetapan Danau Toba sebagai Danau Prioritas Nasional (Perpres 60/2021). Kebijakan ini merupakan langkah penting, namun menimbulkan konflik ekonomi-sosial. Penertiban tanpa solusi alih profesi yang layak bagi nelayan dapat merugikan masyarakat.
Kerusakan Hutan Mangrove Pembabatan masif untuk tambak udang, menyebabkan abrasi dan hilangnya habitat biota laut. Penurunan hasil tangkapan nelayan secara drastis. Program rehabilitasi mangrove oleh Pemprov dan mitra. Upaya rehabilitasi belum sebanding dengan laju kerusakan. Masalah diperparah oleh konflik lahan yang diklaim oleh “mafia tanah,” yang memerlukan penegakan hukum yang lebih serius.
Kesenjangan Kesejahteraan Nelayan Meskipun industri pengolahan besar berkembang, nelayan tradisional memiliki pendapatan yang tidak mencukupi. Penurunan hasil tangkapan memaksa mereka bekerja lebih keras atau bahkan meninggalkan profesi. Program NEMBUSH (Nelayan Membangun Sumatra Utara Hebat) yang menyediakan asuransi nelayan dan dukungan sarana prasarana. Niat baik pemerintah sudah ada, namun cakupan program asuransi masih terbatas. Perlindungan sosial dan peningkatan produktivitas harus menjangkau seluruh nelayan secara merata.
Penegakan Hukum & Pengawasan Kasus limbah pabrik yang mencemari tambak dan laporan perusakan hutan mangrove yang tidak ditindaklanjuti secara cepat. Upaya KKP menggagalkan penyelundupan manusia via kapal ikan menunjukkan pengawasan di perairan. Namun, tidak ada bukti spesifik mengenai penegakan hukum terhadap pencemaran lingkungan. Terdapat kesenjangan antara regulasi yang ada dan implementasi di lapangan. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran lingkungan dan penangkapan ikan ilegal sangat diperlukan untuk melindungi sumber daya dan mata pencaharian nelayan.

 

Daftar Pustaka :

  1. Potensi Perikanan dan Kelautan di Sumatera Utara – HIVE FIVE, diakses September 11, 2025, https://hivefivemedan.com/potensi-perikanan-dan-kelautan-di-sumatera-utara/
  2. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan …, diakses September 11, 2025, https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/485/4/128220006_file4.pdf
  3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Sumatera Utara mempunyai garis pantai seluas 1.300 kilometer persegi, melip – Repository Unja, diakses September 11, 2025, https://repository.unja.ac.id/63747/5/BAB%20I.pdf
  4. Ikan Pora-Pora Habitat Asli Danau Toba – Kab. Toba, diakses September 11, 2025, https://developer.tobakab.go.id/ikan-pora-pora-habitat-asli-danau-toba/
  5. 000 Benih Ikan Ditebar di Danau Toba – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, diakses September 11, 2025, https://sumutprov.go.id/artikel/artikel/32-000-benih-ikan-ditebar-di-danau-toba
  6. Peta Ekspor Komoditas Perikanan Indonesia 2018 : Kontribusi Sumatera Utara Meningkat, diakses September 11, 2025, https://suhana.web.id/2018/04/21/peta-ekspor-komoditas-perikanan-indonesia-2018-kontribusi-sumatera-utara-meningkat/
  7. UMKM UNGGULAN – Pemerintah Kabupaten Langkat, diakses September 11, 2025, https://www.langkatkab.go.id/page/43/umkm-unggulan
  8. (ANCAMAN KEBERLANJUTAN PARIWISATA DANAU TOBA (EVALUASI KEBIJAKAN KERAMBA JARING APUNG), diakses September 11, 2025, https://proceedings.undip.ac.id/index.php/copas/article/download/19/4
  9. Diskusi CARE IPB Ungkap Penyebab Danau Toba Tercemar, diakses September 11, 2025, https://www.ipb.ac.id/news/index/2018/05/diskusi-care-ipb-ungkap-penyebab-danau-toba-tercemar-5791ea6fdb5bf4e8f3d9b9418244e0d6/
  10. DLH Samosir: Faktor Alam-Endapan Limbah Penyebab 30 Ton Ikan Mati di Danau Toba, diakses September 11, 2025, https://mistar.id/news/sumut/dlh-samosir-faktor-alamendapan-limbah-penyebab-30-ton-ikan-mati-di-danau-toba
  11. Nelayan Tersingkir Sawit dan Tambak Udang yang Membabat Kawasan Mangrove di Pesisir Sumatra Utara – Project Multatuli, diakses September 11, 2025, https://projectmultatuli.org/nelayan-tersingkir-sawit-dan-tambak-udang-yang-membabat-kawasan-mangrove-di-pesisir-sumatra-utara/
  12. Nelayan Tersingkir Sawit dan Tambak Udang yang Membabat Kawasan Mangrove di Pesisir Sumatra Utara | Rainforest Journalism Fund, diakses September 11, 2025, https://rainforestjournalismfund.org/id/stories/nelayan-tersingkir-sawit-dan-tambak-udang-yang-membabat-kawasan-mangrove-di-pesisir-sumatra
  13. Perkembangan Produksi Subsektor Perikanan di … – Jurnal UMSU, diakses September 11, 2025, https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/ekawan/article/download/12167/pdf_199
  14. https://sumut.bps.go.id – Konreg, diakses September 11, 2025, https://konregsumatera.jambiprov.go.id/assets/publikasi/1724902927.pdf
  15. Prakiraan Produksi Ikan untuk Konsumsi Protein Hewani di Sumatera Utara – IPB Journal, diakses September 11, 2025, https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizidietetik/article/download/47500/25893
  16. Ikan Betutu Jadi Komoditas Primadona Ekspor dari Medan Karena Punya Segudang Manfaat, diakses September 11, 2025, http://mediaberitanasional.com/2021/10/14/ikan-betutu-jadi-komoditas-primadona-ekspor-dari-medan-karena-punya-segudang-manfaat/
  17. DKP Sumut: Kualitas produk kunci perluasan pasar ekspor di ASEAN – ANTARA News, diakses September 11, 2025, https://www.antaranews.com/berita/3526329/dkp-sumut-kualitas-produk-kunci-perluasan-pasar-ekspor-di-asean
  18. Hingga Oktober, Kinerja Ekspor Perikanan Capai US$ 4,81 Miliar – KONTAN, diakses September 11, 2025, https://nasional.kontan.co.id/news/hingga-oktober-kinerja-ekspor-perikanan-capai-us-481-miliar
  19. Volume Ekspor Perikanan Sulut Tembus 42 Negara, diakses September 11, 2025, https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/volume-ekspor-perikanan-sulut-tembus-42-negara
  20. Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba: Tantangan Pencemaran dan Upaya Penanggulangannya – Kompasiana.com, diakses September 11, 2025, https://www.kompasiana.com/friskasimanjuntak7081/648716504d498a7ac1414e62/keramba-jaring-apung-kja-di-danau-toba-tantangan-pencemaran-dan-upaya-penanggulangannya?page=all&page_images=3
  21. Ratusan Ribu Ikan dan Udang Tambak di Medan, Diduga Tercemar Limbah Pabrik, diakses September 11, 2025, https://daerah.sindonews.com/read/508724/717/ratusan-ribu-ikan-dan-udang-tambak-di-medan-diduga-tercemar-limbah-pabrik-1628748489
  22. Ratusan Petani Tambak Ikan Gagal Panen Diduga Dampak Limbah PT. ARM, diakses September 11, 2025, https://www.asatupro.com/medan/958/ratusan-petani-tambak-ikan-gagal-panen-diduga-dampak-limbah-pt-arm/
  23. Mengatasi Tantangan Perubahan Iklim di Sektor Kelautan dan Perikanan Butuh Peran Aktif Semua Pihak | AJI, diakses September 11, 2025, https://aji.or.id/informasi/mengatasi-tantangan-perubahan-iklim-di-sektor-kelautan-dan-perikanan-butuh-peran-aktif
  24. Tangkapan Menurun Drastis, Nelayan Rajungan Pantai Timur Sumatera Terancam, diakses September 11, 2025, https://mongabay.co.id/2024/10/17/tangkapan-menurun-drastis-nelayan-rajungan-pantai-timur-sumatera-terancam/
  25. Menolak Perusakan Hutan Mangrove, 3 Warga Langkat yang Merupakan Nelayan Ditangkap Polisi – Walhi Sumut, diakses September 11, 2025, https://walhisumut.or.id/menolak-perusakan-hutan-mangrove-3-warga-langkat-yang-merupakan-nelayan-ditangkap-polisi/
  26. KKP Gagalkan Aksi Penyelundupan Manusia Via Kapal Ikan di Sumatra Utara, diakses September 11, 2025, https://kkp.go.id/djpsdkp/kkp-gagalkan-aksi-penyelundupan-manusia-via-kapal-ikan-di-sumatra-utara-YWAp/detail.html
  27. Lindungi dan Sejahterakan Nelayan Sumut, Pj Gubernur Serahkan Asuransi Nelayan dan Luncurkan NEMBUSH – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, diakses September 11, 2025, https://sumutprov.go.id/artikel/artikel/lindungi-dan-sejahterakan-nelayan-sumut-pj-gubernur-serahkan-asuransi-nelayan-dan-luncurkan-nembush
  28. Pj Gubernur Sumut Serahkan Asuransi Nelayan dan Luncurkan Program NEMBUSH, diakses September 11, 2025, https://www.waspada.co.id/pj-gubernur-sumut-serahkan-asuransi-nelayan-dan-luncurkan-program-nembush/
  29. Pemprov Sumut asuransikan ribuan nelayan berikut beberapa alasannya – ANTARA News Sumatera Utara, diakses September 11, 2025, https://sumut.antaranews.com/berita/572832/pemprov-sumut-asuransikan-ribuan-nelayan-berikut-beberapa-alasannya?page=all
  30. Pemprov Sumut dan eFishery Kolaborasi Kembangkan Budidaya …, diakses September 11, 2025, https://mistar.id/news/medan/pemprov-sumut-dan-efishery-kolaborasi-kembangkan-budidaya-ikan-air-tawar
  31. Pemprov Sumut bersama eFishery Kembangkan Budidaya Ikan Air Tawar – UtamaNews, diakses September 11, 2025, https://utamanews.com/ekonomi/Pemprov-Sumut-bersama-eFishery-Kembangkan-Budidaya-Ikan-Air-Tawar
  32. Pemprov Sumut dan eFishery Kolaborasi Kembangkan Budidaya Ikan Air Tawar, diakses September 11, 2025, https://karosatuklik.com/pemprov-sumut-dan-efishery-kolaborasi-kembangkan-budidaya-ikan-air-tawar/
  33. eFishery – Solusi Budidaya Ikan dan Udang, diakses September 11, 2025, https://efishery.com/id/
  34. Kasus eFishery: Dampak Sosial di Balik Skandal Keuangan, diakses September 11, 2025, https://student-activity.binus.ac.id/hima/2025/06/11/kasus-efishery-dampak-sosial-di-balik-skandal-keuangan/
  35. Tujuh Kabupaten di Danau Toba Sepakat Tertibkan Semua KJA – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, diakses September 11, 2025, https://sumutprov.go.id/artikel/artikel/—tujuh-kabupaten-di-danau-toba–sepakat-tertibkan-semua-kja
  36. Peneliti: Menghapus KJA Danau Toba merugikan sosial ekonomi masyarakat, diakses September 11, 2025, https://www.antaranews.com/berita/2598709/peneliti-menghapus-kja-danau-toba-merugikan-sosial-ekonomi-masyarakat
  37. danau toba surut 2,5 meter – Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup, diakses September 11, 2025, http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/home/index.php?page=detail_news&newsid=533
  38. Mangrove dan Tambak Udang | JALA Blog, diakses September 11, 2025, https://jala.tech/id/blog/tips-budidaya/mangrove-dan-tambak-udang
  39. Peranan Blue Economy dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Pesisir Melalui Sumber Daya Perikanan di Sumat, diakses September 11, 2025, https://journal.arimbi.or.id/index.php/Manuhara/article/download/1590/1816/7719
  40. PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA MASYARAKAT KELURAHAN TANGKAHAN DI KAWASAN INDUST – Jurnal UMSU, diakses September 11, 2025, https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/IHSAN/article/download/6819/pdf_63
  41. KKP Sasar Gen Z Ikut Kembangkan Usaha Diversifikasi Produk Perikanan, diakses September 11, 2025, https://www.kkp.go.id/news/news-detail/kkp-sasar-gen-z-ikut-kembangkan-usaha-diversifikasi-produk-perikanan-qQok.html
  42. Utara Bisa Entaskan Kemiskinan, diakses September 11, 2025, https://www.kkp.go.id/news/news-detail/menteri-trenggono-pengembangan-sektor-kp-di-nias-utara-bisa-entaskan-kemiskinan65c1bdadabe0a.html
  43. BPS: Nilai Ekspor Sumut meningkat 7,40 persen Agustus 2024 – ANTARA News, diakses September 11, 2025, https://www.antaranews.com/berita/4369279/bps-nilai-ekspor-sumut-meningkat-740-persen-agustus-2024
  44. November 2024, Ekspor Sumut Turun 7,67 Persen | GoSumut.com, diakses September 11, 2025, https://m.gosumut.com/berita/baca/2025/01/04/november-2024-ekspor-sumut-turun-767-persen
  45. Restorasi Mangrove | Universitas Sumatera Utara, diakses September 11, 2025, https://www.usu.ac.id/id/kegiatan-universitas/restorasi-mangrove
  46. Restorasi mangrove di Kampung Nelayan – Universitas Sumatera Utara, diakses September 11, 2025, https://www.usu.ac.id/id/berita/restorasi-mangrove-di-kampung-nelayan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

93 − 91 =
Powered by MathCaptcha