Sebuah Lensa untuk Memahami Sejarah Musik Klasik

Tentang komposer-komposer dunia terkemuka yang karyanya telah membentuk lintasan musik klasik. Untuk memahami signifikansi mereka, penting untuk terlebih dahulu menempatkan mereka dalam konteks sejarah musik Barat yang lebih luas. Sejarah ini secara umum dibagi menjadi beberapa periode utama yang masing-masing ditandai dengan pendekatan estetika dan struktural yang unik.

Sejarah musik klasik dimulai pada Zaman Pertengahan (Medieval) (sekitar 476-1572 M) yang berfokus pada musik religius seperti Nyanyian Gregorian (Gregorian Chant) dan terus berkembang menjadi musik polifonik yang lebih kompleks. Ini diikuti oleh Zaman Renaissance (1500-1600 M), sebuah era di mana musik mengalami peningkatan tajam dalam variasi dan notasi modern mulai terbentuk, memungkinkan penyebaran karya tanpa kehadiran penciptanya.

Periode selanjutnya, Zaman Barok (1600-1750 M), menjadi fondasi bagi banyak inovasi. Musik Barok ditandai dengan penggunaan tonal counterpoint yang canggih, penambahan bass line, dan kemunculan opera musikal. Era ini juga menjadi titik awal bagi klasifikasi alat musik dan pembentukan orkestra, dengan vokal seperti oratorio dan kantata menjadi bentuk yang umum.

Zaman Klasik (1750-1830 M) muncul sebagai reaksi terhadap kompleksitas Barok, berfokus pada kejelasan melodi, keseimbangan, dan struktur yang lebih ringan. Piano menjadi instrumen sentral pada era ini, dan norma-norma komposisi baru mulai terbentuk. Transisi dari era ini memunculkan Zaman Romantik (1815-1910 M), yang kembali menekankan emosi dan ekspresi pribadi. Komposer pada masa ini menciptakan melodi yang lebih panjang dan kompleks serta memperluas ukuran orkestra. Institusi seni musik dan organisasi pelestarian musik klasik juga mulai bermunculan untuk mendukung dan mengembangkan genre ini.

Tulisan ini berfokus pada komposer-komposer yang tidak hanya mengikuti tren zaman mereka tetapi juga bertindak sebagai inovator, mendorong batasan-batasan artistik, dan meninggalkan warisan yang mendefinisikan seluruh genre musik. Dengan menelusuri riwayat hidup dan karya monumental mereka, kita dapat memahami bagaimana setiap individu menjadi pilar yang menopang dan memajukan seni musik.

Para Arsitek Fondasi: Komposer Era Barok

Johann Sebastian Bach: Sang Arsitek Musik dan Sang Pemersatu Tradisi

Johann Sebastian Bach (1685-1750) adalah sosok sentral dalam sejarah musik dan sering disebut sebagai “Arsitek Musik”. Ia lahir dalam keluarga musisi terkemuka di Jerman, dengan silsilah musikal yang dapat dilacak hingga kakek buyutnya, Veit Bach. Setelah kehilangan orang tuanya sebelum usia 10 tahun, ia diasuh oleh kakak tertuanya yang seorang organis, yang memberinya pelajaran keyboard pertamanya.

Perjalanan karier Bach dapat dibagi menjadi beberapa periode yang mencerminkan evolusi artistiknya. Masa awalnya di Arnstadt dan Mühlhausen membangun reputasinya sebagai virtuoso keyboard. Periode pertengahan di Weimar dan Cöthen menjadi masa transformatif di mana gayanya mengalami perubahan mendalam. Selama di Weimar (1708-1717), ia fokus pada musik organ. Setelah itu, ia menjadi Kapellmeister di istana Anhalt-Cöthen (1717-1723), di mana kreativitasnya terinspirasi oleh ansambel instrumental yang luar biasa. Selama periode ini, ia secara meyakinkan dipengaruhi oleh gaya dan bentuk baru dari komposer Italia seperti Antonio Vivaldi, mengadopsi struktur yang memungkinkan ia menciptakan bentuk musik yang lebih besar. Akhirnya, masa akhirnya di Leipzig (1723-1750) berfokus pada musik sakral dan paduan suara, di mana ia menyusun banyak kantata dan oratorio-style works seperti Magnificat dan Matthew Passion.4Karya-karya Bach mencerminkan penguasaan teknis dan kedalaman intelektualnya. Brandenburg Concertos adalah contoh ideal dari genre konserto Barok dan dianggap sebagai salah satu karya instrumental paling penting dari periodenya. Komposisi ini, yang diciptakan selama masa Bach di Cöthen, menunjukkan kemampuannya dalam menggabungkan teknik Italia yang ia pelajari dengan kejeniusan harmonisnya sendiri. Karya penting lainnya adalah The Well-Tempered Clavier, sebuah koleksi untuk keyboard yang menunjukkan penguasaan mutlak Bach terhadap sistem tonal dan kontrapung. Koleksi ini terdiri dari dua buku yang ditulis di dua periode berbeda, menunjukkan evolusi pemikirannya. Bach secara unik berhasil menyatukan pencapaian para pendahulunya dan membuka perspektif musik baru yang akan memengaruhi generasi di masa depan.

George Frideric Handel: Sang Maestro Panggung dan Kosmopolitan

George Frideric Handel (1685-1759), lahir pada tahun yang sama dengan Bach, menempuh jalur karier yang sangat berbeda, menjadi sosok kosmopolitan sejati. Ia menunjukkan bakat musik sejak usia dini di kampung halamannya di Halle, Jerman, meskipun ayahnya, seorang ahli bedah-tukang cukur, awalnya menentang karier musik.

Periode transformatif baginya adalah ketika ia pindah ke Italia pada 1706. Di sana, ia mengasah keterampilan dalam menulis opera dan kantata, berinteraksi dengan komposer-komposer terkemuka seperti Arcangelo Corelli, Alessandro Scarlatti, dan Antonio Vivaldi. Ia tiba di Italia sebagai komposer berbakat tetapi belum berpengalaman, dan meninggalkan negara itu sebagai seniman yang matang dan telah menguasai penulisan vokal dan mengembangkan gaya melodisnya sendiri. Ia kemudian pindah ke Inggris, di mana ia menemukan kesuksesan besar dengan opera-opera Italia dan akhirnya oratorio-nya, mendapatkan dukungan kerajaan dari Raja George I.

Handel dikenal karena ekspresi dramatis dan penguasaan penulisan paduan suaranya, terutama yang terlihat dalam oratorio dan opera-nya. Karyanya yang paling terkenal, Messiah, adalah sebuah oratorio monumental yang disusun hanya dalam 24 hari. Karya ini menampilkan paduan suara yang brilian dan kuat, termasuk bagian ikonik “Hallelujah”. Selain karya vokal, ia juga menciptakan musik instrumental yang bertahan hingga kini, seperti Water Music, sebuah koleksi musik orkestra yang ditulis untuk acara kerajaan di Sungai Thames.6 Handel memiliki kemampuan unik dalam memadukan pengaruh Jerman, Italia, Prancis, dan Inggris ke dalam musiknya, menjadikannya perwujudan sejati dari semangat kosmopolitan era Barok.

Sebuah perbandingan antara Bach dan Handel menunjukkan dua pendekatan artistik yang berbeda secara signifikan di era yang sama. Bach memilih untuk tetap di Jerman, memfokuskan energinya untuk menyempurnakan bentuk-bentuk tradisional seperti fuga dan kontrapung dengan kedalaman intelektual yang tak tertandingi. Jalur kariernya mencerminkan model “internal” yang mendefinisikan sebuah genre melalui sintesis dan penyempurnaan yang mendalam. Sebaliknya, Handel adalah seorang petualang artistik, secara aktif mencari dan mengadaptasi berbagai gaya Eropa untuk menciptakan karya-karya yang memiliki jangkauan dramatis yang lebih luas. Hal ini menjadikannya master ekspresi panggung. Kontras ini menjelaskan mengapa Bach sering dianggap sebagai arsitek agung harmoni, sementara Handel dikenal sebagai master penceritaan dramatis.

Jembatan Menuju Masa Depan: Komposer Era Klasik dan Romantik

Wolfgang Amadeus Mozart: Sang Anak Ajaib dan Pelipur Lara

Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) dianggap sebagai salah satu komposer terbesar dalam sejarah musik Barat. Ia adalah seorang anak ajaib sejati yang menunjukkan bakat musik luar biasa sejak usia sangat muda. Pada usia lima tahun, ia sudah bisa membaca dan menulis musik serta mulai menggubah komposisi pertamanya. Ayahnya, seorang pemain biola yang berbakat, membawanya dan saudara perempuannya, Nannerl, dalam tur keliling Eropa yang berlangsung selama tiga tahun, di mana mereka tampil di hadapan keluarga kerajaan di Paris dan London.

Kejeniusan Mozart yang paling menonjol adalah kemampuannya untuk menulis dan unggul dalam setiap genre musik yang ada pada masanya. Ia menulis lebih dari 600 karya, termasuk opera, simfoni, musik kamar, dan paduan suara. Beberapa karyanya yang paling terkenal adalah opera-opera seperti The Marriage of Figaro, Don Giovanni, dan The Magic Flute. Ia juga menyusun simfoni monumental seperti Symphony No. 41 yang dikenal sebagai Jupiter. Kontribusi utamanya bukan dalam merevolusi bentuk musik, melainkan dalam menyempurnakan bentuk-bentuk yang sudah ada, seperti simfoni dan sonata, mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi dengan melodi yang indah dan struktur yang sempurna. Kematiannya yang terlalu cepat pada usia 35 tahun meninggalkan proyek terakhirnya, Requiem, dalam keadaan belum selesai. Karya ini kemudian diselesaikan oleh muridnya, Franz Süssmayer.

Ludwig van Beethoven: Sang Pahlawan yang Terisolasi

Ludwig van Beethoven (1770-1827) adalah sosok transisi yang secara luas dianggap sebagai jembatan antara era Klasik dan Romantik. Lahir di Bonn, Jerman, ia dipaksa oleh ayahnya untuk menjadi “anak ajaib” seperti Mozart, sebuah tekanan yang ia benci seumur hidup. Perjalanan artistik Beethoven sering dibagi menjadi tiga periode utama yang masing-masing mencerminkan evolusi pribadinya.

Periode Awal (sekitar 1792-1800) dimulai saat ia pindah ke Wina. Di sana, ia dengan cepat membangun reputasi sebagai pianis virtuoso dan mengumpulkan dukungan dari kaum bangsawan. Karyanya pada masa ini, seperti Pathétique Sonata, masih sangat berakar pada gaya Klasik dari Haydn dan Mozart.

Periode Tengah, yang sering disebut Heroic Period (sekitar 1803-1812), dimulai saat ia memutuskan untuk mencari “cara baru” yang lebih ekspresif dan Romantik. Ini adalah periode paling produktifnya, di mana ia menciptakan mahakarya monumental seperti Symphony No. 3 (dijuluki Eroica), yang memiliki sifat “lebih besar dari kehidupan” dan menandai awal dari estetika Romantik.

Periode Akhir (sekitar 1815-1827) melihatnya menciptakan karya-karya terbesar dan paling kompleks. Periode ini terjadi setelah ia menjadi tuli sepenuhnya, sebuah penderitaan yang secara paradoks menjadi katalisator bagi inovasi artistik radikalnya. Kehilangan pendengarannya memaksa Beethoven untuk bergantung pada ingatan dan imajinasi musiknya. Ia tidak lagi dapat tampil di konser, namun hal ini membebaskannya untuk bereksperimen dengan bentuk dan harmoni yang tidak konvensional, yang hanya bisa ia “dengar” di dalam kepalanya. Karya-karya dari periode ini, seperti Missa Solemnis dan Symphony No. 9 (Choral), mencerminkan perjuangan pribadinya dan kedalaman emosi yang luar biasa. Kisah pribadinya, termasuk perselisihan yang menyakitkan atas hak asuh keponakannya, Karl, secara langsung memengaruhi intensitas dan kedalaman karya-karyanya.

Pyotr Ilyich Tchaikovsky: Sang Maestro Melodi dan Balet yang Gelisah

Pyotr Ilyich Tchaikovsky (1840-1893) adalah salah satu komposer Rusia paling terkenal, yang musiknya dikenal karena melodinya yang tulus dan kemampuan orkestrasinya yang penuh warna. Awalnya, ia dididik untuk menjadi seorang pengacara, tetapi bakatnya yang luar biasa menariknya ke dunia musik. Tchaikovsky menghadapi pergulatan pribadi yang mendalam, termasuk depresi dan kecenderungan untuk bunuh diri, yang secara gamblang tercermin dalam musiknya yang melankolis dan sangat emosional.

Kontribusi Tchaikovsky yang paling signifikan adalah revolusi yang ia bawa ke musik balet. Berbeda dengan komposer sebelumnya yang hanya menciptakan musik sebagai latar belakang untuk tarian, Tchaikovsky memberikan musik baletnya elemen “simfonis” dan “naratif” yang kaya. Karya-karyanya yang paling ikonik adalah balet-baletnya:

Swan Lake, The Sleeping Beauty, dan The Nutcracker. Dalam Swan Lake, ia menggunakan pendekatan tonal yang baru, di mana setiap karakter utama memiliki key atau nada dasar sendiri yang saling terkait dalam pengembangan karya secara keseluruhan. Simfoninya juga merupakan puncak ekspresi pribadinya.

Symphony No. 6 (Pathétique), yang ia sebut sebagai “karya terbaik yang pernah saya gubah atau akan gubah,” secara luas diinterpretasikan sebagai ekspresi mendalam dari pergulatan dan keputusasaan eksistensialnya, dengan finalenya yang memudar menjadi keheningan. Kepekaannya terhadap emosi dan kemampuannya untuk mengkomunikasikan “kesepian, kerinduan, dan kegelisahan eksistensial” menjadikan karyanya abadi dan universal.

Inovasi dan Konfrontasi: Komposer Era Modern

Igor Stravinsky: Sang Pelopor Revolusi Ritme

Igor Stravinsky (1882-1971) secara luas dianggap sebagai salah satu komposer paling berpengaruh di era modern setelah Perang Dunia I. Lahir di Rusia, ia awalnya belajar hukum tetapi kemudian beralih sepenuhnya ke musik setelah sukses besar dengan balet-baletnya. Karier Stravinsky ditandai oleh transformasi gaya yang ekstrem, yang sering dibagi menjadi tiga periode.

Fase Rusianya (sekitar 1909-1918) ditandai oleh balet-balet revolusioner yang ia ciptakan untuk impresario Sergei Diaghilev. Karya-karya seperti The Firebird, Petrushka, dan yang paling terkenal, The Rite of Spring, menggabungkan musik rakyat Rusia dengan ritme dan harmoni yang inovatif dan agresif. Pemutaran perdana The Rite of Spring pada tahun 1913 menyebabkan kerusuhan di antara penonton yang memperdebatkan musik tersebut sampai “menenggelamkan orkestra”. Peristiwa ini menjadi titik balik penting yang mendefinisikan musik modern.

Stravinsky kemudian beralih ke Fase Neoklasik (1920-an hingga 1950-an). Sebagai seorang oportunis artistik, ia “mengadaptasi tradisi dan gaya yang berbeda” dari masa lalu, termasuk musik dari Tchaikovsky, Verdi, dan bahkan ragtime serta jazz. Pendekatannya adalah menggunakan model-model ini sebagai dasar untuk menciptakan sesuatu yang baru, sehingga musiknya tetap terdengar seperti Stravinsky, terlepas dari sumbernya. Terakhir, di Fase Serial (1950-an), ia menunjukkan fleksibilitas artistiknya dengan mengadopsi metode serial yang dikembangkan oleh Arnold Schoenberg dan Anton Webern. Kemampuannya untuk terus berinovasi dan beradaptasi membuat musiknya “tetap vital, segar, dan bahkan populer,” menjadikannya pilar musik abad ke-20.

Dimitri Shostakovich: Musik dalam Bayang-Bayang Politik

Dimitri Shostakovich (1906-1975) adalah salah satu komposer simfoni terhebat di abad ke-20 dan karyanya menjadi cerminan dari ketegangan antara ekspresi artistik pribadi dan tuntutan politik. Ia tumbuh di Rusia pasca-Revolusi dan menunjukkan bakat musik yang luar biasa sejak usia dini. Namun, sepanjang hidupnya, ia dipaksa untuk beroperasi di bawah rezim Soviet di bawah Joseph Stalin, yang menuntut semua karya seni harus mematuhi doktrin “Realisme Sosialis”. Doktrin ini mengharuskan musik menjadi “optimis, mencerminkan kehidupan proletariat, dan mendukung negara”. Sebaliknya, “Formalisme”, sebuah istilah yang digunakan untuk mengkritik seni yang abstrak atau tidak sejalan dengan doktrin partai, dicap sebagai “anti-rakyat”.

Perjuangan Shostakovich dengan rezim mencapai puncaknya pada tahun 1936. Setelah opera-nya, Lady Macbeth of the Mtsensk District, dipuji di seluruh dunia, surat kabar resmi pemerintah, Pravda, menerbitkan sebuah editorial yang sangat pedas berjudul Muddle Instead of Music. Artikel yang hampir pasti disetujui oleh Stalin ini mengkritik opera tersebut sebagai “kacau,” “vulgar,” dan “formalisme,” dan menjadi peringatan yang mengubah karier Shostakovich.

Sebagai tanggapan, Shostakovich menarik kembali karyanya yang lain dan menggubah Symphony No. 5 pada tahun 1937, yang ia beri judul “Respons Seorang Seniman Soviet terhadap Kritik yang Adil”. Karya ini adalah contoh utama dari apa yang kemudian disebut “musik dialogis” yang memiliki makna ganda. Di permukaan, simfoni ini menampilkan melodi heroik dan nada optimis yang memenuhi tuntutan rezim. Namun, bagi penonton yang akrab dengan situasi Shostakovich, ada subteks “keputusasaan kritis” yang disampaikan melalui melodi yang terdistorsi dan struktur yang ambivalen. Kemampuannya untuk menyematkan perlawanan artistik yang halus ke dalam karyanya yang diakui secara resmi menjadikan kisah Shostakovich sebagai studi kasus yang kuat tentang hubungan antara seni dan kekuasaan.

Analisis Lintas Era dan Warisan Abadi

Dengan meninjau kembali komposer-komposer monumental ini, terlihat bagaimana setiap era membangun di atas fondasi yang diletakkan oleh era sebelumnya, dan bagaimana riwayat hidup individu membentuk lintasan artistik yang unik. Evolusi ini dapat dilihat dengan jelas melalui perbandingan karakteristik utama dari setiap komposer.

Komposer Periode Tanggal Lahir/Meninggal Negara Asal Genre Utama Karya Kunci Konteks Personal/Politik
Johann Sebastian Bach Barok 1685-1750 Jerman Vokal Suci, Instrumental Brandenburg Concertos, The Well-Tempered Clavier Tinggal di Jerman, fokus pada penguasaan tradisi.
George Frideric Handel Barok 1685-1759 Jerman/Inggris Opera, Oratorio Messiah, Water Music Petualang karier, menyerap gaya Italia dan Inggris.
Wolfgang Amadeus Mozart Klasik 1756-1791 Austria Opera, Simfoni, Piano, Kamar Don Giovanni, Jupiter Symphony, Requiem Anak ajaib yang menyempurnakan bentuk-bentuk Klasik.
Ludwig van Beethoven Klasik/Romantik 1770-1827 Jerman Simfoni, Piano Sonata Symphony No. 5, Symphony No. 9, Für Elise Ketulian menjadi katalisator bagi inovasi artistik.
Pyotr Ilyich Tchaikovsky Romantik 1840-1893 Rusia Balet, Simfoni Swan Lake, The Nutcracker, Symphony No. 6 Pergolakan pribadi yang mendalam tercermin dalam musiknya.
Igor Stravinsky Modern 1882-1971 Rusia/AS Balet, Simfoni The Rite of Spring, The Firebird Inovasi ritme dan transformasi gaya yang ekstrem.
Dimitri Shostakovich Modern 1906-1975 Rusia Simfoni, Kuartet Senar Symphony No. 5, Lady Macbeth of the Mtsensk District Berjuang di bawah tuntutan rezim totaliter.

Tabel ini menunjukkan bagaimana setiap komposer dibangun di atas warisan pendahulunya dan memengaruhi generasi berikutnya. Bach dan Handel meletakkan fondasi harmonis dan orkestra untuk era-era selanjutnya. Sementara Bach mendefinisikan sebuah genre melalui kedalaman dan sintesis, Handel mendefinisikannya melalui adaptasi dan jangkauan dramatis. Mozart kemudian menyempurnakan bentuk-bentuk Klasik, yang kemudian secara sengaja dihancurkan dan diperluas oleh Beethoven, sehingga membuka jalan bagi Romantisisme. Experimentasi ritmis Stravinsky dan perjuangan politik Shostakovich kemudian mendefinisikan musik abad ke-20, di mana komposer tidak lagi hanya berfungsi sebagai pelayan gereja atau istana, tetapi sebagai peramal sosial dan pembangkang artistik.

Kesimpulan: Warisan Abadi dan Relevansi di Masa Kini

Pada akhirnya, para komposer ini adalah lebih dari sekadar pencipta melodi. Mereka adalah cerminan dari zaman mereka, dan karya-karya mereka adalah dokumen historis dari pencarian manusia akan keindahan, struktur, ekspresi, dan makna, sering kali dalam menghadapi kesulitan pribadi dan sosial yang luar biasa. Pemahaman akan riwayat hidup mereka yang kompleks, dari masa-masa awal sebagai anak ajaib hingga perjuangan pribadi melawan penyakit atau rezim politik, adalah kunci untuk mengapresiasi kedalaman dan signifikansi abadi dari karya-karya monumental mereka. Karya-karya ini terus berbicara kepada kita, melampaui waktu dan budaya, membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal dari kondisi manusia.

 

Daftar Pustaka :

  1. Johann Sebastian Bach | Biography, Music, Death, & Facts | Britannica, diakses September 16, 2025, https://www.britannica.com/biography/Johann-Sebastian-Bach
  2. Johann Sebastian Bach (1685–1750): Biography, Music + More | CMS, diakses September 16, 2025, https://www.chambermusicsociety.org/about-the-music/composers/johann-sebastian-bach/
  3. The Life of George Frideric Handel: Operas & Music | ENO, diakses September 16, 2025, https://www.eno.org/people/george-frideric-handel/
  4. Wolfgang Amadeus Mozart | Biography, Music, The Magic Flute …, diakses September 16, 2025, https://www.britannica.com/biography/Wolfgang-Amadeus-Mozart
  5. Mozart Biography – Opera Philadelphia, diakses September 16, 2025, https://www.operaphila.org/whats-on/on-stage-2016-2017/figaro/composer/
  6. Tiga Komposer Musik Klasik yang Perlu Anda Ketahui – Indonesiana.id, diakses September 16, 2025, https://www.indonesiana.id/read/160524/tiga-komposer-musik-klasik-yang-perlu-anda-ketahui
  7. Beethoven: Background, diakses September 16, 2025, https://www.its.caltech.edu/~tan/BeethovenMissaSolemnis/background_on_beethoven.html
  8. Ludwig van Beethoven, Komposer Musik Legendaris Dunia | kumparan.com, diakses September 16, 2025, https://m.kumparan.com/potongan-nostalgia/ludwig-van-beethoven-komposer-musik-legendaris-dunia-1uzLdr9qUgz
  9. Ludwig van Beethoven – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses September 16, 2025, https://id.wikipedia.org/wiki/Ludwig_van_Beethoven
  10. Ludwig van Beethoven – World History Encyclopedia, diakses September 16, 2025, https://www.worldhistory.org/Ludwig_van_Beethoven/
  11. Bagaimana Beethoven Bisa Mencipta Musik meski Tuli? – KOMPAS.com, diakses September 16, 2025, https://www.kompas.com/sains/read/2023/05/18/080000023/bagaimana-beethoven-bisa-mencipta-musik-meski-tuli-?page=all
  12. Pathétique Symphony | Tchaikovsky’s Masterpiece | Britannica, diakses September 16, 2025, https://www.britannica.com/topic/Pathetique
  13. Pyotr Ilyich Tchaikovsky | Atlanta Symphony Orchestra, diakses September 16, 2025, https://www.aso.org/artists/detail/pyotr-ilyich-tchaikovsky
  14. Pyotr Ilyich Tchaikovsky – The Kennedy Center, diakses September 16, 2025, https://www.kennedy-center.org/education/resources-for-educators/classroom-resources/media-and-interactives/artists/tchaikovsky-pyotr-ilyich/
  15. The music of Swan Lake | Nationale Opera & Ballet, diakses September 16, 2025, https://www.operaballet.nl/en/articles/music-swan-lake
  16. Everything you need to know about Swan Lake in-the-round – English National Ballet, diakses September 16, 2025, https://www.ballet.org.uk/blog-detail/everything-you-need-to-know-about-swan-lake-in-the-round/
  17. Igor Stravinsky (1882–1971): Biography, Music + More | CMS …, diakses September 16, 2025, https://www.chambermusicsociety.org/about-the-music/composers/igor-stravinsky/
  18. Igor Stravinsky – Dallas Symphony Orchestra, diakses September 16, 2025, https://www.dallassymphony.org/community-education/dso-kids/listen-watch/composers/igor-stravinsky/
  19. Dmitri Shostakovich – The Kennedy Center, diakses September 16, 2025, https://www.kennedy-center.org/education/resources-for-educators/classroom-resources/media-and-interactives/artists/shostakovich-dmitri/
  20. Biographie – Dimitri Chostakovitch – IRCAM, diakses September 16, 2025, https://brahms.ircam.fr/en/dimitri-chostakovitch
  21. _that_composers_such_as/
  22. Stalin Restricts Soviet Composers | Research Starters – EBSCO, diakses September 16, 2025, https://www.ebsco.com/research-starters/music/stalin-restricts-soviet-composers
  23. 10.7: Dmitri Shostakovich – Symphony No. 5 – Humanities LibreTexts, diakses September 16, 2025, https://human.libretexts.org/Bookshelves/Music/Ethnomusicology/Resonances_-_Engaging_Music_in_its_Cultural_Context_(Morgan-Ellis_Ed.)/04%3A_Music_for_Political_Expression/10%3A_Support_and_Protest/10.07%3A_Dmitri_Shostakovich_-_Symphony_No._5
  24. Lady Macbeth of Mtsensk and the muddle surrounding Shostakovich’s opera – The Guardian, diakses September 16, 2025, https://www.theguardian.com/music/2015/sep/25/lady-macbeth-of-mtsensk-dmitri-shostakovich-opera-english-national
  25. Shostakovich’s Symphony No. 5: Keeping Score | PBS, diakses September 16, 2025, https://www.pbs.org/keepingscore/shostakovich-symphony-5.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

57 − = 50
Powered by MathCaptcha