1. Pendahuluan: Kekayaan Linguistik Labuhanbatu Raya dan Konteks Dialek Melayu Sumatera Utara

1.1 Latar Belakang Geografis dan Demografis Labuhanbatu Raya

Labuhanbatu Raya, sebuah wilayah yang mencakup Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan di Sumatera Utara, Indonesia, merupakan daerah yang kaya akan warisan budaya dan linguistik. Sebagai salah satu provinsi dengan keragaman etnis yang tinggi, Sumatera Utara menjadi rumah bagi berbagai kelompok masyarakat, termasuk komunitas Melayu yang telah lama mendiami beberapa wilayah pesisir dan pedalaman di Labuhanbatu Raya. Keberadaan komunitas Melayu ini telah melahirkan variasi dialek yang khas, mencerminkan sejarah, interaksi budaya, dan lingkungan geografis setempat.

1.2 Pentingnya Dokumentasi Dialek Lokal

Dialek lokal memiliki peran krusial sebagai pembawa identitas budaya dan penjaga pengetahuan historis suatu komunitas. Mereka adalah cerminan dari cara pandang dunia, nilai-nilai, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, fenomena global menunjukkan bahwa banyak bahasa daerah menghadapi ancaman kepunahan. Di Indonesia, situasi ini sangat relevan; meskipun negara ini menduduki peringkat kedua dengan bahasa daerah terbanyak—sekitar 718 bahasa telah teridentifikasi—data menunjukkan bahwa 11 bahasa daerah telah punah antara tahun 2011 hingga 2019. Secara global, UNESCO memperkirakan sekitar 3.000 bahasa daerah terancam punah, yang berarti hanya separuh dari jumlah bahasa yang ada saat ini akan bertahan.

Dalam konteks ini, permintaan untuk mendokumentasikan “kosa kata khas Labuhanbatu Raya” melampaui sekadar keingintahuan linguistik. Permintaan ini secara implisit menyentuh keprihatinan sosial yang lebih luas mengenai pelestarian warisan budaya dan vitalitas linguistik di tengah pengaruh modernisasi dan pergeseran bahasa. Hal ini menunjukkan adanya pengakuan terhadap nilai penting dari kata-kata ini sebagai aset budaya yang terancam, yang memerlukan upaya dokumentasi dan pelestarian yang serius.

1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Laporan

Laporan ini bertujuan untuk menyajikan kompilasi kosakata pilihan dari dialek Melayu yang khas di Labuhanbatu Raya, disertai dengan analisis karakteristik linguistiknya dan tinjauan terhadap upaya-upaya pelestarian yang sedang berlangsung atau yang diperlukan. Ruang lingkup laporan ini mengakui bahwa “Labuhanbatu Raya” mencakup beberapa sub-dialek Melayu yang berbeda, bukan satu dialek monolitik, sehingga pembahasan akan mencakup variasi yang ditemukan di dalamnya.

2. Karakteristik Dialek Melayu di Labuhanbatu Raya: Panai, Kualuh, dan Variasi Pesisir

2.1 Dialek Panai: Jantung Linguistik Labuhanbatu

Dialek Panai merupakan salah satu dialek Melayu yang menonjol dan berperan sebagai bahasa ibu bagi komunitas penutur di empat kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu. Penelitian linguistik telah secara khusus menyoroti variasi bahasa dialek Melayu di Kecamatan Panai Hillir dan Panai Tengah, yang merupakan bagian integral dari Labuhanbatu. Selain itu, keberadaan “bahasa Pane” juga tercatat di daerah pesisir seperti Labuhan Bilik, meskipun keberadaan leksikonnya kini semakin jarang ditemui dan sebagian telah digantikan oleh kosakata lain.

Karakteristik linguistik dialek Panai menunjukkan adanya variasi internal yang menarik. Sebagai contoh, untuk makna ‘akar’, beberapa desa di Panai menggunakan bentuk , sementara desa lain menggunakan . Demikian pula, untuk kata ‘berkata’, terdapat perbedaan bentuk di berbagai desa. Kata ganti orang kedua ‘kamu’ juga memiliki beberapa varian seperti awak, kam, ko, dan awak mu. Dari daerah Labuhan Bilik, beberapa contoh kosakata khas “bahasa Pane” meliputi kombokh (cerita), tukol (martil), lengah (lama dalam melakukan sesuatu), dan lonyap (tenggelam).

Variabilitas yang ditemukan dalam dialek Panai itu sendiri, dengan perbedaan pengucapan untuk kata yang sama di sub-distrik yang berdekatan, mengindikasikan adanya lanskap linguistik yang dinamis, dengan kemungkinan keberadaan mikro-dialek atau variasi idiolektal, alih-alih satu dialek yang statis dan seragam. Hal ini menunjukkan adanya kontinum dialek di mana kedekatan geografis masih dapat menghasilkan fitur linguistik yang halus namun berbeda.

2.2 Dialek Kualuh: Identitas dari Utara Labuhanbatu

Di bagian utara Labuhanbatu, dialek Kualuh Melayu menjadi identitas linguistik yang penting. Penelitian telah dilakukan untuk memahami pemeliharaan bahasa Melayu Kualuh di kalangan mahasiswa Labuhanbatu Utara yang berada di Medan. Faktor-faktor yang memengaruhi pemeliharaan bahasa ini meliputi kunjungan ke kampung halaman dan penggunaannya dalam lingkungan keluarga. Strategi yang diterapkan oleh penutur Kualuh Melayu mencakup kebijakan bahasa keluarga dan penggunaannya dalam kegiatan budaya. Alasan utama di balik pemeliharaan bahasa Kualuh Melayu ini adalah kebanggaan yang kuat terhadap identitas mereka.

Strategi pemeliharaan yang aktif dan hubungan yang erat dengan “kebanggaan identitas” untuk bahasa Melayu Kualuh menunjukkan adanya upaya sadar dari komunitas untuk melestarikan warisan linguistik mereka. Hal ini dapat dikontraskan dengan penurunan yang lebih pasif yang diamati dalam beberapa konteks dialek Panai, menunjukkan tingkat vitalitas dan keterlibatan komunitas yang bervariasi di antara dialek-dialek Melayu yang berbeda di Labuhanbatu Raya.

2.3 Hubungan dengan Dialek Melayu Sumatera Utara dan Riau Lainnya

Dialek-dialek Melayu di Labuhanbatu Raya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari kontinum dialek Melayu yang lebih luas di Sumatera. Terdapat banyak fitur linguistik yang dibagi dengan dialek Melayu lain di Sumatera Utara dan Riau. Sebagai contoh, kosakata umum bahasa Melayu di Sumatera Utara mencakup Ambek (ambil), Awak (saya), dan Cakap (bicara). Demikian pula, dialek Melayu Indragiri Hulu di Riau menunjukkan pergeseran fonetik yang serupa, seperti perubahan vokal akhir ‘a’ menjadi ‘e’ atau ‘o’ pada kata-kata seperti Ape (Apa), Siape (Siapa), dan Tido (Tidur).

Kehadiran item leksikal yang sama dan pergeseran fonetik yang konsisten di berbagai dialek Melayu Sumatera (termasuk Labuhanbatu, Indragiri Hulu, dan Melayu Sumatera Utara secara umum) menunjukkan adanya keterkaitan linguistik historis dan kontinum dialek. Ini menyiratkan bahwa aspek “khas” dari bahasa Melayu Labuhanbatu seringkali merupakan realisasi atau kombinasi spesifik dari fitur regional yang lebih luas, di samping istilah-istilah yang benar-benar unik. Oleh karena itu, kekhasan dialek Labuhanbatu tidak selalu berarti keterasingan total, tetapi lebih pada konfigurasi unik dari elemen-elemen linguistik yang ada di wilayah tersebut.

3. Kosa Kata Pilihan: Dialek Melayu Labuhanbatu Raya dan Perbandingannya

3.1 Metodologi Pengumpulan dan Pemilihan Kosakata

Kosakata yang disajikan dalam bagian ini dikompilasi dari berbagai sumber yang secara langsung merujuk pada dialek Melayu di Labuhanbatu Raya, termasuk dialek Panai, Kualuh, dan variasi pesisir seperti di Labuhan Bilik. Data ini dilengkapi dengan contoh-contoh dari dialek Melayu Sumatera Utara dan Riau secara umum untuk memberikan konteks regional yang lebih luas dan menunjukkan kemiripan atau perbedaan. Pemilihan kosakata difokuskan pada kata-kata yang menunjukkan perbedaan yang jelas dari Bahasa Indonesia Standar, baik dalam bentuk fonetik maupun leksikal, untuk menyoroti aspek “khas” yang menjadi inti laporan ini.

3.2 Tabel Kosakata Pilihan: Bahasa Indonesia Standar vs. Dialek Labuhanbatu Raya & Terkait

Tabel berikut menyajikan perbandingan antara Bahasa Indonesia Standar dengan bentuk dialektal yang ditemukan di Labuhanbatu Raya dan dialek serumpun lainnya di Sumatera. Tabel ini bertujuan untuk secara langsung menggambarkan perbedaan leksikal dan fonetik yang menjadi ciri khas dialek-dialek ini.

No.Bahasa Indonesia StandarDialek Melayu Labuhanbatu Raya / SerumpunNo.Bahasa Indonesia StandarDialek Melayu Labuhanbatu Raya / Serumpun
1AbangAbah76LamaLengah
2AkarUrat77LaparLapo
3AmbilAmbek78LariKojar
4Anak kecilBudak79LekatLokat
5angkatUsung80LemparLutar
6AngkutAngkat81LepasCalus
7ApaApe82LetakLotak
8ArabAghang83LetihLetak
9AyahApah84LihatTengok
10BagusElok85LimaLime
11Baik hatiBaek86LobangTobuk
12BelajarBelajo87MakanBaham
13BerbaringGolek88MaksudMaksod
14Berdiritogak89MartilTukol
15BerenangBelondak90MauNdak
16BeriKasi\91MengapaMengapen
17BerkataBekate92MenjemurMenjomo
18BerkenalanBekonalan93MenyebutMenyobot
19BersamaBesame94MinumMinom
20BesarTogap95MulutMuncung
21BilangCakap96NamaName
22BohongBongak97NantiKela
23BuaiBawe98NenekAndung
24BuangAmbung99OngkosTambang
25BukuKitab100OrangOghang
26CairEncer101ParangCando
27CangkirCawan102PatokPancang
28CekikCokil103PeciKupiah
29CelanaSaluar104PegangJamah
30CeraiCoghai105PergiPoi
31CeritaKombokh106PiringPinggan
32CubitGotil107PisauPiso
33CuciBasuh108PohonPokok
34CurangCughang109Pukulgimbal
35DakiTungkah110PukulLibas
36DanauTasik111PusingPoneng
37DangkalDengker112SayaAwak
38DatangTibo113SedihSodeh
39DayungPangayuh114SedikitSediket
40DekatDokat115SelimutGobar
41DemamDonom116SempatSompat
42Di manaDi mane117SempitSompet
43DiaDie118Sendoksudu
44GanjalSondal119SeringSaban
45GayungCebak120SiapaSiape
46GemasGeram121siksaBante
47Gembokgombok122sinisika
48GemukGomok123Siramsombur
49HempasHompas124sisirsikat
50IbuAmak125sombonglagak
51IkatTambat126SudutSudot
52iniika127SumurPerigi
53ituen128SuratSughat
54IyaIye129TamparTepuk
55JamurCendawan130TegangTogang
56JemuJolak131TekanHonyak
57JendelaTingkap132TelurTolo
58JepitKelek133TendangSipak
59JerangTenggek134TenggelamLonyap
60JinjingKinting135TenunPintal
61JorokLokuh136Terayun-ayunJela, berjela-jela
62KakekAtok137TeriakPokik
63KalianMike138TeringatTeingat
64KamuKena139TerjatuhTejatoh
65KamuKam140TerlambatTelambat
66KamuKo141TersepakTesepak
67KamuAwak mu142TidakIndak
68KapanBile143TidurTido
69Kaus KakiSatokin144TikamCucuk
70KecilKocil145TiupOmbus
71KedaiKodai146TolakJongkal
72KeranjangBakol147TuliPokak
73KeringKoring148TurutTughot
74KetombeKalimumur149TutupSumbat
75KotaKote150UsirHalo

3.3 Analisis Pola Variasi Linguistik

Dari tabel kosakata di atas, beberapa pola variasi linguistik yang konsisten dapat diamati. Salah satu pola fonetik yang menonjol adalah pergeseran vokal, khususnya perubahan vokal akhir ‘a’ menjadi ‘e’ atau ‘o’ pada banyak kata. Contohnya, ‘Apa’ menjadi Ape, ‘Siapa’ menjadi Siape, ‘Tidur’ menjadi Tido, dan ‘Ambil’ menjadi Ambek. Pergeseran ini tidak bersifat acak, melainkan menunjukkan divergensi fonologis yang sistematis dari Bahasa Indonesia Standar. Konsistensi dalam perubahan suara ini mengindikasikan adanya perkembangan linguistik historis yang sama di antara dialek-dialek Melayu regional di Sumatera, menyiratkan jalur evolusi bersama daripada perubahan kata per kata yang independen.

Selain pergeseran fonetik, terdapat juga inovasi leksikal atau retensi kata-kata lama yang membedakan dialek-dialek ini. Misalnya, penggunaan Muncung untuk ‘mulut’ atau Cendawan untuk ‘jamur’  menunjukkan pilihan leksikal yang berbeda. Kata-kata seperti Kombokh (cerita), Tukol (martil), Lengah (lama dalam melakukan sesuatu), dan Lonyap (tenggelam) yang ditemukan di Labuhan Bilik juga merupakan contoh inovasi atau retensi leksikal yang khas untuk wilayah tersebut. Pola-pola ini secara kolektif membentuk identitas linguistik unik dari dialek Melayu di Labuhanbatu Raya.

4. Tantangan dan Upaya Pelestarian Dialek Melayu Labuhanbatu Raya

4.1 Ancaman Kepunahan Dialek Lokal

Dialek-dialek lokal di Labuhanbatu Raya menghadapi ancaman serius kepunahan, sebuah fenomena yang didorong oleh berbagai faktor modernisasi. Urbanisasi, dominasi bahasa nasional (Bahasa Indonesia) dalam pendidikan dan media, serta migrasi penduduk, semuanya berkontribusi pada penurunan penggunaan dialek asli. Secara spesifik, telah diamati bahwa “jumlah penutur asli yang terampil dalam dialek Melayu Panai semakin berkurang”, yang dapat mengancam keberlanjutan bahasa ini. Lebih lanjut, di daerah pesisir seperti Labuhan Bilik, “keberadaan leksikon bahasa Pane sudah jarang ditemui… sebagian leksikon sudah tidak digunakan lagi dan digantikan”.

Penurunan leksikon dan berkurangnya penutur asli yang mahir dalam dialek Melayu Panai menunjukkan adanya pergeseran bahasa antar generasi. Ini berarti generasi muda mungkin tidak lagi memperoleh atau secara aktif menggunakan kekayaan kosakata tradisional secara penuh, yang mengarah pada penyusutan leksikal. Jika tren ini tidak ditangani, hal ini dapat mengakibatkan kepunahan bahasa jika transmisi antar generasi melemah secara signifikan.

4.2 Inisiatif Dokumentasi dan Revitalisasi

Meskipun menghadapi tantangan, berbagai upaya dokumentasi dan pelestarian dialek Melayu di Labuhanbatu Raya sedang dilakukan. Salah satu inisiatif penting adalah upaya pelestarian dialek Melayu Panai melalui “dokumentasi kosakata dalam bentuk aplikasi penerjemah”. Universitas Labuhanbatu juga telah memasukkan fokus pada kearifan lokal, termasuk budaya dan bahasa, dalam Rencana Strategis (RENSTRA) mereka. Selain itu, terdapat kebutuhan yang diidentifikasi untuk “pemertahanan melalui penciptaan kamus dialek Melayu pesisir” untuk “bahasa Pane” guna membantu penutur menggunakannya kembali dalam percakapan sehari-hari. Di sisi lain, pemeliharaan bahasa Melayu Kualuh didukung oleh strategi yang diterapkan oleh mahasiswa, seperti “kebijakan bahasa keluarga dan penggunaan dalam kegiatan budaya”.

Munculnya upaya pelestarian berbasis teknologi, seperti aplikasi penerjemah dan inisiatif pembuatan kamus, menandai pendekatan yang proaktif dan modern terhadap dokumentasi bahasa. Inisiatif ini melampaui studi akademis tradisional menuju alat praktis yang dirancang untuk penggunaan dan revitalisasi komunitas. Pemanfaatan teknologi ini menjadikan bahasa lebih mudah diakses dan dapat digunakan oleh penuturnya, yang sangat penting untuk revitalisasi aktif, bukan hanya dokumentasi pasif.

4.3 Peran Komunitas dan Kebijakan Bahasa

Peran aktif komunitas lokal sangat penting dalam menjaga kelangsungan dialek mereka, terutama didorong oleh “kebanggaan identitas” yang kuat, seperti yang terlihat pada penutur Kualuh Melayu. Kebanggaan ini menjadi fondasi bagi upaya internal untuk melestarikan bahasa. Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah dan institusi pendidikan memiliki potensi besar untuk memperkuat upaya pelestarian bahasa melalui kebijakan yang mendukung dan integrasi dialek lokal ke dalam kurikulum pendidikan formal maupun informal. Kebijakan semacam itu dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi transmisi bahasa antar generasi dan meningkatkan kesadaran akan nilai dialek sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya.

5. Kesimpulan dan Rekomendasi

5.1 Ringkasan Temuan Kunci

Labuhanbatu Raya adalah rumah bagi dialek-dialek Melayu yang khas, seperti dialek Panai dan Kualuh, yang menunjukkan item leksikal unik dan pergeseran fonetik yang membedakannya dari Bahasa Indonesia Standar. Meskipun demikian, dialek-dialek ini juga berbagi fitur linguistik dengan dialek Melayu Sumatera lainnya, menunjukkan adanya kontinum dialek regional. Beberapa dialek ini berada dalam kondisi kritis, menghadapi ancaman kepunahan akibat berbagai faktor modernisasi. Namun, berbagai inisiatif dokumentasi dan revitalisasi, termasuk penggunaan teknologi, sedang berlangsung, didukung oleh kebanggaan identitas komunitas.

5.2 Rekomendasi untuk Penelitian dan Pelestarian Lebih Lanjut

Untuk memastikan kelangsungan dan vitalitas dialek Melayu di Labuhanbatu Raya, beberapa rekomendasi dapat diajukan:

  • Penelitian Linguistik Lebih Lanjut: Mengingat bahwa penelitian tentang dialek Melayu Labuhanbatu masih “sangat kurang”  dan dokumentasi yang ada sebagian besar bersifat leksikal, terdapat kesenjangan yang signifikan dalam pemahaman linguistik yang komprehensif. Oleh karena itu, studi fonologis, morfologis, dan sintaksis yang mendalam terhadap dialek Panai dan Kualuh sangat diperlukan. Penelitian ini harus mencakup pemetaan geolinguistik untuk secara tepat mengidentifikasi batas-batas dialek dan variasi di dalam Labuhanbatu Raya, serupa dengan metode yang telah berhasil diterapkan di wilayah lain. Data linguistik fundamental ini krusial untuk program revitalisasi bahasa yang holistik dan kuat.
  • Keterlibatan Komunitas dan Pendidikan: Diperlukan inisiatif yang lebih kuat untuk mendorong transfer bahasa antar generasi dalam keluarga dan komunitas. Integrasi dialek lokal ke dalam pengaturan pendidikan, baik formal maupun informal, dapat membantu memastikan bahwa generasi muda tetap terhubung dengan warisan linguistik mereka.
  • Pengarsipan Digital dan Pengembangan Sumber Daya: Pengembangan sumber daya digital yang lebih komprehensif sangat dianjurkan, termasuk kamus daring yang lengkap, buku frasa, dan arsip multimedia dari bahasa lisan. Dukungan berkelanjutan untuk pengembangan dan penyebarluasan aplikasi penerjemah juga penting untuk membuat bahasa ini lebih mudah diakses dan digunakan.
  • Dukungan Kebijakan: Mendorong pemerintah daerah untuk merumuskan dan menerapkan kebijakan yang secara eksplisit mengakui dan mendukung pelestarian bahasa daerah sebagai bagian integral dari warisan budaya. Kebijakan ini dapat mencakup pendanaan untuk proyek-proyek dokumentasi dan revitalisasi, serta promosi penggunaan dialek dalam domain publik.

Daftar Pustaka :

Aiyub, Asiah Taty, Amhar Kudadiri dan Haris St. Lubis. (1999). STRUKTUR BAHASA MELAYU DIALEK PANAI. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

Muhammad Halmi Dar, Mila Nirmala Sari Hasibuan, Fitri Aini Nasution. (2023). Penerapan Natural Language Processing dalam Pembuatan Aplikasi Penerjemah Bahasa Melayu Dialek Panai – Jurnal Informatika : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Labuhanbatu, https://jurnal.ulb.ac.id/index.php/informatika/article/download/5887/4133

Febe Angelica Simanjuntak. (2023). VARIASI BAHASA DIALEK MELAYU DI KECAMATAN PANAI HILLIR DAN
KECAMATAN PANAI TENGAH. Pediaqu : Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora Volume 2 Nomor 3 (2023) , https://publisherqu.com/index.php/pediaqu/article/download/385/372/778

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang bersifat arbitrer yang dipakai oleh, diakses Juli 3, 2025, https://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/38431/4/8.%20NIM.%202152210004%20CHAPTER%20I.pdf

The Maintenance of Kualuh Malay Language of Labuhanbatu Utara Students in Medan, diakses Juli 3, 2025, https://www.researchgate.net/publication/387747875_The_Maintenance_of_Kualuh_Malay_Language_of_Labuhanbatu_Utara_Students_in_Medan

25 Kosakata Bahasa Melayu di Sumatera Utara, Cek di Sini Yuk! – detikcom, diakses Juli 3, 2025, https://www.detik.com/sumut/berita/d-7406250/25-kosakata-bahasa-melayu-di-sumatera-utara-cek-di-sini-yuk

50 Kosa Kata Bahasa Melayu Indragiri Hulu | PDF | Kesehatan Holistik – Scribd, diakses Juli 3, 2025, https://id.scribd.com/document/441770188/50-Kosa-Kata-Bahasa-Melayu-Indragiri-Hulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *